Chapter 21

147 13 0
                                    

Hidup jadi lebih indah karena saat kita diciptakan kita telah diberitahu tentang kematian. jadi, kupikir hidup dan mati itu sebenarnya hanya satu kata. persetan dengan jalan hidup, tujuan kita satu-satunya adalah berakhir


Terkadang aku merasa seperti manusia paling hebat, meski lebih sering terasa seperti menjadi manusia paling malang. Aku mengalami banyak hal yang luar biasa tak masuk akal dan aku masih bertahan untuk tetap waras(mungkin). Beberapa waktu yang lalu aku bertemu dengan seorang penguasa, bukan president bukan juga keluarga royale family. tapi seseorang yang tak akan mungkin bisa kau pikirkan seberapa berkuasanya ia terhadap tiga dunia.

Aku mengetahui rahasia besar dunia yang bahkan sekumpulan hacker besar dunia bernama anonymous tak tahu.

Dua hari semenjak hari itu aku dibiarkan pulang. Benar-benar pulang ke rumahku di Tutendo.

Aku tiba-tiba saja terbangun dikamarku yang nyaman. Entah apa yang terjadi dengan Leo dan tak tahu mengapa aku tak kembali ke tempat terakhir kali tubuhku tertidur disana, ditempat bersama wizard itu.

Namun ada yang aneh. Setelah aku kembali rasanya sesuatu telah berubah.

Tak ada hujan lagi di kota ini. Awan cerah seperti awan pusim panas di New York. Angin-angin malam pun tidak lagi terlalu dingin seperti sebelumnya. Aku menenggelamkan diriku di dalam selimut meski aku kepanasan. Sebuah suara mobil VW terdengar menggeram dari depan rumah, yang dapat aku lihat dari jendela kamarku itu adalah Acer bersama mobil kesayangannya yang selalu ia bawa kesana kemari. Ia memarkirkan mobilnyA lalu menguncinya, seolah-olah ada maling yang berani mencuri di pekarangan rumah Paman Griffin.

"lice," ia mengetuk pintu kamarku yang tak terkunci. Ace adalah salah satu anggota penting di Lidio dan ia tidak lagi menjadi anggota itu , aku tahu Paman Griff sangat kecewa padanya tapi aku tidak tahu apa yang sedang ia rencanakan, tak ada yang tahu selain dirinya sendiri. Bahkan setelah aku pulang ia tidak banyak bicara.

Raut wajah Acer lebih kaku dari biasanya, lebih seperti batu. Aku bahkan tak  tahu sekarang ingin berekspresi seperti apa.

"Apa? tanyaku dengan raut wajah penasaran.

Ia masih berdiri disana, memandangku lamat-lamat hingga mengusap wajah gusar.

"Tidak apa-apa, hanya saja aku ingin kau tahu, segala sesuatu telah berubah." ucapnya.

" Sebagai contoh kau tidak akan bisa menemukanku sebagai teman lagi."

"Hah?"

Acer berbalik dari ambang pintuku dalam diam dan aku bangkit dari kasur untuk mengejarnya, tapi ia terlalu cepat sampai ia kembali ke mobilnya dan melaju. Sedangkan aku bertanya-tanya sambil mengankat kedua tangan dan bahu di pelataran.

======

Kalau diingat-ingat sudah berapa lama aku tak pergi ke sekolah?

Aku ingat saat pertama kali bertemu Ath, begitu misterius. Saat itu mata indah dan kulit peraknya sangat menyebalkan hingga membuatku berada dalam banyak masalah. Siapa yang menyangka pemburu dan mangsanya akan saling jatuh cinta?

Aku terkekeh saat Ath berusaha menutupi wajahku dari panas matahari dengan telapak tangannya yang pasi. Dia sangat manis, apalagi untuk ukuran iblis. Dia adalah iblis termanis yang pernah ada!

Aku menciumi bibirnya yang kecil dan manis, dan ia membalas sambil menggelitik perutku. Kupegang wajahnya dan menatap dalam pada mata emasnya yang berkilauan. Menyadari bahwa tidak ada jalan keluar ketika aku memutuskan untuk menyukainya. Ia seperti kuda hitam yang diberkati sihir, aku terperangkap pada mantranya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DARK WINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang