1. Mon Erreur. Ichiji

1.3K 96 116
                                    

So, ini fanfic aku yang entah ke berapa. Dan aku memulai dengan one piece x reader yang aku janjikan^^
Aku peringatin sekali lagi, ini bukan bacaan untuk anak kecil. Tapi bagi kalian yang keras kepala, jangan salahkan aku:D

Sekian cupika cupikinya, selamat membaca gais^^

Sekian cupika cupikinya, selamat membaca gais^^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Disclaimer : Eiichiro Oda
Penulis : Kukicas
.
.
.

Ini awal yang bagus untuk memulai kisah selanjutnya. Dengan polesan bedak tipis dan semprotan parfum aroma vanila, aku tersenyum gembira.

Terpatut pantulan cermin, diriku merias wajah senatural mungkin. Rambut terkepang longgar menambah kesan simpel.

Jika kalian bertanya mengapa aku berias separah ini? Itu dikarenakan dia yang membuatku mengenal apa artinya cinta. Dia yang membuka sebuah cafe mungil terletak tak jauh dari kantorku.

Pekerjaanku sudah sepenuhnya berakhir. Mematut diri sekali lagi di depan cermin, aku berharap tatanan rambutku tak akan rusak saat menemuinya. Setidaknya aku harus terlihat cantik dan modis.

Puas memandangi wajahku, aku keluar dari toilet perempuan dengan buru-buru. Di pergelangan tanganku, melingkar jam tangan mungil yang menunjukkan pukul lima sore. Sebentar lagi toko miliknya akan mulai rame, aku harus bergegas.

***

Di dalam bus sekali pun tak bisa membuat perasaan menggebu-gebu hilang dari pikiranku. Aku memandang jendela di sebelahku dengan perasaan malu. Berusaha keras meyakini tindakanku kelak itu adalah salah.

Aku tak ingin ditolak. Aku takut.

Pipiku tertampar halus dengan kedua telapak tanganku. Aku memencet bel tak jauh dari penglihatanku, menunggu bus ini memberhentikan lajunya.

Cafe miliknya itu berada di dalam deretan jalan mungil. Perlu waktu lima menit bagiku untuk berjalan kaki hingga sampai di tempat yang menyejukkan hatiku.

Memandangi bangunan berdominan merah menantang itu, aku menarik napas panjang sesaat. Upayaku itu berhasil untuk menetralisirkan degupan tak karuan bersumber dari dada kiriku.

Aku membuka pintu dengan perlahan, menelisik tiap celah yang tergambar di dalam sana. Sepi seperti yang kuduga. Belum ada tambahan pengunjung. Hanya aku dan dia sang bartender.

Ia menyapaku dengan senyuman manisnya, "Selamat datang, Mademoiselle. Apa kau akan memesan Madeleine dan secangkir coklat hangat seperti biasa?"

Oh, dia bahkan mengingatku dan apa yang biasa kupesan. Kupikir dia akan melupakanku, karena aku bukanlah satu-satunya pengunjung setia di cafe ini.

Aku menggeleng pelan dan tertawa, "Aku ingin Eclair dan secangkir kopi saja, Bartender-san."

Filenáda | One Piece x ReaderWhere stories live. Discover now