Gintoki...

687 86 26
                                    

'Ikanaide. Zutto boku no soba ni itte yo. Ne... Gintoki'

~~~

Setelah kejadian itu, Hijikata terus mencari informasi tentang siapa yang berani mencelakai Gintoki. Namun nihil, tak ada satupun petunjuk. Bisa dibilang kasus ini jalan buntu alias tak bisa dilanjutkan.

Namanya juga Hijikata, dia tak akan menyerah sampai ia menemukan kebenaran dalam kasus tersebut. Hijikata menghela napas, ia memilih menyalakan televisi. Mungkin saja ia bisa mendapatkan petunjuk, walaupun sedikit.

Bukannya berita tentang perampokan atau pembunuhan, melainkan acara lamaran. Awalnya ia tak tertarik, tapi entah mengapa Hijikata malah terus menonton-nya. Bahkan sampai selesai

'Ah... I got an idea~'

~-_-~


"Gintoki. Maukah kau menikah denganku?" Tanya Hijikata sembari memegang kotak persegi berwarna merah yang berisi dua cincin berwarna gin/perak.

"Hijikata-kun...." Gintoki terdiam sejenak, ia pun menangis "Um... Tentu saja aku mau" Balas Gintoki dengan senyuman senang.

Keduanya langsung berpelukan. Hijikata memegang dagu Gintoki diarahkan sejajar dengan wajahnya.

"Gintoki..."

"Hijikata-kun..."

~_~

"Seperti itu..." Gumam Hijikata. Puas dengan bayangan yang terbilang sangat jauh dan mustahil "Yosh! Bagaimana kalau aku beli cincin dulu, lalu aku tinggal mengajaknya nanti dan melamarnya setelah selesai"

Tanpa pikir panjang, Hijikata meraih blazer-nya dan melesat menuju toko perhiasan. Dasar keras kepala.

Dan disinilah masalahnya. Memang ia akan melamar Gintoki. Tapi, karena ia bisa dibilang tsundere. Maka Hijikata cukup kesulitan, Sampai-sampai ia mencari berbagai informasi dari internet untuk memastikan agar ia tak salah langkah.

Hijikata terus berkutik mencari informasi dan mencatatnya di buku miliknya, jika ada yang penting. Setelah merasa cukup siap, ia mulai latihan.

"Ehm! Gintoki. Maukah kau me-me... Menikah dengan ku...?" Ucap Hijikata entah kepada siapa, saking malunya ia mengecilkan bagian terakhir.

'Jangan terus seperti ini, Toshi. Kau pasti bisa! Se-ma-ngat!' Hijikata terus latihan sampai tak terasa sudah sore 'Kali ini pasti bisa!'

"Ehm! Gintoki" panggil Hijikata "Mau kah kau menikah dengan-"

BRAK!

"FUKUCHO!!"

Hijikata sontak terkejut. Yamazaki tiba-tiba datang dan langsung membuka pintu tanpa salam atau mengetuk. Dasar anak buah tak sopan!

Sebelum Hijikata menyemburkan protesnya. Yamazaki langsung memotong "FUKUCHO. INI GAWAT! YOROZUYA NO DANNA...."

'GINTOKI!' Tanpa pikir panjang, ia meraih blazernya dan mengikuti Yamazaki menuju mobilnya dan mengantarkan Hijikata menuju tempat Gintoki.

Setelah sampai, Hijikata langsung berlari. Hijikata sangat panik, sampai ia tak sengaja menabrak orang lain di sana. Ia terus berlari dan mencari nomor yang diberitahu Yamazaki sebelumnya.

Hijikata mendengar suara tangisan, ia terus mencari dan akhirnya sampai. Disana terdapat Otose, catherine dan Otae, serta Shinpachi dan Kagura yang tengah menunduk menahan tangisan. Hijikata langsung menghampiri Shinpachi dan Kagura.

"Oy. Kalian!" Panggil Hijikata, Keduanya mendongkak dengan air mata yang terus mengalir "Yorozuya!"

Belum sempat keduanya menjawab. Terdengar suara pintu dibuka dari dalam. Semua yang disana langsung mengerumbuni sang dokter

"Dokter! Bagaimana dengan Kondisi Gintoki?!" Tanya Otose tak sabaran.

"Sensei! Bagaimana keadaan Gin-san?!" Kali ini Shinpachi bertanya.

"Semuanya tenanglah" Ucap sang dokter "Karena kecelakaan tadi. Nyawa Sakata-san tertolong. Untung saja kalian membawanya kemari dengan sangat cepat"

Mendengar hal itu semuanya menghela napas lega "Tapi..." Ucap sang dokter yang otomatis semuanya menatapnya kembali dengan sangat penasaran bercampur khawatir "Akan tetapi, saat ini. Sakata-san koma. Jadi, saya tak bisa mengatakan kapan ia bisa sadar kembali"

Setelah mengatakan itu, sang dokter memilih pamit. Tentu saja hal ini membuat semua orang yang ada di sana menangis, apalagi Shinpachi dan Kagura.

"OY" Panggil Hijikata "Siapa? Siapa Yang Berani Melakukan Hal Ini Terhadap GINTOKI?!" Tanya Hijikata sembari berteriak.

Semua orang tau apa yang di rasakan Hijikata. Shinpachi mengusap air matanya "Sebenarnya... Ada orang yang ingin membunuh Gin-san"

Hijikata membelak, ia mengepalkan kedua tangannya "Dareda?"

"Kalau soal itu, kami tidak tau" Balas Shinpachi "Tapi, saat tadi kami berjalan bersama dengan Gin-san. Tiba-tiba ada mobil yang melaju dengan cepat. Tentu saja kami terkejut. Lalu..." Shinpachi berusaha menahan getaran di tubuhnya agar tidak menangis kembali "Gin-san langsung mendorong kami dan yang terkena tambarakan itu adalah Gin-san..." Jelas Shinpachi yang sudah tak tahan menahan air matanya jatuh.

"Gin-chan... Hiks* HUAAAA" Kagura menangis hebat. Shinpachi berusaha memenangkan-nya, ia juga ikut menangis.

Hijikata menghela napas berat "Oy, China, Megane"

Keduanya menatap Hijikata bingung "Kalian sudah bekerja keras" Ucap Hijikata sembari tersenyum lembut.

"Aku ingin kalian menjaga Yorozuya untukku. Sisanya serahkan saja padaku" Setelah itu Hijikata pergi dari rumah saki dan menghiraukan teriakan Shinpachi dan Kagura yang kebingungan.

.

.

.


END.....


Okay, maaf kalau tiba-tiba ngegantung dan gak sesuai keinginan. Tapi, mau bagaimana lagi?! Awalnya aku ingin 3 capter, eh! Malah jadi 5 dan aku ingin Gin-chan em... begitulah. Tapi... Malahan berlanjut ceritanya. Jadi aku minta maaf. Susah banget membuat cerita pendek alias to the point begini. Bagi para author yang suka membuat cerita one shoot, mereka sangat hebat.

Tapi, bagi kalian yang ingin aku buat sekuelnya silahkan komentar. Nanti aku pikirkan. Atau aku Up cerita baru. Soalnya lumayan ada draf-nya walau baru sampai capter 1 atau 2. Itu sih terserah kalian. Pokoknya komen aja yah. Dan bye~

SCAR [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora