Bertemu

584 88 5
                                    

'Jika aku berada disampingmu, aku akan merasa nyaman. Bahkan aku tak ingin pergi atau menjauh darimu.... Lagi'

~~~

"Hm... Aku datang sedikit lebih awal" Gumam Hijikata setelah sampai di taman untuk bertemu kembali dengan Gintoki.

Hijikata memang datang 'sedikit' lebih awal. Memangnya jika datang 10 menit lebih awal itu dibilang sedikit? Menurut ku itu terlalu awal (alias bosen nunggu), jika datang 5 menit sih ku maklumi (Komentar author (´⊙ω⊙') )

Padahal Hijikata baru saja bertemu Gintoki saat jam 3 sore dan ia akan bertemu lagi dengan-nya jam 5 sore nanti.

Bahkan sesampainya di markas, Hijikata langsung dengan semangat mengerjakan berkas yang menumpuk di mejanya dengan cepat dan teliti. Sampai-sampai Yamazaki menjadi bingung dengan sikap Hijikata ini.

Hijikata memang suka bekerja malahan rajin, tapi bedanya kali ini ia mengerjakan -nya dengan antusias dan penuh semangat. Padahal kemarin dan sebelum patroli tadi, ia sangat lesu dan kurang bersemangat bahkan sampai kurang fokus.

'Pasti terjadi sesuatu dengan Fukucho. Apa jatah mayones-nya bertambah bulan ini?' Pikir Yamazaki, positif thinking.

Tepat jam 4 sore. Hijikata sudah menyelesaikan pekerjaan-nya dan menyuruh Yamazaki untuk membawa-nya ke ruangan Kondo. Ia pun beranjak menuju pemandian, masa mau ketemuan gak mandi sih.

Setelah selesai mandi, ia bersiap-siap dan berdandan-eh? Bergaya agar terlihat cool seperti pertama kali akan pergi kencan (mungkin) Poni V-nya ia luruskan ke atas dengan percaya diri.

"Hm~ jika dipikir-pikir, wajahku tampan juga" Gumam Hijikata sembari berpose berpikir. Ia terus bergaya sampai 10 menit.

'Ga-gawat sudah jam 16.40! Aku harus cepat' Hijikata mengembalikan posisi poninya kembali seperti sebelumnya, Gintoki akan mengangap-nya aneh karena sampai repot-repot begaya.

"Aku masih punya waktu, merokok saja ah" Ucap Hijikata, ia mengambil rokok dan menyalakan-nya dengan pematik berbentuk botol mayones kecil.

Selang beberapa menit, Gintoki akhirnya sampai di taman sembari celingak-celinguk mencari Hijikata. Ia akhirnya menemukan Hijikata yang tengah bersandar ditiang listrik sembari merokok.

"Yo, Hijikata-kun. Apa kau menunggu lama?" Tanya Gintoki sembari menghampiri Hijikata.

"Hm, tidak. Aku juga baru sampai" Jawabnya padahal boong.

"Jadi, sekarang kita akan kemana?"

"Terserah kau"

"Kalau begitu. Bagaimana kalau kita makan parfait dulu? Aku sudah tak sabar ingin memakannya" Jawab Gintoki dengan wajah berseri-seri.

Hijikata tersenyum "Baiklah. Ayo kita pergi"

"Aa, let's go! Parfait parfait"

Hijikata tak bisa menahan senyuman dan tawanya melihat tingkah lucu Gintoki.  Keduanya pergi sembari berjalan beriringan. Setelah sampai, mereka disambut oleh pelayan dan mengantarkan mereka menuju meja dipaling pojok dekat dengan jendela.

"Anda ingin memesan apa?" Tanya sang pelayan.

"Tiga parfait" Jawab Gintoki cepat "Bagaimana denganmu, Hijikata-kun?"

"Kopi saja"

"Baiklah. Mohon tunggu sebentar" Balas sang pelayan sembari pergi menuju dapur.

"Ne... Gintoki"

"Hm? Ada apa? Hijikata-kun"

"Em... Itu... Tidak jadi"

Gintoki bingung, ia ingin bertanya kembali. Namun sepertinya Hijikata cukup kesulitan, karena itu ia mengurungkan niatnya.

"Ah! Benar juga. Gintoki. Kita akan pergi minum di mana?"

"Kenapa malah bertanya padaku. Padahal kau yang mengajak ku"

"Memang aku mengajakmu. Tapi, aku ingin kau yang memilihnya. Seperti tempat favorit gitu"

Gintoki berfikir sejenak "Hm... Bagaimana kalau di kedai oden. Aku sering minum disana"

"Baiklah" Tepat setelah Hijikata menjawab. Pelayan datang membawakan pesanan dan menundanya di meja.

Awalnya Gintoki menatap ketiga parfait didepan-nya dengan wajah berseri-seri, ia langsung memakan parfaitnya dengan lahap.

Hijikata terus memperhatikan Gintoki. Sesekali ia mengulum senyum dan tawa melihat berbagai ekspresi dari dirinya.

Setelah itu, Gintoki mengajak Hijikata menuju kedai oden yang ia maksud "Disini"

"Oh, aku juga sering kesini"

"Benarkah? Jika seperti itu, seharusnya kau sering-sering mengajak ku minum disini. Hijikata-kun~"

"Hm..."

Keduanya pun duduk di kursi, Gintoki langsung memesan sake yang disusul Hijikata. Sesekali mereka tertawa, saling bertukar cerita bahkan sampai bertengkar.

Sang pemilik kedai sesekali meleraikan bila terjadi pertengkaran diantara keduanya. Namun ia juga ikut tersenyum atau tertawa melihat tingkah pelanggan tetapnya.

.

.

.


Bersambung...

SCAR [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora