Ten

28.7K 4.2K 2.3K
                                    

Benar saja, hujan turun malam ini. Sangat deras sampai menghalangi pandangan mata. Jaemin mengeratkan pelukan di tubuhnya. Ahh, bodohnya dia tak membawa jaket malam ini. Lagipula, mana dia tahu bahwa akan turun hujan malam ini?.

Dan juga, mana dia tau bahwa menunggu Jeno akan selama ini?. Ngomong-ngomong pukul berapa sekarang?

Jaemin mengangkat tangannya yang bergetar kedinginan. Bibirnya tersenyum tipis saat melihat arah jarum jam. Sudah pukul 11 malam sekarang. Meski begitu, Jaemin tetap duduk menunggu Jeno sejak pukul 7 tadi.

“Jeno pasti ada urusan di bem” Dan selama itu juga Jaemin mencoba berpikir positif, berpikir bahwa Jeno akan datang untuk menjemputnya.

Bukankah Jeno yang berjanji akan membawanya bermain ke timezone sekarang? Meskipun ia ragu masih ada mall yang buka di jam 11 malam. Mau bermain di timezone  bagaimana? Lucu sekali.

Jari kecil Jaemin mengambil HPnya. Ia harus menghubungi semua akun media social Jeno. Terakhir, twitter. Namun, sebelum jarinya bergerak untuk mengetuk tanda pesan di profil Jeno, ia melihat bahwa Jeno telah memposting sebuah foto beberapa menit yang lalu.

 Namun, sebelum jarinya bergerak untuk mengetuk tanda pesan di profil Jeno, ia melihat bahwa Jeno telah memposting sebuah foto beberapa menit yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin tersenyum miris melihat itu. Let see, Na Jaemin. Jeno still Jeno.

Sudah tahu akhirnya akan seperti ini, masih saja menunggu. Dasar masokis.

Bukan hanya sekali dua kali Jeno seperti ini. Bahkan kata promise yang jeno ucapkan seperti tak ada artinya. Sekarang bagaimana Na Jaemin? Sakit bukan?

“Dasar bego” Setelah merutuki dirinya sendiri, Jaemin mengadah ke atas. Ia merasakan ada yang mengalir dari hidungnya. Lalu diusap hidungnya, ada cairan berwarna pekat di tangannya.

Darah.

Jaemin membenci tubuhnya yang memiliki imun lemah seperti ini. Ia kedinginan dan stamina tubuhnya lemah, bagaimana tidak mimisan?

“Gue harus pulang”

Jaemin berlari menerobos hujan. Ia tak membawa motor, karena ia pikir ia akan bermain bersama Jeno. Tapi, tidak jadi. Yasudahlah.

****

Jeno menurunkan Yeeun di depan asrama. Ia sengaja meminta satpam membukakan mobil di depan asrama Yeeun, karena ia takut Yeeun kehuajanan jika ia menurunkannya di depan gerbang.

“Makasih ya Jen, hati-hati di jalan” Jeno tersenyum sambil mengusak rambut Yeeun.

“Jarak asrama kita deket Yen”

Adiós || Nomin ☑️(Unpublish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang