12) BERMULANYA PERASAAN

1K 133 27
                                    

Biasakan vote ⭐ Sebelum baca
Dan komen setelah baca
Happy reading
Xie xie 😘

Hari pertama bekerja, Vito sudah merasa jengah. Bagaimana tidak jika dia diajak Queen menyinggahi satu persatu outlet mitra bisnis waralaba mereka, tentunya dimulai dari restoran pusat milik kakeknya pribadi. Apalagi ditambah si asisten itu gak ada sopan-sopannya, berbicara dengan Vito tanpa bahasa formal. Tanpa embel-embel Pak, Tuan, atau Bos.

Tadi pagi Vito kesiangan masuk kantor, ketika sampai sang kakek langsung meminta asisten pribadinya itu untuk mengajari Vito berbagai hal mengenai bisnis mereka.

Namun yang tidak Vito sangka, dia malah dibawa berkeliling kota dari satu outlet ke outlet lainnya. Queen mengajak Vito mempelajari sistem perusahaan mereka dimulai dari pengenalan produk, proses pembuatan, hingga melihat-lihat dan memilih bahan baku dengan kualitas terbaik serta memperkenalkan mitra-mitra yang masih berada di kota yang sama dengan pusat PsP.

Vito hanya menanggapi dengan malas apa yang seharusnya ia pelajari, tetapi paling semangat ketika tiba waktunya makan siang. Vito hendak memilih restoran bintang lima tempat biasa ia mentraktir teman-teman kencannya, namun niatnya ia urungkan mengingat sekarang dirinya tidak punya cukup uang. Kartunya masih diblokir, dan di dalam dompetnya tidak banyak uang yang tersisa. Maka dengan berat hati, Vito menurut saja ke tempat yang akan Queen pilih untuk menikmati makan siang.

"Disini? Seriusan?" Vito tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya melihat tempat yang dipilih Queen untuk menikmati makan siang mereka.

Queen mengangguk lalu menjawab. "Iya, ayo masuk." ajaknya kemudian melenggang masuk ke warung tenda itu.

Sambil menghentakkan kakinya dengan kesal, Vito mengikuti Queen masuk ke dalam warung itu.

Warung tenda itu ternyata sangat ramai di jam makan siang seperti sekarang ini, buktinya Queen dan Vito kesulitan mendapatkan tempat duduk. Mereka bahkan harus mengantri dan menunggu pembeli lainnya menyelesaikan acara makan mereka, tak sedikit pula yang membeli untuk dibawa pulang.

Ketika mendapat tempat duduk, pelayan menghampiri mereka dan Queen langsung memilih beberapa menu yang dirasa cukup menggugah seleranya. Sambil menunggu, Queen mengeluarkan lolipop dan memakannya. Vito melihat sekeliling dan mengernyit jijik, pasalnya seumur-umur belum pernah dia makan di tempat seperti itu. Pikirnya, bagaimana bisa orang-orang masih makan dengan lahap di tempat yang menurutnya terbuka, pasti banyak debunya. Dan lihatlah si Bety Bety itu, bahkan dengan santainya mengulum-ngulum lolipop.

Ketika makanan pesanan mereka tersedia di atas meja, dilihatnya Queen mengamati hidangan itu dengan cermat kemudian mencicipinya satu persatu.

"Lo ngapain?" tanya Vito penasaran.

"Makan." jawab Queen singkat.

"Ya gue juga tau lo lagi makan, maksudnya tadi sebelum makan beneran."

"Gue makan beneran koq, gak dimainin makanannya."

"Ck, maksud gue tad......"

"Lagi ngelakuin riset." jawab Queen cepat. Sebenarnya dari tadi juga Queen tahu apa maksud pertanyaan Vito, hanya saja dia ingin sedikit membalas Vito yang sewaktu bekerja tadi tidak memfokuskan pikirannya.

Vito hanya melongo saja sebagai respon jawaban Queen. Dilihatnya menu yang di pesan Queen, semua menurutnya sama. Hanya ayam geprek.

"Semuanya sama aja, apa yang mau diriset?"

"Lo makan dulu baru bisa ngebedainnya."

Merasa ditantang, dengan ogah-ogahan Vito mencuil sedikit ayam geprek di salah satu piring.

BIG beauty QUEEN 🔚🔚🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang