Happy reading 😘
***
Hari Minggu ini aku sudah ada janji dengan kak Ara. Aku bahkan tidak percaya aku bisa seakrab ini dengan mantan tunangan suamiku. Sinetron banget nggak sih ini?
Tapi ya sudahlah. Tidak apa-apa juga. Lagian kak Ara orangnya sangat baik. Jadi tidak ada ruginya jika aku dekat dengannya.
Suara klakson mobil membuatku langsung bangkit dari dudukku. Aku menuju pintu utama dan melihat kak Ara yang sudah Rapi jali dengan setelannya.
"Hai."
"Hai. Masuk dulu kak atau langsung jalan aja?"
"Langsung jalan aja, ya. Kakak abis ini ada janji sama temen."
"Ok."
Jadi toko pertama yang kami sambangi adalah toko perlengkapan bayi. Berhubung sebentar lagi aku akan lahiran, aku sudah menyiapkan list-list barang yang akan kubeli. Sebenarnya aku akan pergi bersama William, tapi mengingat William hanya memiliki hari Minggu yang bisa digunakannya untuk bersantai, aku jadi tidak tega mengajaknya pergi.
"Sa, ini lucu banget. Mbak ini satu ya." Kak Ara sibuk berceloteh dan memungut barang apa saja yang menurutnya lucu dan bagus, dia bahkan tidak memikirkan apakah itu berguna atau tidak. Tapi aku juga tidak enak menegurnya karena melihat dia yang kelewat semangat belanja segala macam perlengkapan bayi dan menghabiskan uang suamiku.
"Kak, ini satu troli udah penuh lho, apa nggak kebanyakan kita beli pakaiannya?"
Kak Ara menoleh sekilas padaku dan menjatuhkan tatapannya pada troli yang sudah penuh oleh segala macam pakaian, kaus kaki, sarung tangan bahkan mainan yang baru bisa digunakan oleh anakku tahun depan.
"Udahlah gak usah pusingin itu. Kita belanja aja sepuasnya buat anak kamu."
Aku hanya bisa mengikuti kak Ara dan hampir pingsan karena kelelahan.
***
"Sa, minum dulu. Ibu hamil harus banyak minum air putih lho."
Aku meneguk hingga habis air putih yang disodorkan kak Ara. Dia terus tersenyum menatapku.
"Kenapa sih kak?"
Dia tersenyum lagi. " Nggak. Kakak nggak nyangka aja kamu jadi istrinya William. Beruntung banget kamu dicintai sama orang kayak William. Aku seneng dia nggak salah pilih, Sa. Aku seneng dia akhirnya sama kamu bukan sama perempuan matre diluar sana."
Aku tau kak Ara tulus sekali. Aku mengangguk dan tersenyum.
Ponselku berdering. Aku melirik sekilas dan senyum ku mengembang melihat siapa yang menelpon.
"Halo?"
"Iya. Kamu dimana baby?"
"Lagi sama kak Ara, Will. Dia nemenin aku cari perlengkapan bayi."
"Oh. Aku mau keluar sebentar. Mau ketemu klien. Nanti sampe rumah makan siang duluan aja, ya. Nggak usah nungguin aku."
"Ok." Aku memutuskan sambungan telepon.
"Kita nyari makan yuk, kak. William ga bisa makan siang dirumah, jadi aku makan diluar aja."
"Oke. Boleh. Mau makan apa? Seafood mau?"
"Boleh."
"Oke. Kakak tau restoran seafood yang enak."
Kami berdua melangkah beriringan keluar dari baby shop dan memasuki mobil. Kak Ara menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesekali dia mengumpat karena motor menyalip mobilnya. Aku hanya tertawa saat melihat kak Ara yang biasanya begitu anggun bisa juga mengucapkan kata-kata kasar.
"Maaf ya, Sa. Abisnya nyalip sembarangan sih motornya. Nggak tau apa lagi ada ibu hamil disini."
"Gapapa. Ternyata kak Ara nggak seanggun yang aku fikir." Candaku.
Dia tertawa pelan. "Ini sisi lain aku, Sa. Diam-diam ya kamu, soalnya nggak ada yang tau."
Kami berdua sama-sama tertawa.
Sesampainya di restoran itu, kami langsung memasukinya dan disapa ramah oleh seorang pelayan.
YOU ARE READING
UNCONDITIONAL LOVE
Romance" Kamu pacar aku! " " Ehh????? Gimana kak? " " Jadi pacarku mulai hari ini!!!... " Kehaluanku mendadak saja menjadi kenyataan!!... ❗WARNING❗ 🔞KONTEN DEWASA🔞
