Rindu

7.2K 665 34
                                    

"Dengan jarak, kerinduan akan bertindak,"
-Dina

***

Hari ini Dina sudah bersiap untuk berangkat ke Desa yang terletak tidak terlalu jauh dari kota, hanya butuh waktu dua jam untuk sampai di sana. Ia duduk di mobil dengan pikiran yang tak menentu, sejak semalam ia tak dapat kabar dari Rendra, lelaki itu tidak mengiriminya pesan apapun.

Padahal biasanya setiap malam Rendra selalu mengirimnya pesan dengan segala kehumorannya yang membuat Dina tertawa meskipun tak di balas olehnya. Tapi tadi malam ia tidak mengirimkan pesan apapun dan itu membuat Dina sedikit sedih.

"Jangan melamun," ucap Ghea di samping Dina.

"Ngantuk, semalem kurang tidur," jawab Dina.

"Ya sudah kalau gitu kamu tidur aja, nanti kalau sudah sampai aku bangunin," ucap Ghea tersenyum.

Dina mengangguk seraya merebahkan kepalanya di pundak Ghea yang sedang asyik menonton drama di ponselnya selama perjalanan.

Sesampainya di desa yang mereka tuju, Dina terbangun sambil merapihkan kerudungnya. Mereka semua turun dari mobil dan membawa koper masing-masing.

Dina beberapa kali menguap, wajar saja mereka berangkat sejak shubuh karena takut macet dan Dina semalam tidur kemalaman. Dina mengucek matanya sambil mengambil minum di tasnya dan meneguknya.

"Kurang tidur ya?" sapa seorang lelaki.

"Iya kak, kemarin susah tidur," jawab Dina.

"Nih ada vitamin supaya badan lebih segar, sebentar lagi kita sampai ke penginapan dan sarapan di sana," ucap Riko memberikan vitamin pada Dina.

"Terimakasih kak," jawab Dina tersenyum.

Riko berjalan meninggalkan Dina untuk memimpin perjalanan mereka, mobil mereka tidak bisa masuk ke dalam karena tidak ada tempat parkir, mereka memutuskan menitipkan mobil di rumah ketua RT.

"Ada dua rumah, bagian laki-laki rumah yang coklat itu, yang perempuan yang ini, kalian istirahat dulu sebentar lagi kita siap-siap sarapan. " ucap Riko.

Dina dan Ghea memilih langsung masuk ke dalam rumah, rumah yang lumayan besar, ada empat kamar yang bisa mereka tempati dan Dina langsung memilih kamar utama dan langsung memeluk kopernya sambil memejamkan matanya.

"Ehh jangan tidur kayak gitu, kamu tidur di kasur lipat itu," ucap Ghea.

Dina menggeleng, ia malas harus membentangkan kasur lipat yang masih di ikat di ujung kamar, dengan kebaikan hati Ghea, ia langsung membentangkannya agar Dina bisa tidur di kasur.

"Udah tidur di sana," ucap Ghea.

"Makasih kakakku yang paling baik," ucap Dina sambil meringkuk jalan ke kasur.

Ghea hanya terkekeh melihat kelakuan sahabatnya itu. Dina dan Ghea berteman sejak mereka masuk jurusan yang sama, usia Ghea setahun lebih tua dari Dina. Ghea selalu membantu Dina dan menyayangi Dina layaknya seorang kakak. Dan belum beberapa menit, Dina sudah masuk ke alam mimpi, dengan sigap Ghea menggambil selimut dan menyelimuti gadis cantik itu.

***

Rendra masih terdiam di hotel. Setelah selesai memberikan rancangan pada asisten hotelnya ia memilih kembali ke kamar hotel untuk beristirahat.

Sejak sampai di Jakarta, ia hanya terdiam dengan segala kebimbingannya. Nadia sudah menghubunginya kembali dan mengabarkan kondisi Papahnya yang masih belum ada perubahan. Ia berharap Rendra bisa datang menjenguknya meskipun kemungkinannya tidak.

BUKAN SALAH JODOH ✅ (PINDAH KE NOVELTOON)Where stories live. Discover now