19. Pertunangan

8.9K 560 47
                                    

This is story about 'K & A'

|Happy Reading|

Kayra mulai penasaran dengan apa yang terjadi di luar kamarnya. Suara ricuh dan teriakan anak-anak dari luar masuk ke dalam pendengaran gadis itu, membuatnya semakin gatal ingin keluar.

Entah kenapa, tiba-tiba saja Fira melarangnya keluar kamar sebelum adanya instruksi. Awalnya Kayra memprotes, namun berkat sogokan makanan dan minuman matcha yang di bawa Fira, Kayra mendadak menjadi penurut.

Kayra mengunyah kit kat matcha nya, seraya memainkan ponsel untuk mengisi kegabutannya. Sudah hampir 2 jam ia terkurung di dalam kamar. Dari ia pulang kerja jam 10, sampai sekarang jam 12 lebih.

Gadis itu berguling guling di atas kasur, mulai merasa kebosanan.

"Gabut banget sumpah" gumam Kayra. Meskipun ia sudah tau nanti akan ada acara di rumahnya, Kayra sama sekali belum bersiap siap. Gadis itu masih memakai kaus oblong dengan celana training yang sering kali ia pakai di rumah.

Sampai pintu kamar Kayra terbuka, menampakkan sosok Fira dengan mata melebar.

"Astagfirullah Kayra! Kenapa belum siap-siap!?" Fira menatap putrinya tak percaya sambil berkacak pinggang. Kayra menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Lah, mama gak nyuruh sih" benar kan? Fira hanya menyuruh gadis itu tetap di kamar, bukan menyuruhnya untuk bersiap.

Fira menepuk dahinya cukup keras. "Terlalu lugu kamu Kay. Cepetan mandi sana!"
"Ngapain mandi sih? Ribet" tolak Kayra. Untuk apa mandi di siang bolong seperti ini.

Fira berdecak malas "Gak usah ngeyel. Cepetan" wanita itu akhirnya mendorong punggung Kayra, mengarahkannya ke kamar mandi.

Mau tidak mau, Kayra harus mandi, lagi.

--

Sedari tadi Kayra menggerutu tidak jelas, karena disuruh untuk memakai rok kebaya. Pasalnya ia menjadi tidak bebas. Pergerakannya terbatas. Jika terlalu banyak ulah, sobeklah sudah.

"Kenapa harus di make up kek begini sih? Padahal sukanya yang natural" protes Kayra, saat wajah gadis itu di poles oleh wanita yang dibawa Fira. Wanita itu-Tia, tersenyum simpul mendengar protes an dan gerutuan Kayra.

"Kan ini acara spesial. Make up nya harus spesial juga dong" ujar Bu Tia. Kayra mendengus pelan, "Aku aja gak tau ini acara apa" gumamnya.

Alis Bu Tia saling bertautan, "Loh? Dek Kay gak tau? Padahal acaranya udah di siapin dari seminggu yang lalu loh" ujar Bu Tia seraya memberikan liptint berwarna merah muda.

Mendengar itu mata Kayra melebar, "Hah? Dari seminggu yang lalu?" tanya gadis itu, menoleh ke arah Bu Tia. Bu Tia mengangguk, "Iya, Ibu aja udah di booking sama mama kamu dari seminggu yang lalu kok"

Kayra sungguh tidak tau. Ia menghela napasnya panjang, lantas menyenderkan punggungnya di kursi. "Kayaknya gue doang yang gak tau" gumamnya.

"Nah, udah selesai" Bu Tia memegang kedua bahu Kayra dari belakang, "Jadi makin cantik deh" puji Bu Tia.

Kayra menatap dirinya pada pantulan cermin. Benar saja. Ia merasa jauh lebih cantik dari biasanya. Make up yang di poles Bu Tia itu natural, namun terlihat berkelas dan elegan.

Bu Tia merapikan kotak make up nya. "Pesan mama kamu, jangan keluar sebelum mama kamu datang. Oke?" ujar Bu Tia sebelum keluar dari kamar Kayra.

Kayra mengangguk, "Iya Bu. Makasih ya"

"Iya" Bu Tia keluar dari kamar Kayra, meninggalkan gadis itu sendirian dengan berbagai pertanyaan di benaknya.

--

My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang