diciassette

781 137 35
                                    

"Tenang. Please gausah banyak gerak. Tenang aja." Bisik Zidan


Elisa, Hanan, Yoda, dan Chandra berusaha mengatur napas mereka setenang mungkin. Bahkan tubuh Yoda sampai bergetar saking takutnya dengan orang yang entah sejak kapan mengintai mereka. Elisa memejamkan matanya sambil mengeratkan pegangannya pada Hanan dan Zidan. Chandra memeluk lututnya, ia memilih untuk menatap sepatunya yang sangat kotor.

Bobby yang sudah selesai menyapu bersih tempat mereka beristirahat pun kembali. Tapi langkahnya terhenti saat ia melihat dua orang sedang memperhatikan teman temannya dari luar.


"Bangsat apalagi ini." Batin Bobby


Tiba tiba terdengar seseorang mengucapkan mantra. Mendengar itu sontak Chandra menutup telinganya, takut takut itu adalah sesuatu yang tidak seharusnya mereka dengar. Yoda yang melihat itu ikut menutup telinganya.


"Psst. Tutup telinga lo pada." Bisik Yoda

Mendengar itu sontak 3 orang yang bergandengan tangan tadi langsung melepas genggaman mereka dan menutup telinga. Bobby juga menutup telinganya. Ia berusaha mengatur napasnya. Suasana disana sangat dingin tapi tubuh Bobby dipenuhi dengan keringat.

Saat ia kembali menoleh untuk memastikan keadaan, dua orang yang mengintai teman temannya itu sudah hilang. Dengan cepat ia segera menghampiri teman temannya. Ia berusaha berkomunikasi dengan yang lain, tapi sepertinya perkataan yang ia ucapkan tidak dapat didengarkan.

Yoda dan Elisa yang pernah ada di dalam kondisi ini pun memperhatikan dengan seksama mulut Bobby. Mereka paham maksud laki laki itu, akhirnya Yoda menyuruh yang lain untuk ikut berjongkok bersama dengannya dan Bobby.


"Kita jalan jongkok ke pintu kita masuk. Kalo gue kenapa napa kalian langsung lari, ngerti?" Kata Bobby tanpa bersuara


Elisa dan Yoda mengangguk. Rasanya mereka ingin membantah ucapan Bobby dan mengatakan bahwa mereka akan menyelamatkan laki laki itu. Namun, hal itu mustahil bukan?

Zidan yang kakinya masih belum bisa dipakai untuk berjongkok akhirnya kembali naik ke punggung Bobby. Memeluk laki laki itu seperti koala. Mereka berjalan dengan perlahan, tidak ingin menimbulkan suara sama sekali.

Saat sudah sampai di pintu, Bobby berdiri diikuti dengan yang lain. Ia berbisik kepada Zidan untuk mengawasi arah yang berbeda dengannya, tentu saja pria itu menyetujui Bobby. Dengan sangat perlahan, Bobby membuka pintu itu. Menyumbulkan kepalanya keluar, memastikan keadaan.

Zidan langsung menepuk dada Bobby dengan panik saat ia melihat dua orang yang mengawasi mereka berjalan ke arah mereka. Dengan cepat Bobby memberikan aba aba lari kepada yang lain.


"Bang ini kita kemana." Bisik Bobby

"Gue gatau Bob. Mending kita cari jalan utama."

"Kita dateng dari arah kiri kan tadi? Berarti sekarang kalo kita lari lurus sambil ke arah kiri harusnya bisa nemu jalan utama kan?"

"Iya. Kayaknya mereka yang ngawasin udah ga ngejar lagi deh." Balas Zidan dengan bisikan juga

"Kita harus terus lari kan kak?" Bisik Elisa yang berlari di samping Bobby

"Iya. Kita ga boleh berhenti sampe nemu tempat sembunyi. Terlalu bahaya di tempat terbuka kalo kita berhenti." Jawab Bobby


Mereka terus berlari. Rasanya sangat melelahkan, tapi mereka juga tidak bisa berhenti. Banyak makhluk mengerikan yang ada di tempat itu. Terlalu berisiko untuk berhenti hanya karena kelelahan.

𝖀𝖓𝖙𝖎𝖑 𝕯𝖆𝖜𝖓 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang