Ostracism - Sin Yoongi

119 26 12
                                    

️ Depicted violence, mental illness and OCD
______________________________

"Kala itu aku sempat berharap dapat mengurangi rasa sakitmu, paling tidak dari 100 ke angka 99 tetapi sepertinya sisi lain dunia berkata sebaliknya"
.
.
.

Ketika orang dewasa mencoba mengakrabkan diri dengan seorang anak kecil, pertanyaan yang sering terlontar biasanya-kalau sudah besar mau jadi apa? Lalu dengan pandangan berdenyar tak lupa pula menyunggingkan senyum manis bersama rona merah di pipi, sang anak kecil akan menjawab-aku mau jadi dokter. Sebuah jawaban singkat dengan sedikit terbata kelu saat lidah tidak pandai mengucapkan huruf R. Tidak tahu pasti hal yang mendasari pikiran anak kecil tatkala menjawab satu profesi itu saja dari sekian banyak profesi.

Han Naeun mengeratkan outer panjang miliknya ketika dirasa hawa dingin yang mulai menyesap masuk pada titik kulit, baru saja ia memutar memori masa kecil kala seorang wanita paruh baya bertanya kepada anak kecil perihal cita-citanya nanti ketika dewasa. Naeun masih mengaitkan jemarinya pada celah pegangan bus diatas kepala, menyunggingkan senyum kala anak kecil itu mengucapkan hal yang sama sepertinya ketika ia kecil dulu. Sayangnya profesi itu benar-benar hanya angan semata bagi Han Naeun dikala dewasa.

Hari ini selepas pulang kerja, seperti biasa Naeun mengunjungi rumah Choi Ara teman sekaligus sahabatnya sejak zaman SMA. Tidak banyak hal yang dilakukan, seperti biasa tiap orang pasti sangat paham ketika 2 orang wanita saling bertemu-bertukar pikiran, saling mengeluh perihal kekasih atau pekerjaan, bercanda bergurau bersama hingga berbagi makanan dikala kehabisan uang. Hari ini Naeun membawa beberapa botol soju lengkap dengan spicy fried chicken, sebuah pasangan menu yang sangat ideal cukup untuk mengeluarkan segala keluh kesah sekaligus menutup kisah hari ini.

"Choi Araaaaa!!! Buka pintunya..." Tidak heran, hal ini akan selalu ditemukan kala jam menunjukkan sekitar pukul 7 atau 8 malam. Naeun akan selalu berteriak pasalnya gadis itu seperti anak sekolah dasar yang sudah tidur dijam-jam seperti ini.

Satu, lima, sepuluh detik kemudian, tidak ada sahutan balik dari dalam sana. Naeun mengerjap heran, mencoba tidak mengeluarkan gumpalan emosi jika ia benar-benar menemukannya dalam kondisi tertidur saat masuk. Solusi satu-satunya adalah mengeluarkan sebuah kunci cadangan dari dalam dompet miliknya. SIAL. Sebenarnya aku cukup malas walau sekedar mengeluarkan dompet dari dalam tas. Gerutu Naeun dalam hati, seperti biasa jiwa kemalasannya tiba-tiba mendominasi tetapi ia tidak bisa seperti ini, ia harus masuk sebelum ditelan udara dingin yang merangkak masuk menyapu tubuh kecilnya.

Saat jemari itu berhasil membukanya, Naeun langsung melangkahkan kaki pelan sebelum langkahnya tertahan karena melihat kondisi rumah yang berantakan. Pecahan beling berserakan dimana-mana bahkan bantal sofa dan buku di rak sudah terlempar tak beraturan. Naeun menahan nafas berusaha mencerna situasi didepannya, darahnya berdesir bersamaan dengan detak jantung yang berderu 3 kali lipat, pandangannya bergetar mencoba merotasikan matanya untuk mencari jejak sang sahabat. Saat langkahnya sampai di ruang tengah rumah Choi Ara, nafas Naeun tercekat bersamaan dengan tangan yang bergetar hebat menangkup mulut kala netra itu menangkap seorang laki-laki dengan penutup wajah menusuk, merobek, dan menyesapkan pisau ke tiap inchi tubuh sahabatnya. Darah mengalir deras bersamaan dengan tubuh yang sudah dalam kondisi sangat mengenaskan. Choi Ara setengah telanjang, sebagian baju dan celana miliknya sudah terhempas dari tubuhnya.

Naeun sudah tidak bisa berkata apapun, tatapannya seakan kosong bersamaan dengan air mata yang mengucur deras kala menemukan sahabatnya sendiri dalam kondisi tidak bernyawa, nafasnya tercekat, senyawa netrotransmiter miliknya benar-benar hilang untuk bertindak melakukan sesuatu, ia kehilangan kesadaran saat perlahan pria itu mendekatinya sambil membawa pisau dengan rona merah pekat darah milik sahabatnya.

Me : Idiosyncratic ✔Where stories live. Discover now