sembilan belas: pemimpin pasukan

1.9K 247 24
                                    









Changbin menoleh pelan saat Rocky juga menoleh ke arahnya membuat kedua pemuda itu bertatapan. Rocky berkedip pelan, Changbin juga.

"AH ANJIIIING," kata Changbin menunduk menepuk pucuk kepalanya mengacak rambut frustasi. "Gue kenapa kayak begitu tadi????" racaunya tak habis pikir sendiri membuat Rocky melengos.

"Tau dah, nongkrong aja bareng, cih cepu," Balas Rocky malah mengompori membuat Changbin yang masih menunduk merengek kecil. Rocky nggak menggubris, sibuk berpikir kenapa juga tadi dia ikut-ikutan.

"Ye eluuu, kenapa nggak lu stop?" Bantah Changbin mendongak menatap Rocky sewot. "Ck gara-gara Yeonjun nih, katanya Jaemin diincer, kan gue reflek pengen lindungin Nana," katanya manyun membuat Rocky menahan geli memalingkan kepala.

"Gue tiap liat Jaemin inget doi dah makanya reflek begitu," kata Changbin memajuoan bibir membuat Rocky mendecih.

Saat satu pemuda heboh masuk kantin, seakan sedang menggebu-gebu menghampiri satu meja yang berkerumun membuat semua atensi penduduk kantin padanya.

"Heh udah tau belum ada tawuran lagi?" Kata pemuda itu meledak membuat teman-temannya serentak menoleh langsung fokus pada pemudaa itu.

"Yang bener aja anjir senin senin gini," kata satu cowok dengan kacamata terangnya tak mau percaya, meraih bungkus snack dan lanjut ngemil tak peduli.

Satu pemuda lagi reflek mendengus mendengar itu. Berikutnya melengos tak peduli memainkan gedgetnya kembali. "Kayak yang heran aja dah,"

"Tau tuh apa sih yang nggak mungkin taun sekarang? Ketosnya aja berandal gitu, semaunya sendiri," kata satu gadis dengan enteng berpendapat, langsung menggeser duduk merapat pada pemuda heboh tadi mau tau lebih lanjut.

Bisikan itu sampai, ke telinga pemuda yang baru melangkah ke ujung kantin membuatnya berhenti, belum sempat melangkah keluar kini berbalik lagi. Ia menatap lurus pada meja dua kakak kelasnya tadi. Dugaan dugaan yang tadi sempat terlintas langsung muncul tanpa kendali. Yang makin ingin dia anggap tak mungkin malah seakan menampakan diri.

Pemuda ini menatap lurus seperti tadi, bedanya kini penuh rasa mau tau pasti, tapi jelas sih masih ada gengsi.

Perkataannya tadi sepertinya terlalu percaya diri. Terlalu menantang dan berani.

Gimana kalau ia di ledek?

Kan gengsi kalau balik lagi.

Changbin langsung menegak merubah wajah sendunya jadi mendengus remeh berlagak, mencoba memasang wajah jual mahal teringat tadi merasa begitu ditantang. Dengan Rocky di sampingnya berlagak santai di duduknya santai menunggu pilihan Jaemin akan melangkah kemana.

Jaemin menipiskan bibir sesaat. Melangkahkan kakinya pelan dan ragu, lalu berikutnya beranjak menghadap lagi meja dua pemuda kelas 12 itu.

Ia menarik kursi langsung mendudukan diri, sambil melipat tangannya maju merapat pada meja masih menandang kakak kelasnya. "Eum.. dia ikut?" Tanyanya berusaha polos. Berharap disambut baik hati tanpa bumbu disewoti.

"Ya lo liat aja nanti kalo ada anak pasukan balik paling depan pasti dia," kata Changbin langsung menjawab dengan yakin. Menegaskan itu adalah hal yang pasti. Berikutnya ia merapat pada meja lanjut bercerita kenapa bisa seperti itunya.


•••••



Jaemin memasuki kelas, sudah biasa dengan keadaan kelas yang rusuh. Tapi heran apa mereka nggak capek setelah tadi panas panasan dijemur saat upacara. Ia melewati begitu saja teman sekelasnya yang rusuh di depan, menuju ke mejanya.

strangerМесто, где живут истории. Откройте их для себя