27- last

95 5 10
                                    

"Mi, mulai besok aku gak akan kuliah lagi." ucap Devan.

"Kenapa? Emangnya dengan cara ini kamu kira aku bakal berhenti marahnya?" tanya Ami.

"Ternyata kamu bisa marah juga." jawab Devan.

"Berisik!" cetus Ami.

"Ami, aku mau ngomong serius." ucap Devan.

"Soal apa?" tanya Ami.

"Cie kepo." jawab Devan.

Ami tidak membalas ucapan Devan, dia mengambil gawaynya.

0821xxxxxxxx: "Mi, aku rindu."

Ami melotot kaget setelah membaca pesan tersebut. Lagi-lagi si misterius itu mengirim pesan yang tidak berbeda dari pesan-pesan sebelumnya.

"Kenapa?" tanya Devan.

"Cie kepo." jawab Ami.

"Cie balas dendam." ucap Devan.

Ami menyeringai,
"Aku aneh sama orang ini."

"Siapa? Jangan jawab cie kepo!" seru Devan.

Ami menunjukkan gawaynya,
"Nomor ini selalu aja ngirim pesan kayak gitu. Aneh ya kan?" tanya Ami.

"Mungkin dia fans kamu." jawab Devan.

"Menurut kamu, dia cewek atau cowok?" tanya Ami.

"Banci kaleng." jawab Devan ketus.

"Sini mana nomor teleponnya biar aku simpan." sambungnya.

"Buat apa?" tanya Ami.

"Kalau dia cowok, aku bakalan bikin dia benjol-benjol. Kalau dia cewek, aku bakalan bikin dia jatuh cinta sama aku." jawab Devan.

Ami mencubit lengan Devan, membuat Devan meringis kesakitan.

"Tadi katanya mau ngomong serius. Mau ngomong apa?" tanya Ami.

"Aku gak mau hari terakhir aku di kampus terbuang dengan sia-sia." jawab Devan.

"Maksud kamu?" tanya Ami.

"Beli buah duren di toko duren." ucap Devan.

"Cakep!" sambung Ami.

"Aku bukan mau pantun! Aku mau ngajak kamu beli buah durian." sahut Devan.

"Hahah. Eh kamu kan gak suka buah durian, kok sekarang malah mau beli?" tanya Ami.

"Aku mau coba apa yang kamu suka." jawab Devan.

"Kalau aku suka ee ayam, kamu juga bakal nyobain?" tanya Ami.

"Ya gak ee ayam juga kali." jawab Devan.

"Katanya mau coba apa yang aku suka." sahut Ami.

"Ya emangnya kamu suka ee ayam?" tanya Devan.

"Ya gak ee ayam juga kali." jawab Ami.

"Dasar penguntit!" seru Devan.

Ami tertawa terbahak-bahak,
"Jadi gak beli buahnya?"

Devan menatap Ami dengan tatapan kosong. Dia tidak kuat jika harus jauh dengan Ami, namun tidak ada cara lain selain meninggalkan Ami.

"Heh! Malah bengong!" seru Ami.

"Iya jadi, ayo!" ajak Devan.

Saat di tengah perjalanan, tiba-tiba hujan turun. Membuat Ami tersenyum bahagia,
"Hujan!" seru Ami.

 Membuat Ami tersenyum bahagia, "Hujan!" seru Ami

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Live in paralysis (Completed)Where stories live. Discover now