"Kapan kita keluar sih? Gue beneran pengen pulang" keluh Ten.
"Ck, sabar kenapa. Ini gue juga lagi nyari jalan keluar"
"Lo bilang kalau lo tau seluk beluk hutan ini. Cih"
Yuta tak merespon ucapan Kun yang berjalan di belakangnya. Akhir-akhir ini entah kenapa Yuta merasa aneh dengan dirinya sendiri, ada rasa senang saat mendengar keluhan teman-temannya.
"Mau gak mau kita harus balik" ucapan Taeil diangguki semuanya.
Setelah ucapan Taeil, suasana hening menyelimuti mereka.
"Doyoung, Jaehyun, Hendery mati. Xiaojun, Jungwoo, Yangyang, Haechan, Mark, Jisung hilang. Cape gue" ucapan Taeyong dibalas helaan nafas lelah Ten.
"Jungwoo hyung bukannya udah mati ya?"
Mendengar gumaman kecil Jaemin, sontak Taeyong menoleh kebelakang, langkahnya mendekat kearah Jaemin. Taeyong menatap Jaemin dengan tatapan tajam.
"It's secret Na Jaemin"
Bisikan Taeyong sukses membuat Jaemin menegang ditempatnya.
"Heh! Ngapain bisik-bisik?"
Taeyong menggeleng pelan "Gue nyuruh dia hati-hati"
"Yaudah cepet jalan" seru Johnny. Taeyong mengangguk dan berjalan mendahului Jaemin yang masih terdiam di tempatnya.
"Gue tau, lo ngeliat semuanya. Tapi lo gaada niat buat nolong. Iya kan?"
Jaemin mendengus "Butuh kaca tuan Lee jeno?"
Jeno terkekeh pelan "Iya juga sih, gue males nolong soalnya haha"
"Brengsek!" Umpat Jaemin.
"Lo lebih brengsek Jaem"
"Gue liat apa tadi! Gak! Gue salah liat kan? Beneran salah liat kan? Gak! Gak mungkin! GAK MUNGKIN!!!"
Xiaojun terduduk di tanah, pandangannya memburam, kaki nya lemas. Ia menatap kedua tangannya yang penuh dengan darah.
Ingatannya melayang, bayangan yang ia takuti menghantuinya. Xiaojun menutup matanya erat.
"Ini gue salah jalan apa gimana sih?" Gumam Xiaojun. Sungguh, Xiaojun benar-benar kehilangan arah. Ia bahkan tidak tahu apakah ia berada di tengah hutan atau bahkan berada di ujung hutan.
"ARGHHHHHH"
Langkah Xiaojun terhenti saat mendengar suara teriakan kesakitan disebrangnya. Dengan pelan, ia mendekat ke arah suara.
"Mark?" Gumamnya pelan.
Niat hati untuk menghampiri Mark yang entah kenapa bisa terbaring di tengah hutan diurungkan oleh Xiaojun saat melihat seseorang datang menghampiri teman Canada nya itu dengan samurai panjang di tangannya.
Tunggu?
Samurai?
"Samurai? Gak mungkin kan kalau Mark di---
"ARGHHH"
---bunuh"
Xiaojun menutup mulutnya rapat, entah kenapa kaki nya mendadak lemas. Dihadapannya orang asing yang mengacungkan samurai itu menusuk nusuk perut Mark brutal.
Sepeninggal orang asing tadi, Xiaojun mendekat kearah Mark yang sudah tidak bernyawa dengan darah dimana-mana.
"Gak mungkin!" Xiaojun menggoyangkan tubuh Mark pelan. "Mark? Lo becanda kan ini?"
Xiaojun bahkan tidak menyangka bahwa temannya akan dibunuh seperti ini.
"Mark? Bangun lah woy! Gue tau ini prank kan? MARK!!!!"
Anggaplah Xiaojun gila, ia bahkan masih berusaha membangunkan Mark dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya keras.
Drap
Drap
Drap
Suara langkah kaki yang semakin mendekat sukses membuat Xiaojun terdiam ditempatnya. Ia menoleh ke samping kanan dan kirinya, takut-takut jika ada seseorang yang datang.
"Gak! Gue gaboleh mati" Xiaojun beranjak, langkah yang terburu-buru membuatnya tidak menyadari bahwa saku kanan celananya sobek.
Orang asing itu menatap kepergian Xiaojun dengan tatapan remeh dan senyum miring.
Tangannya mengambil benda yang terjatuh dari saku kanan Xiaojun, tanpa membacanya pun pria itu sudah tau siapa pemilik kartu nama yang terjatuh disamping mayat korbannya
"Xiao Dejun, ingat satu hal. Gue bakal datengin lo nanti"
"GUE MAU KELUAR DARI SINI"
Xiaojun menjambak rambutnya kasar, tangannya ia gunakan untuk memukul tanah. Entah kenapa ia jadi memikirkan kondisi adik tirinya. Apa adik tirinya juga bernasib sama dengan Mark ?
Xiaojun buru-buru menggelengkan kepalanya ribut. "Ngapain juga gue pikirin. Dia mau mati kek, mau ilang kek bukan urusan gue" sarkasnnya.
"GUE MAU PULANG"
Teriakan itu kembali terdengar. Xiaojun kembali menjambak rambutnya kasar. Sungguh, ia ingin keluar dari tempat ini.
"WOY! SIAPAPUN ORANG YANG DENGER SUARA GUE! TOLONGIN GUE , GUE MAU PULANG"
"Pulang ke neraka mau?"
Tubuh Xiaojun menegang. Suara pelan dari arah belakang membuat Xiaojun menelan ludahnya kasar.
Perlahan ia membalikan tubuhnya ke belakang. Matanya melihat orang asing didepannya. "Lo mau apa sih?"
Orang didepannya terkekeh pelan "Gue mau lo mati, bahkan kalau bisa temen-temen lo juga mati"
"Lo siapa sih bangsat!"
Xiaojun beranjak dari duduknya. Ia menatap orang didepannya ini dengan tatapan mengintimidasi.
"Lo gak perlu tau gue"
Xiaojun menggeram. Matanya menangkap sesuatu yang familiar dari orang di depannya ini.
Sebuah gelang.
Senyum Xiaojun mengembang. "Lo mau bunuh gue?"
Orang didepannya hanya mengangguk.
"Kalau gitu coba bunuh, gue gak takut sama lo -------
---- walaupun lo lebih tua dari gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome To Your Hell || NCT Ot21
Mystery / ThrillerJangan percaya pada siapapun.