Egois

6.4K 639 46
                                    

Buat teman-teman yang baca menemukan karya saya di PLAGIAT baik di ubah judul dan nama pemerannya boleh kasih tahu yaa!!

Ini karya ke-2 saya takutnya ada yang memplagiat di Platform lain dan mengubah judul dan juga nama pemerannya.

***
_____________________________

#HAPPY READING#

°°°

Dina terdiam di kamar dengan tangan memeluk teddy bear yang di berikan Rendra beberapa hari lalu saat ulang tahunnya.

Setelah percakapan Dimas dan Rendra yang ia dengar beberapa hari lalu. rasa sesak menghampirinya. Ia tak tahu mengapa tiba-tiba menyuruh Rendra menjauhinya.

Ketukan pintu menyadarkan Dina, ia membukakan pintu dan melihat Dimas yang langsung masuk ke kamarnya.

"Lagi kerjain skripsi?" tanya Dimas.

"Belum Mas, lagi istirahat."

Dimas menatap sekeliling kamar Dina sambil mengetukkan jarinya pada kursi. Dina melihat kakaknya itu seperti ada sesuatu yang ingin ia sampaikan dengan serius.

"Kamu sama Rendra gimana?" tanya Dimas.

"Maksud Mas?" tanya Dina binggung.

"Mas tahu kamu paling dekat sama Rendra, Mas cuman tanya gimana sama kalian,"

"Nggak ada apa-apa," jawab Dina cepat.

Tiba-tiba perasaan Dina tidak enak. Selama ini Dimas tak pernah menanyakan apapun tentang dirinya dan Rendra, apalagi Dimas memang selalu percayakan Dina pada Rendra.

"Kamu sudah mau wisuda, Mas harap kamu bisa dewasa dan nggak bergantung terus sama orang terutama sama Rendra,"

"Kenapa?" tanyanya.

"Mas tahu kalian memang dekat, karena Rendra juga menyayangi kamu seperti Mas, hanya saja Mas nggak mau kalau kamu terus bergantung sama dia. Dia sudah dewasa dan umurnya sudah pas untuk menikah, kalau kamu terus dekat sama Rendra, dia nggak akan bisa dapat istri. Kamu tahu sendiri kan dari dulu selama dia berpacaran dia selalu memprioritaskan kamu ketimbang pacarnya, Mas cuman gak mau kalau kamu terus jadi halangan buat Rendra," ucap Dimas panjang lebar menatap Dina dengan serius.

"Tapi selama ini Dina sama A'Rendra nggak ada hubungan apa-apa, orang-orang juga pada tahu kalau Dina sama A'Rendra itu kayak kakak-beradik," ucap Dina menatap Dimas tak kalah serius.

Dimas menghela nafasnya, tampaknya kedekatan keduanya memang sudah erat. Dimas sendiri yang salah karena membiarkan keduanya mengalami situasi seperti ini, bergantung dan tak menyadari perasaan masing-masing.

"Mas Dimas kenapa tiba-tiba ngomong gini sama Dina?"

"Mas bukan ingin menjauhkan kalian tapi hanya ingin kamu dan Rendra untuk tidak terlalu dekat, Rendra seharusnya sudah mencari istri dan kamu juga melanjutkan kerja kalau kamu terus bergantung sama dia dan Rendra selalu memetingkan kamu kapan kalian akan mengejar urusan masing-masing," ujar Dimas panjang lebar.

Dina meremas jarinya, ia kemudian memeluk teddy bear itu dengan erat sambil menunduk. Hatinya terasa sakit, tenggorokannya juga terasa nyeri karena mencoba menahan tangisnya di depan Dimas.

"Rendra memang orang baik, tapi Mas nggak mau kamu bergantung terus sama dia, kamu nggak lihat tadi dia nyamperin kamu waktu itu hanya karena kamu marah ngelihat dia sama perempuan lain? Harusnya kamu jangan bersikap begitu. Rendra punya hak buat dekat dengan wanita mana pun," jelas Dimas.

"Jadi maksud Mas itu selama ini Dina jadi penghalang dalam hubungan A'Rendra? Selama ini dia pacaran dengan siapa pun Dina nggak pernah ikut campur dan larang dia kan?" tanya Dina dengan nada sedikit tinggi.

Ibu yang hendak ke kamar Dina dan mendengar keributan kakak beradik itu. Ibu belum mau masuk ia hanya ingin tahu bagaimana kedua anaknya itu bisa menyelesaikan masalah diantara keduanya.

"Oke, Mas sekarang tanya sama kamu. Kalau Rendra punya pacar apa kamu setuju?" tanya Dimas.

"Kenapa tanya ke Dina? Itu urusan A'Rendra nggak ada hubungannya sama Dina," ucap Dina tanpa berani menatap Dimas.

"Kamu ingat kan, hubungan kamu sama Rendra itu hanya sebatas kakak adik? Jadi kamu setuju kan kalau Mas akan bantu dia carikan calon istri?" tanya Dimas kembali.

"Terserah Mas, lagi pula A'Rendra yang jalanin nggak ada hubungannya sama Dina," ucap Dina kesal.

Dimas berjalan ke arah ranjang dan duduk di sebelah Dina yang kini menunduk. Dina memang tak bisa menatap kakaknya ketika mereka berdebat. Dan sebenarnya ini kali pertama mereka berdebat dengan Dina yang berani menentang dan menjawab Dimas dengan nada tak kalah tinggi.

Dimas menyentuh kedua pundak adiknya itu dan menaikan dagu adik kesayangannya itu. Dan benar saja dugaan Dimas, adiknya sudah berkaca-kaca menahan tangis.

"Mas bukan ingin pisahkan kalian atau buat kalian jauh, Mas ingin kamu lebih dewasa nggak bergantung sama Rendra dan begitupun sebaliknya, Mas nggak mau buat Rendra terus mempedulikan kamu dan melupakan masa depannya, kalian dua orang yang Mas sayang," ucap Dimas menatap lekat Dina.

"Apa kalau A'Rendra punya pacar dia bisa buat mikirin hidup dia?" tanya Dina.

"Setidaknya dia nggak akan lagi mikirin dan mentingin kamu. Kamu tahu pada akhirnya semuanya akan punya kehidupan masing-masing dan Mas ngelakuin ini adalah karena ingin sahabat Mas dan adik Mas sama-sama bahagia," ucap Dimas.

"Apa kalau ngelihat A'Rendra sama Dina itu nggak akan buat Mas bahagia?" tanya Dina serius.

Dimas tiba-tiba merasa binggung, pertanyaan Dina sama dengan ucapan Rendra beberapa waktu lalu.

"Mas hanya takut kalian punya perasaan lebih satu sama lain,"

"Memangnya kenapa kalau kita punya perasaan lebih, apa Mas gak setuju?" tanya Dina.

"Mas hanya tidak mau salah satu dari kalian akan kecewa pada akhirnya, dan sebelum itu terjadi makanya Mas minta kamu untuk sedikit membatasi diri dari Rendra dan biarkan dia menjalani hidupnya dan begitu juga kamu," ucap Dimas.

Dina menunduk ia tak mampu menyembunyikan tangis yang ia tahan sejak tadi. Dimas yang merasa bersalah langsung memeluk Dina dengan erat dan mengelus kepalanya yang masih menggunakan hijab itu.

Dimas sadar ia sudah kejam pada Rendra dan Dina, hanya saja ia tak mau jika keduanya akan kecewa pada akhirnya dan Dimas akan berusaha sebelum itu terjadi. Dimas hanya tak ingin hubungan persahabatannya dengan Rendra nanti bermasalah jika Dina dan Rendra saling mencintai itu akan membuat Dimas takut.

Ibu mengintip dari pintu tanpa masuk ke dalam, dalam hatinya masih menjadi tanda tanya besar mengapa Dimas bisa sangat egois pada keduanya?

°°°

Terimakasih yang sudah membaca kelanjutannya.

Jangan lupa vote dan komentarnya ya!!

^_^

04 Juli 2020

Jangan lupa follow akun instagram author @ningsihe98 ;)

BUKAN SALAH JODOH ✅ (PINDAH KE NOVELTOON)Where stories live. Discover now