Berubah

6.1K 630 47
                                    

Buat teman-teman yang baca menemukan karya saya di PLAGIAT baik di ubah judul dan nama pemerannya boleh kasih tahu yaa!!

Ini karya ke-2 saya takutnya ada yang memplagiat di Platform lain dan mengubah judul dan juga nama pemerannya.

#HAPPYREADING#

°°°

Rendra baru sampai di rumah setelah pulang dan kantornya, ia masuk ke dalam rumah dan langsung di sambut sang Mamah

"Kamu sudah pulang?" ucap Mamah tersenyum.

Rendra menatap Mamahnya, tampak wajahnya tidak seperti biasanya.

"Ada masalah?" tanya Rendra.

"Gapapa, kamu ganti baju dan langsung makan," ucap Mamah.

"Mah, jangan sembunyikan apapun masalah dari Rendra," ucap Rendra.

"Tadi siang di sekolah, Andin melakukan percobaan bunuh diri melompat dari gedung sekolah. Untung teman-temannya tahu dan langsung minta bantuan ke guru, tadi Mamah jemput dia," ucap Mamah menangis.

"Percobaan bunuh diri?" tanya Rendra terkejut dan tak percaya.

"Kamu tenang dulu, Mamah juga terkejut. Memang selama seminggu ini sikap dia berubah sejak tahu tentang Papah kalian, dia selalu ngurung diri di kamar dan kata salah satu gurunya Andin memang belakangan menghindar dari teman-temannya," ucap Mamah.

Rendra menunduk ia memijit pelepisnya, tangisnya tak bisa ia tahan ia benar-benar merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada Andin bahkan hampir melakukan percobaan bunuh diri.

"Sekarang dia di mana?" tanya Rendra.

"Dia di kamar, baru selesai di periksa dokter dan diberi obat penenang, setelah pingsan dia memberontak mungkin beberapa hari ke depan Mamah harus bawa dia ke psikolog," ucap Mamah.

"Maafin Rendra Mah, seharusnya Rendra bisa jaga Andin dengan baik mungkin ini nggak akan terjadi. Ini salah Rendra," ucap Rendra benar-benar merasa bersalah.

"Nggak Rendra, kamu sudah berusaha melindungi keluarga, kita hanya butuh waktu untuk Andin agar dia bisa menerima kenyataan," ucap Mamah.

Rendra bangkit dari duduknya dan berjalan ke kamar Andin. Sudah seminggu lebih setelah dia ke Jakarta tak ada percakapan dengan Andin karena adiknya itu marah padanya. Ia menatap kamar Andin yang berantakan, beberapa pakaian berserakan bahkan meja belajarnya juga berantakan.

"Mah, tolong jauhin semua benda tajam dari kamar Andin dan juga dapur. Lebih baik Mamah simpan di tempat aman, Rendra mau nelepon Dimas untuk tanya psikolog Anin dulu," ucap Rendra.

Rendra keluar dari kamar Andin dan langsung menelepon Dimas. Dulu istri Dimas pernah mengalami hal yang sama seperti Andin namun dengan masalah yang berbeda.

"Halo Ren, ada apa?" tanya Dimas.

"Dim tolong kirimin alamat psikolog Anin yang dulu," ucap Rendra.

"Lo kenapa?" tanya Dimas khawatir.

"Andin, dia mau melakukan percobaan bunuh diri tadi di sekolah dan sekarang dia di bawa pulang dan baru di kasih obat penenang," jelas Rendra.

"Andin? Oke gue kirimin alamatnya sekarang," ucap Dimas.

"Oke thanks Dim,"

"Apa gue ikut ke sana?" tanya Dimas.

"Nggak perlu Dim, dia masih butuh waktu sendiri dulu biar gue urus dulu dia sampai pulih," ucap Rendra.

"Oke, lo harus jaga dia jangan sampai lalai, gue yakin dia bisa kembali semula," ucap Dimas.

BUKAN SALAH JODOH ✅ (PINDAH KE NOVELTOON)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن