Celah 2

596 137 20
                                    

Dua hari setelah itu, Shuhua berangkat dengan tubuh yang sudah lumayan sehat. Kemarin Jisoo menemaninya mendaki karena dia masih demam tapi hari ini dia pergi sendirian.

Hari ini langit cerah, terdengar kicauan burung yang mengiringi langkah Shuhua. Suasana terasa sangat damai.

"Hari ini kayaknya langit berpihak padaku," ucap Shuhua.

Namun sepertinya dia salah, langit memang berpihak padanya tapi Miyeon tidak. Miyeon sudah merencanakan sesuatu untuk memulangkan Shuhua dengan paksa hari ini.

"Baiklah Shuhua, mari kita lihat apakah hari ini kau juga masih tetap keras kepala,"

Tiba tiba, seekor singa menyergap Shuhua. Namun dengan tangkas Shuhua berhasil menghindari terkaman singa itu, terlambat sedikit saja maka wajah indahnya akan tergores kuku kuku tajam singa itu.

Tidak berhenti sampai situ saja, singa itu mulai bersiap untuk serangan kedua. Mau tidak mau Shuhua harus berlari dari tempat itu.

"Sial," gerutu Shuhua.

Shuhua menoleh kebelakang, memastikan apakah singa itu masih mengejarnya atau tidak.

"Singa itu ada masalah apa sih sama gua? Gak ada gua apa apain deh perasaan,"

Shuhua terlalu fokus berlari, dia tidak sadar kalau beberapa meter ke depan tanah sangat curam.

"Shuhua berhenti, berhenti...." Ucap Soojin dalam meditasinya.

"Berhenti, berhenti...."

Keringat mulai bercucuran di kening Soojin, hatinya memohon kepada dewa untuk menyelamatkan Shuhua. Padahal dia sendirilah yang menyuruh Miyeon untuk melakukan ini.

Saat Shuhua menyadari tanah curam itu, semuanya hampir terlambat. Shuhua segera menghentikan paksa langkahnya, dia hampir tergelincir. Dia berguling ke samping, batu batu krikil melukai kulitnya.

Shuhua meringis kesakitan, dia menoleh ke arah singa itu namun singa itu sudah pergi. Shuhua menarik napas lega.

"Hampir aja gua jadi tahu benyek,"

Shuhua membaringkan tubuhnya, berusaha untuk menenangkan diri. Dia menatap ke langit yang mulai mendung.

"Ini langit lagi masa labil ya? Tadi perasaan masih cerah tapi sekarang udah mendung, ck,"

Shuhua berusaha untuk bangkit berdiri namun dia merasakan nyeri yang teramat sangat di pergelangan kakinya.

Shuhua duduk lalu mengecek keadaan kakinya. Dia melihat pergelangan kaki itu sudah membengkak, tanda bahwa ada tulang yang bergeser dari tempatnya.

Shuhua duduk di atas tanah, menatap kakinya.

"Sial banget ya gua hari ini. Mulai dari di kejar singa, hampir masuk jurang, kaki keseleo heheh... Selanjutnya apa? Turun hujan badai?"

Mungkin kiasan ucapan adalah doa benar benar berlaku bagi Shuhua. Seperti yang dia katakan, hujan mulai turun disertai angin kencang.

Shuhua menengadah ke langit, tetes tetes hujan membasahi wajahnya.

"Sumpah mau nangis gua..."

"Kenapa sesusah ini sih untuk deketin kamu Jin?"

Air mata Shuhua disamarkan oleh tetesan hujan. Jujur, dia sudah sangat lelah. Lebih dari sebulan dia bolak balik ke Gunung Caeli, mengharapkan bertemu dengan seseorang yang bahkan belum pernah dia temui secara nyata.

"Hahh...." Shuhua mengusap wajahnya.

Shuhua memaksakan untuk berdiri, dengan terpincang dia kembali masuk ke dalam hutan. Shuhua memegangi pohon pohon yang dia lewati untuk menopang tubuhnya.

Rosa Mystica || SooShuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang