Halaman penginapan

3.7K 220 26
                                    

Tepat pukul 1 malam lisa keluar dari kamar nya. Malam ini adalah malam kedua ia bersama yang lain nya tengah berlibur. Mereka memilih menyewa penginapan dibanding dengan hotel, pikir mereka itu lebih bebas.
Satu bangunan yang cukup besar itu pas ditinggali oleh semua orang yang tengah berlibur itu.

Entah kenapa malam ini lisa tidak bisa tidur terasa sesak sekali dalam dadanya. Jadi ia memilih keluar dari penginapan, niat nya ingin mencari angin segar namun mata nya melihat seorang laki-laki dengan hoodie hitam yang menutupi kepalanya, tengah mendongak menatap langit malam. Malam itu langit ramai sekali, penuh bintang-bintang dan bulan yang menemani lelaki itu.

Malam ini semua nya terlihat lelah dan tidak ada orang dipenginapan itu selain lisa dan lelaki itu. Semua orang memilih untuk tidur karena lelah seharian main dipantai. Biasanya para oppa nya sedang berkumpul seperti malam kemarin, namun sekarang tidak.

Lisa melanjutkan langkahnya mengahampiri laki-laki itu dan ikut duduk dibangku panjang didepan penginapan itu. Pikir lisa benar laki-laki itu tengah melamun, lisa yang duduk disamping nya pun tak membuat laki-laki itu tersadar dari lamunannya. Sampai lisa menjatuhkan kepala nya pada pundak laki-laki itu baru menoleh dan menatap lisa penuh tanya.

Lisa hanya tersenyum dengan manis membalas tatapannya. Ia hanya mendengus melihat lisa yang tersenyum manis, padahal jika pria lain mungkin akan langsung jatuh cinta.

"Anak kecil kenapa belum tidur jam segini, malah keliaran gak baik tau?" Tanya nya dengan malas.

Lisa hanya tersenyum dan menjawab dengan nada mengejek nya tanpa merubah posisinya. Malah menyaman kan posisinya. Membuat sang laki-laki sedikit merendahkan duduk nya agar lisa merasa nyaman.

"Oppa juga udah tua ngapain jam segini diluar gak baik tau buat kesehatan."

Yang dipanggil oppa hanya mendengus namun sedetik kemudian ia terkekeh membuat lisa tersenyum semakin lebar.

"Gomawo, kau baru saja membuat ku mengalihkan dari pikiran buruk lisa-ya." Seraya mengelus rambut lisa dengan lembut. Membuat lisa terlihat ingin tidur.

"Emang oppa lagi mikirin apa? Aku penasaran dalam kepala tua ini apa aja yang dipikirin." Tunjuk nya pada kepala yang tertutup tudung hoodie nya. Membuat sang laki-laki mendengus.

"Memikirkan jalan hidupku." Jawabnya singkat.

"Kupikir disana isinya hanya lirik lagu dan teman-teman nya musik saja." Lisa terkekeh mendengar oppa nya itu terus mendengus. Membuat lisa mengangkat kepalanya dan menatap intens lawan bicaranya.

"Kau pikir aku tidak punya kehidupan lain selain musik."

"Gak usah sewot kali oppa." Kekeh lisa.

"Kau tahu membuat lagu lebih mudah dibandingkan dengan masalah perasaan."

Tiba-tiba laki-laki itu menanyakan sesuatu yang membuat lisa mengangguk setuju. Meski pada nyatanya lisa tidak bisa sehebat itu membuat lagu.

"Taudeh penulis lagu mah beda." Ledek lisa. Bukan nya serius lisa malah menanggapi nya dengan candaan membuat laki-laki itu lagi-lagi mendengus membuat lisa tertawa.

"Gak usah ketawa!" Kesalnya.

"Jangan terlalu dibawa pusing oppa. Perasaan itu harus dijalani bukan dipikirkan. Yang ada oppa stres nanti nya."

Lisa sendiri selalu saja memikirkan perasaannya, bahkan ia selalu memikirkan semuanya. Yang pada akhirnya membuat ia sesak sendiri. Memang pada nyatanya mengatakan lebih mudah dibanding dengan mempraktikan nya.

"Apa oppa sudah tahu?" Tanya lisa saat melihat sang oppa ingin mengucapkan sesuatu. Membuat yang ditanya mengangguk lemah dan menjawabnya dengan helaan nafas yang berat.

Imagine Off BLACKPINK Where stories live. Discover now