3. Keinginan Ibu

13 1 1
                                    

Niat baik kang Azis untuk mengantarku pulang, ternyata di sambut hangat oleh orangtuaku terutama ibu.

Beliau antusias sekali ketika aku pulang kerumah di antar seorang laki-laki yang berperawakan tinggi, gagah, tampan, dan terlihat sangat keren.

Ibu menyambut kepulangan ku tak seperti biasanya, tak pernah sama sekali ramah, bahkan bertanya sudah makan atau belum pun itu tak pernah ibu lakukan, tapi saat ini ketika ibu tau ada seorang laki-laki yang mau mengantarku pulang ibu langsung berubah.

"Assalamualaikum .." Ucapku dan kang Azis ketika memasuki rumah.

"Waalaikum salam." Jawab ibu dari dalam rumah, sambil berlari menghampiri aku dan kang Azis.

Aku :" Bu, ini kenalin kang Azis temen nya Bu Chika." Ucapku

Azis :" Assalamu'alaikum bu, kenalin saya Azis, temen nya teh Chika." Ucap kang Azis sambil mencium tangan ibu dengan takzim.

Ibu :" Waalaikum salam, Oh iya ini ibu nya Nanas, silahkan masuk nak Azis, mau minum apa? Biar ibu ambilkan dulu.

Nanas .. ajak nak Azis masuk dulu, ibu pergi kedapur untuk buatkan minum sebentar." Titah ibu padaku.

Aku :" Iya bu. Mari kang masuk dulu. Silahkan duduk, saya simpen dulu tas ke dalem ya." Ajakku sambil berlalu masuk ke dalam rumah, sementara kanga Azis duduk di ruang tamu.

Setelah aku pergi ke kamar, aku sengaja tak langsung pergi ke ruang tamu, karena aku ingin bicara pada ibu perihal ajakan nya kang Azis .

Aku edarkan pandangan ke penjuru dapur yang sangat luas yang di penuhi perabotan unik dan cantik milik ibu, tak pernah aku menyentuh perabot-perabot itu karena aku takut kalo sampe ketahuan sedang menggunakan nya tanpa izin, ibu bisa marah 7 hari 7 malam. Ya begitulah ibuku, semua orang sudah tau perihal sifat ibu yang seperti ibu tiri itu.

Setelah mencari ibu di sekeliling dapur, aku menemukan ibu sedang membuka kulkas mengambil air es, ternyata ibu lagi membuatkan segelas sirup orange untuk kang Azis, akupun menghampirinya .

Aku :" Bu.. sini biar aku aja yang bikinin minum untuk kang Azis, ibu duduk aja di kursi, ada yang mau aku obrolin sama ibu." Ucapku.

lalu dibalas anggukan oleh ibu dan dengan segera memberikan gelas kosong beserta botol sirup A*C rasa orange.

Ibu :" yaudah nih, kamu mau ngobrolin apa? Ngobrolin laki-laki yang jelas-jelas udah ninggalin kamu itu hah? Kamu ga bosen-bosen apa nungguin dia yang ga jelas keberadaan nya saat ini !" Tanya ibu dengan penuh penekanan.

Aku :" Bukan Bu, aku mau ngobrolin kang Azis bukan kang Heru. Kang Azis tadi itu sengaja datang ke sekolah minta sama Bu Chika, nyariin seorang perempuan yang mau di jadiin istri, lebih tepatnya lagi nyari istri.

Dan Bu Chika ngenalin aku dan minta aku buat jadi calon nya kang Azis. Tapi aku ga jawab iya, aku jawab jalanin aja dulu, karena aku belum tau sifat nya kang Azis dan belum kenal lama juga. Tapi tadi pas aku pamit pulang, kang Azis maksa anter aku pulang katanya mau kenal aku lebih jauh lagi ."

Ibupun tersenyum dengan ucapanku tadi, seolah harapan nya terkabul karena ingin segera menikahkan aku, dan takut di anggap aku ini perempuan yang ga laku.

Ibu :" Ibu setuju sama ajakan nya nak Azis, bagaimanapun Azis itu teman nya Bu Chika, dia pasti laki-laki baik, dan Bu Chika ga mungkin salah ngenalin laki-laki sama kamu Nanas.

Tinggal kamunya aja buka hati, terima dia dengan baik, ga usah inget-inget si Heru itu yang ga jelas kabar beritanya ."

Jawab ibu dengan jelas sambil berlalu pergi meninggalkanku di dapur.

******
Ketika aku membawa nampan berisi makanan ringan dan secangkir sirup orange ke ruang tamu, ternyata ibu sudah lebih dulu ngobrol dengan kang Azis dan terdengar mereka sedang membicarakan aku.

Degg ..
Aku ko jadi merasa khawatir ya, takut ibu malah menerima tawaran nya kang Azis .

Akupun segera menghampiri mereka, dan meletakan segelas sirup dan beberapa makanan ringan untuk suguhan kang Azis.

Aku :" ini kang minumnya, silahkan di minum ." Ucapku dengan sambil menatap ibu heran

Azis :" iya terimakasih teh Nanas."

Ibu :" Iya di minum dulu nak Azis, itu minuman khusus di buatkan untuk nak Azis sama calon istri lho ." Ucap ibu sambil tersenyum padaku

Degg ..
Benar ucapanku, ternyata ibu sudah berbicara lebih jauh perihal ajakan kang Azis .

Akupun tak mampu berbuat apa-apa, jika ibu sudah bertindak tak ada siapapun yang mampu mencegahnya. Dengan terpakasa akupun menuruti semua keinginan ibu untuk menerima ajakan nya kang Azis.

Azis :" Iya teh, maaf tadi saya udah mengutarakan maksud saya sama ibu,  tanpa sepengetahuan teh Nanas, dan ternyata ibu menerima ajakan saya untuk meminang teh Nanas jadi istri saya, dan saya tinggal nunggu jawaban dari teh Nanas, apa teh Nanas bersedia untuk jadi istri saya ?". Tanya kang Azis dengan lantang.

Dengan cepat ibu menimpali ucapan kang Azis .

Ibu :" Iya nak Azis, Nanas pasti Nerima nak Azis, tadi sudah ngobrol di dapur sama ibu ko, iyakan Nas ?" Tanya ibu dengan penuh penekanan.

Aku :" Iya InsyaAllah kang, saya terima tawaran dan lamaran kang Azis ." Ucapku tanpa mampu menatap  kang Azis .

______________________________________

Setelah kejadian tadi sore, aku tak mau keluar kamar sama sekali.
Aku muak dengan semua ini, semua keinginanku di tentang ibu, bahkan untuk menentukan pasangan pun aku tak mampu memilihnya sendiri.

Aku menangis, menumpahkan kekesalanku pada ibu yang selalu terus menerus ikut campur kehidupanku, aku tak bisa berbuat apa-apa, dari kecil jika aku menginginkan sesuatu tak pernah ibu menyetujui nya, ibu selalu terang-terangan menolak.

Dan kini, itu semua masih berlaku padaku, aku tak mampu menolak dan memilih laki-laki yang akan menjadi pendamping hidupku, bahkan laki-laki yang aku cintai dan berjanji akan menemui ku kembali, aku tak mampu memepertahankan nya , ibu melarangku untuk menunggu bahkan menerima nya kembali.

Hidupku bagai di dalam sangkar emas, aku hidup hanya untuk kebahagiaan ibu saja, tak pernah sekalipun ibu memberikan kesempatan untuk memilih apapun yang aku suka. Aku benci ibu.

" Ya Allah .. kenapa hidupku Engkau takdirkan rumit seperti ini, untuk memilih pun aku tak pernah di beri kesempatan, aku menderita jika harus terus menerus menuruti keinginan ibu, tapi aku ga mau jadi anak durhaka ya Allah .." pintaku dalam doa di sepertiga malam .

Jeritan Hati Seorang Anak Where stories live. Discover now