Setelah pertemuan waktu itu, antara ibu dan kang Azis di rumah, ibu jadi lebih bahagia tak seperti hari-hari biasanya.
Bahkan, sikap ibu padaku begitu ramah dan manis sekali.
Seperti pagi ini, ketika aku mau berangkat mengajar ke sekolah.Ibu :" Neng .. kamu udah sarapan belum ? Jangan lupa sarapan dulu, ini ibu buatin nasi goreng spesial buat kamu, biar semangat ngajarnya !" Ucap ibu sambil tersenyum dan mengelus pundak ku dengan lembut.
" Iya Bu, nanas emang belum sarapan, makasih nasi gorengnya, ibu udah repot-repot bikinin nasi goreng buat nanas, nanas makan dulu ya Bu." Ucapku dengan lembut
Setelah selesai sarapan, aku berangkat ke sekolah, dengan berjalan kaki seperti biasanya, di karenakan lokasi sekolah dan rumah tak begitu jauh, aku tak pernah merasa capek dan malu ketika berangkat mengajar.
Karena ini, salah satu impian ku yang sejak lama aku inginkan.
Sesampainya di sekolah, aku di kagetkan dengan kang Azis yang udah nongkrong di rumah Bu Chika, entah mau apa dia aku tak tau.
" Assalamualaikum .. " ucapku
Kang Azis :" waalaikum salam.. eh teh nanas baru dateng?"
" Iya kang, ini baru sampe. Bu chikanya kemana kang?"
YOU ARE READING
Jeritan Hati Seorang Anak
Non-FictionKehidupanku tak semanis yang orang bayangkan Mereka berfikir, aku hidup berkecukupan dan merasakan ketenangan. Tapi nyatanya tidak sama sekali. bayangkan saja, kehidupanku di setir oleh orangtuaku, dari segi hal cita-cita, percintaan, bahkan pernika...