Lembar keduapuluh enam

6.4K 986 483
                                    


Hati-hati, banyak ranjaunya ❤

- ▫️▫️▫️▫️▫️ -


"Apa Presdir yakin tidak ingin pulang?"

Namjoon tersentak dari lamunannya saat suara Anna membuyarkan keterdiamannya. Namjoon lalu menoleh, menatap Anna yang masih bertahan di kantor untuk menemani meskipun malam sudah semakin larut.

Namjoon memalingkan kepalanya, menatap potret dirinya dan kedua putranya yang ia pajang di meja kerjanya. Netranya menatap sendu potret beku tersebut, getir kembali merambat di dadanya.

"Aku tidak sanggup bertemu Jimin dan Taehyung setelah apa yang terjadi tadi pagi, Anna." Namjoon berujar lirih, namun masih cukup mampu di tangkap jelas oleh Anna. "Aku merasa bersalah sekali setelah berbuat kasar pada mereka."

"Kalau Presdir tidak pulang, bagaimana Presdir bisa meminta maaf pada mereka. Mereka akan menganggap Presdir tidak peduli lagi pada mereka," tutur Anna yang berusaha memberi pengertian pada Presdir sekaligus sahabatnya itu.

"Aku tidak bisa. Aku—"

"Berhenti bersikap kekanakan Namjoon. Kau bukan lagi Kim Namjoon yang dulu. Kau punya dua anak yang harus kau urusi ketimbang rasa bersalahmu itu." Anna akhirnya jengah juga akan sikap Namjoon, kali ini ia tidak lagi berperan sebagai sekretaris, tapi sahabat Namjoon.

"Kalau kau sibuk dengan rasa bersalahmu di sini, pikirkan perasaan Jimin yang kau buat  kacau, pikirkan kondisinya. Dan pikirkan Taehyung yang malah lebih dewasa dari pada dirimu," Anna melanjutkan.

Namjoon mendesah lemas, pikirannya kacau sedari tadi. Seharian ini ia memang menyibukkan dirinya di kantor, Kalau biasanya ia akan pulang sebentar atau sekedar menelfon rumah, kali ini Namjoon benar-benar tidak menghubungi kedua putranya sama sekali.

Rasa bersalah Namjoon semakin besar rasanya. Anna benar, menghindar dari Jimin dan Taehyung tidak akan mengurangi rasa bersalahnya, malah semakin besar sebab mengabaikan mereka. Dia sama sekali tidak mengetahui keadaan Jimin dan Taehyung seharian ini.

"Kau benar, Anna. Aku bodoh sekali."

"Memang sejak kapan kau pintar, " sarkas Anna.

Namjoon lalu bangkit tergesa, meraih tas kerjanya dan ponselnya di atas meja, menatap sebentar potret keluarga kecilnya, lalu bersiap pulang.

"Aku antar kau pulang dulu, sudah terlalu larut sekarang," ucap Namjoon pada Anna setelah meraih mantelnya.

Anna menggeleng kecil, "Tidak perlu. Aku membawa mobil. Lebih baik segera pulang dan minta maaf pada Jimin dan Taehyung."

"Tapi—"

Drrrrttt

Ucapan Namjoon terpotong oleh getar ponsel di sakunya. Namjoon meminta Anna menunggu sebentar, lalu meraih ponselnya. Netranya mengernyit melihat nama Seokjin tertera di layar ponselnya.

Namjoon mengangkat panggilannya, mendekatkan ponselnya di telinganya.

"Ha—"

"Namjoon sialan! Dimana kau!"

Namjoon semakin di buat heran saat Seokjin berujar tak sabaran bahkan meninggalkan suaranya.

"Aku di kantor, ada apa."

"Bodoh! Anakmu kecelakaan! Taehyung sekarat! Cepat ke rumah sakit sekarang!"

Ponsel di genggaman Namjoon terjatuh begitu saja, dadanya berdegup kencang, tangannya bergetar setelah mendengar penjelasan Seokjin. Namjoon linglung, netranya bergerak liar.

Mikrokosmos [Twins Brother]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang