" nano nano "

2 2 5
                                    

Hujan mengguyur kota Bandung kemarin malam, menyisakan tetesan di atas dahan, menuntun hari menjadi lebih indah. Memberi kesejukan hari untuk seorang wanita cantik , membuka paginya dengan senyuman cerah, manik mata lentik nya menyusuri setiap jalan yang ia lewati dengan bahagia .

Bel masuk sekolah sudah berbunyi , seluruh siswa dan siswi memasuki kelasnya masing masing , namun seseorang yang sedang di tunggu sedari tadi tak kunjung menampakan wujud nya .

Waktu merangkak begitu cepat hingga bel istirahat berbunyi seorang yang sedari tadi di tunggu tak kunjung datang , dengan langkah lesu Tara mengikuti teman teman nya menuju kantin sekolah .

Malas itulah? yang ia rasakan satuhari tanpa nya terasa satu abad ,  seperti tak mendapat pasokan oksigen Tara selalu menarik nafas dan mengeluarkan nya lagi dengan hembusan putus asa .

Makanan pesanan nya pun datang , padahal untuk hari ini ia sedang tidak nafsu makan , tapi karna ancaman yang selalu Gilang lontarkan sukses membuat nya bungkam . Cara makan Tara yang lucu tak luput dari tatapan derren, pipi yang di gembung kan dan cara makan yang sangat tak ikhlas membuat derren tersenyum.

" Tar , Lo kenapa si dari tadi kita liatin manyun aja , ada masalah Lo ?" Tanya Ian karna tak tahan dengan keheningan yang tercipta di mejanya .

" Gapapa "

" Jangan di gembungin tuh pipi , udah kaya ikan buntel  lo " ucap Gilang berada di samping Tara , menojok nojok pipi tara yang di gembung kan

" Iiisshh bang Gilang sakit tau " ucap Tara seraya mengelus pipi yang di tojok oleh Gilang .

" Lebay lo baru gue tojok , belom gue cium "

" Apa lo bilang ? Gue aduin ka Lina gagal jadi Kaka ipar lo ?" Ancam Tara ketus

" Apa ! Seorang Gilang bisa jatuh cinta , sama Kaka sahabat sendiri lagi " kaget Ian. dengan senyuman miring Ian berdiri di atas bangku yang ia duduki .

Saat Gilang tau apa yang akan ian lakukan tanpa pikir panjang , Gilang  menendang bangku yang sekarang sedang Ian taiki , sontak sang empu terjatuh saat akan membuka suara nya .

Saat ia mulai membuka suara untuk mengumumkan bahwa seorang Gilang bisa naksir wanita , namun naas bangku yang menjadi tumpuan nya berdiri di tendang ke  kebelakang , membuat  seorang Ian terjatuh duduk dan punggung yang mulus menghantam bangku .

Seluruh isi Kanti menjadi sunyi seketika mendengar sesuatu jatuh , dan mereka mengarah kan tatapan  kepada ian yang terjatuh duduk dengan sangat mengenaskan sontak  mengundang tawa seisi kantin .

Niatnya mengerjai Gilang malah kandas karena harus menahan malu . Ian berdiri dan Meringis mengelus bokong nya yang terasa nyeri , Ian menatap nyalang Gilang karna dialah Ian malu dan merasakan sakit , meski Ian sering memalukan dirinya sendiri dengan segala tingkah absrud nya .

" Jahat banget lo Lang " keluh Ian yang merasa nyeri di belakang nya

" Tar gw bawa Lo ke tukang urut , sekalian otak Lo gue  lurusin " jawab Gilang

" Makanya yan  punya mulut jangan lentur lentur amat Napa  " peringat Danil menahan tawanya

" Ya kan gue refleks "

" Ga ada orang refleks kaya elo yan"

" Berisik Lo pada. cape gue dengernya " keluh Tara yang pusing mendengar perdebatan mereka Tara bangkit meninggalkan kantin .

" Elo si. Tara pergi kan !"

°°°°°°

Tak butuh waktu lama untuk pergi ketempat yang akan Tara tuju . Selepas pulang sekolah Tara pergi menuju tempat persembunyian nya , setelah sampai pada tempat yang ia tuju Tara memarkir kan motor nya di bawah pohon rindang di tepi danau, ini bukan lah tepat kebersamaan nya dengan Al tapi ini adalah tempat yang yang sering ia kunjungi dikala ia merasa sendiri .

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 20, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love A Bad GirlWhere stories live. Discover now