32

1.9K 110 3
                                    

Vik melangkahkan kakinya dari rumah itu setelah melihat putra mereka yang tertidur pulas,dengan emosi yang tidak stabil.Hari-hari yang sangat berat harus mereka lalui.

Hingga sidang putusan cerai berlangsung,Indria tidak datang.Hanya Vik yang duduk sendiri dan menerima putusan itu.Indria mengenggam tangan anak-anaknya dan tidur bersama mereka di ranjang.Dia tahu kalau hari ini adalah putusan cerai mereka,datang atau tidak hal itu tetap sama saja.Tidak akan merubah kenyataan apapun,yang paling penting hak asuh anak sudah jelas.Apalagi selain itu??

Vik menandatangi putusan cerai itu,dan keluar.Kini dia resmi tidak dalam pernikahan dengan Indria.Hancur rasanya harus merelakan rumah tangganya selesai begitu saja.Dia lalu pulang dan menyerahkan bukti putusan pada Mami,kini Mami bisa tersenyum lega dan Milan adalah istri satu-satunya sekarang.Vik memeluk Samaira yang sedikit agak rewel,dia seperti paham betul apa yang Ayahnya rasakan saat ini.Dia dekap Samaira yang lebih agak tenang,lalu dia membuka ponselnya untuk melihat foto-foto mereka beberapa minggu yang lalu.Anak-anak,Indria dan dia pun tampak bahagia di foto tersebut.

"Aku mencintaimu,ndri!akan tetap begitu selamanya"batin Vik sembari menyeka airmatanya.

Perceraian ini membuat hati Vik menjadi keras dia selalu fokus dengan kerja dan Samaira,hanya itu saja yang membuatnya bahagia.Indria masih tetap berkerja dan melanjutkan hidupnya.Sesekali dia masih mengingat masa lalu,tapi dia mampu mengalihkan fokusnya kepada anak-anak dan pekerjaan.

Malam itu untuk pertama kalinya Indria ikut dengan teamnya setelah selesai bekerja,mereka berkumpul di cafe milik perusahannya untuk melihat Bosnya perform dan sedikit berpesta kecil.Indria hanya melihat teman-temannya tertawa bahagia dan dia hanya diam saja.Pukul 2 pagi dia baru beranjak dari situ setelah seseorang memakinya.

"Apa yang kamu lakuin disini??"tegasnya.

"Lalu untuk apa juga kamu disini??"gertak Indria.

"Setelah bekerja seharusnya pulang,bukan berada disini.anak-anak nungguin kamu pulang"

"Kamu juga tentunya harus begitu,anak dan istri sudah nunggu dirumah"ucap Indria tidak kalah sengit.

"Kamu nggak pantes ada disini?"

"Lalu aku pantesnya ada dimana?kan aku pelacur,iya kan??jadi biasa aja kalau lihat aku di mana aja,itu bukan urusan kamu lagi.urus aja istrimu sendiri,jangan pernah ngatur aku lagi"ucap Indria kesal.

Vik naik pitam di buatnya,karena dia sudah tidak mengenali Indrianya lagi.Lalu tiba-tiba Indria meraih tangan seseorang dan berjalan mendahuluinya.Dengan geram Vik mengejarnya sampai ke basement dan menarik bahu laki-laki itu dan menonjoknya.

"Apa??siapa dia?beraninya dia melakukan ini padaku"

Lalu asisten Ariel mendekat dan menghajar Vik,mereka menendangnya,memberi pelajaran.
Indria tidak tega akan hal itu,dan ingin Ariel menghentikannya.

"Biarin aja!biar dia menerima pelajaran"ucap Ariel sembari peringisan karena di sudut bibirnya tertonjok oleh Vik.

Vik tersungkur di lantai basement,teman-temannya menolongnya.Dan dia melihat Indria yang berlalu dengan laki-laki yang dulu dia katakan sebagai bosnya.Sebenarnya Indria tidak tega dengan kejadian ini,di dalam mobil mereka tertawa terbahak-bahak,kecuali Indria yang diam membiasa.

"Gini nih kalau bucin,udah di sakitin masih aja cinta"ledek mbak Meidy.

"Itu tadi mantan suamimu,ndri?"tanya Ariel

"Iya bang"

"Dia udah kawin lagi sekarang??"

"Udah bang anaknya satu"jawab Indria.

"Jadi dia dulu bosnya kamu,lalu ambil kamu jadi istri.orangtuanya nggak setuju.gitu kan??"

"Iya bang"

"Udah lu nggak usah sedih,masih banyak nih temen support lu,yang penting kerja dulu buat anak-anak"kata Ariel.

Ariel heran ternyata Indria istri orang berada juga,pantesan dulu anak mereka berada di sekolah yang sama.Dalam hatinya dia kagum dengan sosok Indria yang selalu sederhana tanpa menunjukkan dia siapa.Dan masih terlihat jelas rasa cinta Indria untuk suaminya karena sesekali dia menyeka air matanya.

"Lu nyesel ya,mantan lu kita pukulin kaya gitu??"tanya Mbak Meidy.

Indria menggelengkan kepalanya tapi dia tidak berhenti menangis.

"Jadi kamu masih cinta sama laki-laki pecundang kaya gitu?"tanya Ariel setengah keheranan.

"Nggak tahu lagi harus bilang apa,dia Ayahnya anak-anak.Cinta pertama,pacar pertama"kata Indria.

"Njir..enak bener jadi die"kata Edo,supir Ariel.

"Udah,kamu tuh cantik,menarik,beda sama yang lain.Jangan kecil hati,soon pasti dapet yang lebih baik"puji Ariel.

"Kenapa nggak sama abang aja"celetuk Edo.

"Hih gila lu do,dasar..!!"kata Indria kaget dan merasa tidak enak hati dengan bosnya.

"Ya kan kita nggak tahu jodoh kita tuh dari mana.Ya kalau iya sih ya nggak masalah"canda Ariel.

Indria hanya diam membisu saja dan sulit untuk menerima candaan semacam itu.

"Santai aja sis,,bercanda kali..ihhhh...mukanya berlipet kayak lemak gue"sahut mbak Meidy yang menangkap sinyal ketidaksukaan Indria.

Ariel mencuri pandang pada Indria yang duduk di sampingnya.Ada rasa iba yang muncul di hati Ariel,Indria itu seperti makhluk Tuhan yang berbeda.Dia agak keras kepala,penyabar,manja,dan lain-lainnya.Ariel mulai mengerti sedikit bagaimana sifat Indria,dan rasa cintanya kepada suaminya seperti oase tersendiri di dalam hidupnya.Andaikan dia memiliki istri seperti Indria,pasti Nay bahagia dan rumah akan terasa seperti rumah yang lengkap.Pikiran Ariel melambung tinggi ke angkasa.Sesampai dirumah Ariel membersihkan dirinya lalu berbaring,dia menyempatkan untuk mengecek ponselnya sebelum pergi tidur.Ada pesan dari Milan,tapi rasanya dia sangat ngantuk dan tidak akan mungkin untuk membalasnya.

Keesokannya Milan seperti kebakaran jenggot,karena mulai detik ini pemilik saham suaminya terbesar adalah Indria dan anak-anaknya.Bisa di katakan suaminya bekerja untuk mereka sekarang,dan itu bagi Milan adalah mimpi buruk yang akan berlangsung panjang.Apalagi beberapa pesan yang dia kirim kepada Ariel tidak di balas,maka semakin memuncaklah emosinya.

"Kurang ajar sekali dia,berani-beraninya nyuekin gue"gerutu Milan sembari mengotak-atik ponselnya.

Dia menunggu Vik kekantor lalu mencoba menelepon Ariel,dia sudah kangen dan ingin melanjutkan sesi panas yang tidak sepenuhnya selesai.Dia ingin mengambil hati Ariel,dia harus memenangkannya.Dia tidak bahagia dengan pernikahan ini,dia sadar jika hanya Ariel yang ada di dalam hatinya yang paling dalam.Milan selalu menggunakan Nay sebagai senjatanya,dia benar-benar wanita cerdas.

Ariel menyempatkan dirinya untuk bertemu dengan Milan dan memiliki quality time dengan mereka.Kali ini mereka ke apartement,dan di sana mereka menghabiskan waktu bersama tanpa siapapun.Milan ingin memasak tapi dia tidak bisa membuat apapun.

"Sudah,kamu tunggu di meja makan atau ruang tv.Aku yang masak!"kata Ariel dengan senyum simpulnya.

Karena dia paham betul jika Milan tidak terbiasa dengan pekerjaan rumah tangga,bahkan waktu mereka tinggal bersama di Amerika.Ariel selalu masak untuk Milan,dan apapun dia lakukan untuk Milan tanpa pernah protes sedikitpun.Ariel mencuri pandang kepada wanita yang pernah mengisi hidupnya itu.

Dia suka dengan riasan Milan dan baju yang ia kenakan hari ini,dia tampak sempurna.Andai saja dia datang sebagai Istri dan seorang ibu.Kini dia datang sebagai seorang sahabat dan seorang ibu dari anaknya.Milan sadar jika Ariel mencuri-curi pandang dari dapur.

"Apa lihat-lihat?!dasar genit"ucap Milan dengan senyumnya yang menawan.

Nay terbahak-bahak melihat kedua manusia dewasa itu.

"Tante,tante mau nggak jadi ibunya Nay?"tanya Nay pada Milan.

Degh....jantung Milan dan pandangan Ariel rasanya mau copot.

"Ya tentu sayang"jawab Milan sembari memeluk putrinya itu.

Tanpa mereka sadar jika Ariel datang dari dapur dan ikut memeluk mereka.

Istri Rahasia [END]Where stories live. Discover now