⏳00.48

6.4K 910 60
                                    

taerin's

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

taerin's

───────────────────────────────

tiga hari setelah kontrak selesai, gue jalanin kehidupan seperti biasa. maksudnya, gak ada galau berkepanjangan.

kayak, yang udah ya udah.

pada akhirnya, setelah kontrak selesai yang gue pikirkan adalah gue punya hidup sendiri. tanpa jaehyun pun gue gak masalah.

seperti sekarang, gue bahkan masih bisa teriak-teriak di koridor ketika hyunjin mengambil ponsel gue.

"hyunjin, hp gue gak ada harta karunnya."

gue berlari dari ujung ke ujung koridor hanya untuk mengejar dan menarik seragam hyunjin.

"gak ada harta karun tapi ada voucher makan, itu yang namanya gak ada? udah deh, gue cuma mau vouchernya. bukan history chat lo sama doi."

hyunjin mengangkat ponsel gue tinggi-tinggi.

gue berusaha menggapai sampai gue menarik bahu hyunjin membuatnya menunduk cukup dalam.

"CHAN! TOLONGIN GUE, DOI LO NIH BAR-BARNYA MINTA AMPUN!"

tiba-tiba hyunjin berteriak, membuat gue mengarahkan pandangan ke chan yang ternyata ada di tengah pintu kelasnya.

dengan jaehyun yang gue yakin mendengar ucapan hyunjin.

tapi, gue memilih acuh, dan tetap berusaha ngambil ponsel di tangan hyunjin yang entah kenapa panjang banget.

"dibilangin gak usah usil ke taerin, masih aja. udah, jin. taerin lagi pms jangan diajak berantem, yang ada lo kalah soalnya dia tenaganya pas pms lebih bar-bar dari yang biasa."

gue menatap chan sekilas, kemudian dengan cepat mengambil ponsel di tangan hyunjin.

mengabaikan hyunjin─dia sudah terbebas dari tarikan bar-bar gue─yang menatap gue dan chan bergantian.

"HEH! LO NGOMONG APA KE CHAN KOK DIA BISA TAU JADWAL LO?!"

"HEH! LO NGOMONG APA KE CHAN KOK DIA BISA TAU JADWAL LO?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"jadi?"

hyunjin menunjuk gue dan chan dengan sumpit yang ujungnya terdapat satu sosis goreng.

"gue ketinggalan info apa dari kalian yang baru tiga hari udah nempel banget macem upil sama meja."

ctak!

"aduh!"

hyunjin mengaduh ketika gue menyematkan satu sentilan di keningnya yang gak tertutup poni.

"bisa gak perumpamaannya lebih bagus dikit. gue sama chan gak ada apa-apa, dia tau gue pms karena tadi pagi gue gak sadar udah bentak, dan mukul dia tanpa alasan."

gue terkekeh ketika mengingat tadi pagi, chan yang baru sampai udah gue bentak, dan gue pukul helmnya.

gak tau kenapa, lihat chan bawaannya ingin mencak-mencak.

"maaf ya, chan. serius, gue tadi gak ada niat buat bentak atau mukul lo."

chan yang dari tadi sibuk dengan makanan pun menoleh dan mencubit pipi gue. "santai, lagian pukulan lo gak ada sakitnya sama sekali. malah berasa kayak dipukulin kucing, empuk."

"ya tuhan, salah apa hambamu harus melihat hal uwu dan menggelikan seperti ini?"

hyunjin menyuapkan nasi dengan asal ke mulutnya. lantas menyentuh dada dengan dramatis, ditambah ekspresi menangis yang sialnya terlihat menggelikan.

"pantes lo masih jomblo, jin. soalnya, jiwa dramatis lo lebih dominan daripada jiwa bucin lo."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

chapter ini ditulis pas aku mabok ichitan mangga, jadi hasilnya rada-rada cringe.

.

dahlah, aku ship taerin sama chan aja .-.

.

jangan lupa diramein :( kl flop aku nangis :(

𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫 𝐬𝐞𝐰𝐚𝐚𝐧 ° ᴊɪʟɪᴅ 2•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang