aku tak mengerti bagaimana cara dunia bekerja, orang bilang masa depan terbentuk dari berbagai kemungkinan yang terjadi tapi tetap tak ada orang yang bisa meramalkan kepastiannya. hal itu ungkin berlaku padaku.
pria berambut merah itu duduk di Halte sambil menunjukkan buket bunga pada perempuan disebelahnya, aku berusaha untuk berpikir positif hingga akhirnya aku melihat bagaimana cara mereka menatap satu sama dengan penuh cinta, bagaimana dengan lembutnya tangan pria itu memangku dagu perempuan tersebut dan mencium bibirnya
orang asing tak akan melakukan itu
teman pun tak akan melakukan itu
hanya kekasih yang bisa melakukan itu
aku melihat orang yang kusukai mencium orang lain dan itu cukup buatku untuk menerima kenyataan bahwa hanya akulah yang berjuang.
aku menyeret kakiku menuju ke kafe terdekat yang berada di persimpangan jalan, sesuai dengan namaya yang dalam bahasa latin Compitales berarti persimpangan jalan.
lampu kafe yang bernuansa kuning hangat serta bangku-meja kayu berwarna cokelat gelap, ditambah musik Jazz yang cocok untuk hujan membantu menenangkan pikiran serta hatiku yang kacau
"mau saya antarkan ke meja?."
suara pelayan tersebut mengagetkanku yang masih berdiri di pintu dengan keadaan basah serta kacau, make up yang luntur, rambut yang kusut, serta nafas yang tak beratura membuatku seperti orang yang barusan tertimpa bencana
yah,mereka tak salah.
aku duduk di meja paling ujung, berusaha untuk mengurangi perhatian orang-orang semenjak aku datang ke kafe dengan keadaan kacau.
setelah diberi handuk oleh pelayan tadi aku sibuk mengeringkan rambut dahulu, sungguh pelayanan disini sangat bagus. lalu aku memilih untuk menelepon seseorang, setidaknya itu membantuku untuk mengurangi rasa sedih di hatiku.
orang bilang ada berbagai tipe orang dalam bercurhat, orang yang curhat untuk meminta pendapat, dan orang yang curhat hanya untuk didengarkan saja. dan aku adalah tipe yang kedua
karena itu orang ini sangatlah cocok untukku.
"Jay, mau dengarkan aku dulu gak?.hah? kamu tanya aku dimana, aku di kafe Compitales. kenapa memangnya?."
setelah itu dia memutuskan panggilannya.
tapi tak lama kemudian dia muncul lalu menghampiriku yang duduk sendirian di ujung kafe.
aku tadi ingin menanyakan bagaimana bisa dia kesini secepat itu tetapi aku langsung mengurungkan niat ketika Jay segera menjelaskan bahwa ia melihatku dijalan tadi tapi dia tak yakin
"keren yah, disaat seperti ini kau selalu tiba-tiba muncul entah darimana."ucapku sambil tersenyum membuat mataku hilang diantara kantung mata yang membengkak.
YOU ARE READING
LOOKISM X READER ONE SHOT(end)
FanfictionApa yang terjadi jika karakter lookism jatuh cinta padamu? *Otw REVISI* *Slow respond to request* Semua karakter dan jalan cerita yang asli milik Park Tae Joon selaku penulis Webtoon Lookism saya hanya menuangkan ide cerita untuk kepentingan fangirl...