Pertemuan

70 9 0
                                    

"Enak bener lo Rayn tidur di hotel mahal!!!" Keluh Albert melalui panggilan. Selain Rayn, Albert dan Salsa juga sudah sampai di Paris.

Rayn mendengus. "Enak gimana, sekamar bertiga ini gue." Bisiknya.

"Bertiga gimana??" Sahut Albert. "Bukannya harusnya berdua ama Tessa??"

"Ama Tessa pale lo!! Dia mah pesen kamar sendiri. Ini gw bareng 2 asistennya yang....." Rayn menggantungkan ucapannya karena sekarang Dona alias Doni yang sedang tidur, tiba-tiba tangannya menyentuh pipinya.

"Kulitmu semulus roti bolu akang." Racau Dona alias Doni.

"Astaga elo lagi sama siapa Rayn??" Tanya Albert panik mendengar suara samar Dona alias Doni yang dibuat-buat seperti perempuan.

Seluruh tubuh Rayn menggeliat. Buru-buru ia bangkit dari tidurnya lalu beranjak dari tempat tidur. Ia sangat menyesal kenapa harus berada di kamar yang sama dengan 2 asisten pria Tessa. Memang sih fisiknya pria, tapi..... Ah sudahlah....

"Gw enggak ngapa-ngapain bambang!! Gw sekamar sama asisten dia yang melambai!!" Terang Rayn jengkel. Ia lebih memilih menyenderkan tubuhnya didekat jendela daripada merebahkan tubuhnya di kasur kematian.

Albert terkekeh. Entah kenapa mendengar Rayn menderita menjadi kesenangan tersendiri untuknya. Apalagi penderitaannya kali ini tidak bisa dikalahkan, bahkan untuk orang seperti Rayn sekalipun.

"Elo sendiri gimana? Nginep dimana?" Tanya Rayn.

"Gw dihotel juga Rayn. Nih Salsa lagi bobok cantik dipinggir gw." Terang Albert cengengesan.

"Jangan percaya Rayn!! Kita enggak sebelahan. Gw diatas kasur, si Albert gw suruh di bawah." Ujar Salsa tak terima. Mau bagaimana lagi, karena faktor pelit dan durasi yang lumayan lama, akhirnya ia dan Albert hanya memesan 1 kamar saja.

Rayn terkekeh. "Yaudah baek-baek lo pada."

"Kalian mau ngapain nanti siang atau sore habis istirahat ini?? Perlu enggak pengawal extra?? Tanya Albert.

"Gw enggak tau mau ngapain, yang jelas event fashionnya masih besok." Jelas Rayn.

"Yaudah nanti kabar-kabar."

*****

"Minum dulu Rin!" Pinta Arkan. Ia dan Airin sekarang ada di Food court hotel.

"Makasih kak." Ujar Airin.

Arkan berdehem. "Hari ini kita mau kemana?? Mumpung harinya cerah enggak terlalu dingin."

Airin mengerling. Ia berusaha mengingat agenda yang sebenarnya sudah ia susun sebelumnya. "Kayaknya kita ke Champs Elysees aja gimana?? Sejuk kayak gini enaknya dibuat bergerak terus." Sarannya.

"Boleh deh. Nanti siang ya aku pesenin mobil dihotel dulu." Jawab Arkan.

"Btw..." Arkan menggantungkan ucapannya. Sebenarnya ia sudah penasaran sejak tadi, tapi merasa bahwa hal itu tidaklah penting.

"Kenapa kak?" Sahut Airin melihat raut wajah Akran yang aneh.

"Enggak gini, kamu udah ketemu sama temen aku yang pemilik hotel?? Tanya Arkan.

"Pemilik hotel?? Belum kak. Liat difoto aja belum pernah, apalagi secara langsung." Jawab Airin.

"Tapi kok..." Arkan lagi-lagi menggantungkan ucapannya. "Tapi kok dia udah tau nama kamu ya?? Padahal seinget kakak, belum pernah tuh kakak ngasih foto kamu ke dia, bahkan sekedar beritahu nama kamu aja belum."

"Ya mungkin karena aku terkenal kak." Jawab Airin santai. Ini liburan, semua hal yang ia alami sekarang tak akan menjadi beban pikiran.

Melihat senyum manis Airin langsung membuang hati Arkan sejuk. Benar juga, ia baru ingat kalo sekarang dirinya sedang berlibur. Sesekali ia harus membuat otaknya tidak dipakai untuk hal-hal yang menguras tenaga.

My RegretWhere stories live. Discover now