13.

405 86 4
                                    

Rumah Hye-jung

Keesokan harinya pada malam hari, Hye-jung mengetuk pintu ruang kerja appanya. "Masuk." Perintah appanya.

"Appa."

"Wae, Hyejung-a? Kau butuh sesuatu?" Tanya appanya sambil fokus dengan laptop didepannya.

"Appa, tentang sekolah..."

"Appa sudah bilang, SMA JYH adalah sekolah terbaik. Jadi jangan merengek minta pindah lagi, arraseo?" Appa Hye-jung masih fokus dengan laptop.

"Eoh. Aku tidak akan meminta pindah, appa. Aku akan bertahan dan melakukan apa yang aku inginkan mulai sekarang." Ucap Hye-jung yakin.

"Bagus. Belajarlah yang rajin." Hye-jung keluar dan masuk kamar dan membuka laptop.

"Aku tidak akan kalah lagi."

SMA JYH

Jong-hyun dengan santai berjalan menuju ruang guru. Setiap siswa memberikan salam dan dibalas pula oleh Jong-hyun dengan ramah. "Mau sampai kapan anda memakai topeng seperti itu, Sansenim?" Tanya salah satu siswa yang sudah menunggunya di koridor sekolah.

"Hyejung-a, apa maksudmu? Kau tidak masuk ke kelas untuk belajar?"

"Ikuti saya, Sansenim. Ada hal yang ingin saya bicarakan." Hye-jung melangkah menuju atap dan diikuti oleh Jong-hyun.

Saat sampai di atap, Hye-jung berhenti. "Sebenarnya apa yang ingin kau lakukan, Hyejung-a?" Suara yang awalnya hangat kini menjadi dingin dan begitu kejam.

"Lalu bagaimana dengan Yong-hwa? Apa dia juga tidur?"

"Dia bahkan tidak bisa berbaring. Setiap kali tidur dia diatas kursinya setiap malam. Dan saat aku datang dia sudah membuka matanya. Itu menyebalkan. Apa aku harus tetap menggodanya?"

"Untuk menguasai harta keluarga Jung, kau harus mencari batu pijakan yang baru, Hyun-a. Untuk menjadikannya domba hitam, kau harus segera membuatnya tidur denganmu."

"Aku lelah, Jonghyun-a. Dia begitu tidak peduli padaku."

"Seohyun ku sayang, kau pasti bisa. Seperti saat menggoda pak tua Jung. Pasti dia akan goyah dengan kecantikan dan..."

"Dan?"

"Semua yang ada padamu adalah sempurna, sayang."

"Hanya kau yang memahami ku. Saranghae."

"Aku juga. Ayo kita pergi, sebelum keamanan melihat kita."

Jong-hyun terbelalak mendengar rekaman yang baru saja di putar oleh Hye-jung. "Kau... Bagaimana kau bisa mendapatkan itu?"

"Menurut Sansenim, apa yang akan terjadi jika rekaman ini saya putar di pengumuman sekolah?" Hye-jung dengan santai memainkan ponsel di tangannya.

"Kau mencoba mengancamku?"

"Nde. Saya bukan mencoba tapi benar-benar mengancam."

"Apa yang kau inginkan?"

"Jangan ganggu Shin-hwa."

"Hanya itu? Mudah sekali." Jong-hyun menyeringai. "Sekarang berikan itu padaku. Aku berjanji tidak akan menyentuh Shin-hwa dan menjadikannya siswa terbaik di sekolah."

"Sansenim pikir saya akan percaya? Sansenim tidak akan bisa mnyentuh ponsel ini. Jadi jangan berharap sansenim juga bisa menyentuh Shin-hwa. Selama Shin-hwa baik-baik saja, rekaman ini juga akan baik-baik saja. Namun jika terjadi sesuatu pada Shin-hwa, bersiap-siap anda menerima hukuman dari..." Hye-jung menatap lekat Jong-hyun.

The Killer MotherTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon