병든 - Sick

390 51 2
                                    

Dikit bgt yg nge-Vote jdi kek malas mau Up🥺

Heejin terbelalak melihat Jaemin meringis seraya memegang perut.Buru-buru dia menghampiri lelaki itu lalu memegang lengannya dengan bingung.

"Kenapa ? Bagian mana yang sakit ?"

Keringat mengalir di pelipis Jaemin dan wajahnya perlahan memucat menunjukkan bahwa dia tidak sedang pura-pura sakit.

"Perut...ku..."ringsinya tanpa menunggu tanggapan, Jaemin bergegas menuju kamar mandi di ruang tengah yang jaraknya paling dekat dengan dapur.

Heejin meremas kedua tangannya dengan panik.Dia tidak pernah merawat orang sakit seorang diri.Dan dirinya sungguh tidak tahu harus melakukan apa untuk meredakan rasa sakit Jaemin.Apa Heejin harus menghubungi orang tuanya dan minta petunjuk ?

"Teh !"seru Heejin kemudian.Namun langkahnya terhenti melihat gelas bekas teh hangat yang tadi diminta Jaemin diatas meja.Sepertinya teh tidak akan mengurangi rasa sakit.

Bingung Heejin bergegas ke kamar mandi tempat Jaemin baru saja masuk.Tapi kemudian yang dilakukannya hanya mondar-mandir dengan khawatir.

KLEK.

Mendengar pintu kamar mandi terbuka, Heejin bergegas menghampiri Jaemin yang terlihat semakin pucat.Refleks tangannya memegang lengan Jaemin seolah Jaemin akan tumbang sewaktu-waktu.

"Oppa,,,Oppa kenapa ?"ada nada merengek dalam suara Heejin yang tak disadarinya.Panggilan itu juga muncul begitu saja dari bibirnya.

Jaemin mencoba mengulas senyum tapi senyumnya langsung menghilang karena dia kembali meringis seraya memegang perutnya.

"Perutku sakit sekali, seperti diaduk-aduk"Jaemin berusaha menjelaskan dengan napas terengah.

"Mau buang air besar ?"

Jaemun menggeleng pelan. "Tidaka da yang keluar"

"Kalau begitu ke kemar saja.Ayo !"

Heejin melingkarkan lengan Jaemin dipundaknya sementara lengannya merangkul pinggang Jaemin.Kemudian dengan susah payah dia memapah tubuh Jaemin yang mulai lemas ke kamar mereka.

Diantara rasa sakitnya, senyum Jaemin tersungging kecil.Rasanya senang sekali melihat Heejin sangat khawatir kepadanya.Padahal tadi dia sempat berpikir mungkin Heejin tidak akan peduli.

Tiba dikamar, Heejin membantu Jaemin berbaring, keringat membasahi tubuhnya.Badan Jaemin lumayan berat.Tubuhnya yang tergolong pendek----jelas kesusahan membawa Jaemin ke kamar.

Tubuhnya yang tergolong pendek----jelas kesusahan membawa Jaemin ke kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah memastikan Jaemin berbaring nyaman.Heejin berdiri di tepi ranjang dengan bingung, dia tidak tahu harus melakukan apa terutama saat melihat sesekali Jaemin mengerang keningnya berkerut tanda tengah menahan sakit.

"Oppa, apa yang harus aku lakukan ?"nada suara Heejin tercekat.Rasanya dia ingin menangis.Bagaimana kalau Jaemin mati karena dirinya tidak bisa merawatnya ?

SIGNAL OF DESTINY [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang