6± Drama

958 66 24
                                    

Lo selalu berdrama, kenapa lo ga jadi aktris aja!

-Launa Marsyaleo-


Prang!

Gelas cantik tersebut telah hancur berkeping-keping dilantai membuat suara nyaring itu terdengar ke penjuru rumah. Marsya segera menuju kearah dapur, dia menatap Launa dengan benci dan beralih pada Laura seakan meminta penjelasan.

Laura kemudian angkat bicara, hingga akhirnya Launa berangkat sendiri.

Launa berdecak kesal, Baru aja mau ngerasain diantar Mama.

Dia membereskan serpihan terlebih dahulu, melihat Marsya telah menjauh Bibi langsung meminta Launa berangkat agar tak terlambat.

“Makasih Bi.”

Launa sedikit berlari menuju jalanan kota, hingga ia menaiki bus umum tersebut. Ramai, desak, sudah biasa ia alami demi menghemat ongkos.

Daripada naik angkot dua kali, mending naik bus.

Selang beberapa menit, Launa telah berada disebrang jalan. Terlihat dengan megah sebuah bangunan dengan pintu masuk tertera
‘SMA BINTANG ERLANGGA’

“Ok.”

Launa melirik kanan-kiri sejenak, lalu melangkah menuju gerbang sekolah. Banyak anak mulai berhamburan masuk, kendaraan juga dengan tertibnya tersusun rapi diparkiran. Senyuman Launa seketika kandas, melihat Laura bersama Marsya sedang berbincang dengan beberapa rekan bisnis dan Guru.

Jeng, bukannya itu Launa? Dia sekolah disini?”

“Iya.” jawab Marsya cuek.

“Wah, jadi anak Ibu kembar?” tanya Guru tersebut.

“Ya begitulah.” Marsya melirik Launa dengan malas, “Launa, kemari Nak.”

Ga salah? Launa menunjuk dirinya dan dibalas anggukan dari Marsya, dia lalu mendekat dan berdiri tepat disebelah Laura.

“Nih, Mama lupa kasih uang jajan.”

What? Mama kasih Launa uang jajan? Laura menaikkan sebelah alisnya yang sangat dimengerti oleh Marsya. Dia lalu memberi kode, hingga Laura tak buka suara.

“Serius Ma?” tanya Launa menerima uang tersebut.

“Iya Sayang.” jawabnya dengan senyum yang bisa dilihat, sangat terpaksa.

“Makasih Ma.”

Launa segera melenggang pergi setelah berpamitan, suara bel masuk juga berbunyi dengan nyaring membuat Laura langsung mengecup Marsya dan menuju Launa.

Alhamdulillah, Launa memasukkan uang kedalam saku bajunya, sedikit menarik tas yang ia gantungkan begitu saja dipundak kiri. Langkahnya tiba-tiba terhenti dengan suara seseorang dibelakangnya.

“Lo mau ngapain?” tanya Launa.

“Balikin uangnya!” pinta Laura.

“Mama kasih buat gue.”

“Lo tau kan? Kalau Mama cuman akting, jadi balikin uangnya. Itu buat gue!”

“Ga.”

Laura langsung memeriksa saku Launa hingga dua lembaran berwarna biru berada ditangannya. Launa tak tinggal diam, hingga terjadi rebut-rebutan disana sampai mereka berada di lapangan basket.

Gue punya ide!

Laura memegang tangan Launa bertingkah seperti telah didorong hingga terjatuh di lapangan tersebut. Jangan lupakan, teriakan histeris yang ia buat-buat semata untuk menarik perhatian khalayak ramai.

Kembar Beda Perlakuan [COMPLETED] Where stories live. Discover now