21. Rain

2.2K 354 24
                                    


Jennie menghembuskan nafas perlahan dan menunduk. Rasanya ada yang aneh, ia tak bisa beranjak keluar dari mobil Lisa sekarang.

"Kau masih ingin menunggu Chaeyoung?"

Jennie menoleh pada Jisoo di sampingnya dan menggeleng, "Aku masih. . Bingung." Jawab Jennie.

Jisoo menghela nafas pelan dan beralih menatap Lisa yang masih duduk di kursi kemudi.

"Apa kita pulang saja?" Lisa membuka suara untuk bertanya.

Jennie dengan cepat menggeleng, "Jangan."

"Jika jangan kenapa tidak sekarang kau mencobanya? Sebelum hujan ini berhenti." Lisa jadi sedikit kesal dengan Jennie. Tidak mau pulang jadi cepatlah keluar!

Jisoo memukul kepala Lisa dari belakang lalu menatap tajam gadis itu, "Kau juga akan seperti dia jika kau jadi dia." Tekan Jisoo dan Lisa hanya bisa diam.

"Jika tak keberatan Unnie mau menemaniku keluar?" Jisoo menoleh ke arah Jennie yang telah berpegangan untuk membuka pintu mobil.

Jisoo tersenyum dan melepaskan jas dokternya menyisakan sweeters berwarna pink yang ia gunakan, "Ayo!"

"Tunggu tunggu!" Jisoo menatap Lisa yang menahannya untuk keluar.

"Ada apa lagi?"

"Bagaimana jika nanti kau sakit, Unnie?"

Jisoo memutar malas matanya, "Hei! Aku dokter dan aku akan mengurus diriku sendiri."

Jisoo membuka pintu mobil tepat di samping Jennie menampakkan hujan yang amat deras di luar sana, Jennie menelan salivanya pelan lalu kaki kanannya berpijak pada aspal. Jennie membasahi bibir bawahnya beberapa kali, rasa ragu menjalar keseluruh tubuhnya

"Ayo."

Jennie mendongak, ia tak sadar jika Jisoo sudah berada di luar melewati pintu sebelah kiri. Lisa mendengus, Jisoo sangat keras kepala.

"Aku. ."

Jisoo tersenyum dan menjulurkan tangannya yang basah karena telah basah kuyup terkena hujan, "Jennie percaya padaku, kau bisa. . kau bisa demi kebaikan dirimu sendiri."

Jennie kembali menelan salivanya lalu perlahan tangannya meraih tangan Jisoo. Dengan lembut Jisoo menarik Jennie keluar dari mobil. Tubuh Jennie langsung menegang merasa betapa dinginnya hujan yang telah menerpa tubuhnya.

Jisoo terus membawa Jennie berjalan. Menjauh dari mobil, tubuh Jennie bergetar. Jantungnya berdegup kencang, Kepalanya mulai berdenyut kencang.

"Menepilah."

"Ibu aku baik baik saja."

"Tetaplah disini."

"Aku harus pulang."

Jennie menggeleng, ada bayang bayang hitam putih yang memasuki kepalanya. Kabur sekali.

"Jennie?" Jennie menatap Jisoo dan baru tersadar saat mereka sudah jauh dari mobil Lisa.

"Hujan dan petir? Kecelakaan? Truk? Mobil berwarna hitam? Darah? Dan Chaeyoung?"

"Andwe, Jennieya!"

"Tetaplah bertahan. . Aku mohon."

"Ibu, aku akan baik baik-"

Brak!

"Akh!" Jennie terjatuh dengan cepat Jisoo menangkap Jennie.

"Kau baik baik saja?"

"Jennie, kau baik baik saja?"

Jennie menggelengkan kepalanya kuat kuat, Tabrakan dan bau amis itu seperti terdengar dan tercium oleh Jennie. Suara ibu, ayah, dan Chaeyoung begitu menghantuinya.

"Siapa. . kau?" Jennie membatu tubuhnya sama sekali tak bergerak.

Jennie bisa mengingat dengan jelas saat ia bertanya 'siapa kau?' pada Chaeyoung pertama kali ia sadar dari kecelakaan yang ia alami.

"hei! Siapa namamu?"

"Aku Park Chaeyoung."

"Kami orang tuamu, nak."

Jennie mengepalkan tangannya kuat kuat, kali ini sangat jelas sekali betapa beratnya Chaeyoung dan keluarganya menghadapai dirinya yang bangun di pagi hari tanpa mengingat apa apa.

"Unnie. . Di pantai tiga tahun yang lalu, Chaeyoung menyatakan perasaannya padaku."

Jisoo langsung tersenyum bahagia dan memegang kedua pundak Jennie, "Jennie, Kau ingat!" seru Jisoo.

Jennie menegakkan kepalanya menatap Jisoo dengan tangisan bahagia yang bercampur dengan hujan.

"Unnie aku mengingat semuanya!" Seru Jennie bahagia dengan cepat ia memeluk Jisoo erat dan menangis tersedu sedu.

Jisoo membalas pelukan Jennie dan mengangguk, "kau berhasil. . . Kau berhasil melawan kebencianmu."

Hujan. Itu dia! Selama ini hujanlah yang harus jennie hadapi. Kebencian harus selalu di lawan agar kita tau apa alasan kita membencinya.

Lisa tersenyum melihat Jisoo dan Jennie tapi tak seberapa lama ponselnya berdering, Ia tambah tersenyum saat Chaeyoung yang menelponnya.

Tut!

"Ya! Chaeyoung-ah. Jennie sembuh! Dia telah mengingat semuanya!"



[To be continued]

One Day✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang