8.

2.4K 235 20
                                    

"Hari ini kamu kuliah pagi aja, kan?" Teriak Vivi dari sofa depan tivi.

Chika menganggukkan kepalanya walau ia tau Vivi tidak akan melihatnya karena ia sedang berada di dapur. "Iya."

Chika berjalan menghampiri Vivi, ia sudah berpakaian rapi, siap untuk berangkat kuliah pagi ini. "Hari ini kak Vivi libur?"

"Iya." Vivi menegakkan tubuhnya, ia menoleh ke arah Chika. "Berangkat sekarang?'

"Iya."

Vivi menganggukkan kepalanya, ia mengambil kunci motornya sambil mengenakan jaketnya. Setelah mematikan televisi, ia dan Chika berjalan keluar dari apartnya.

"Habis ini kak Vivi mau ngapain?" Tanya Chika dari belakang.

Vivi memutar kaca spion kirinya sampai menghadap ke arah Chika. "Tidur paling."

"Tidur mulu perasaan."

Vivi terkekeh, "Tidur kan kebutuhan."

"Dikira beruang lagi hibernasi apa." Gumam Chika.

Sebelum ia bertemu dan mengenal dengan Chika, setiap kali ada waktu kosong, pasti ia gunakan untuk tidur. Karena saat kerja, ia sangat sulit untuk mencari waktu tidur. Jadi saat-saat seperti inilah kesempatan emasnya untuk tidur.

"Kalo jadi, abis ini mau ketemu Aiko." Ucap Vivi.

Chika menganggukkan kepalanya, "Ntar aku telfon kalo udah mau pulang."

"Iya."

Mereka sudah sampai di depan kampus Chika. Vivi menghentikan motornya, ia menunggu Chika memberikan helm kepadanya.

"Kuliah yang bener." Ucap Vivi.

Chika menganggukkan kepalanya, ia membenahi rambutnya yang terlihat acak-acakan. Tangan Chika memutar spion menghadap ke arahnya untuk melihat apakah dirinya sudah tampak rapi atau belum.

Vivi mengerutkan keningnya, ia tersadar akan sesuatu. "Chik. Aku udah ngasih morning kiss belum?"

Chika menegakkan tubuhnya, ia menoleh cepat ke arah Vivi, kedua pipinya langsung memerah, ia memukul lengan Vivi cukup kuat sampai tubuh Vivi terdorong ke samping.

Vivi tertawa kecil, "Kayaknya belum, ya."

"Udah ah males aku." Ketus Chika. Saat Chika hendak berbalik, Vivi menahan tangan Chika, ia menatap ke arah Chika. "Mau sekarang?"

Chika menggelengkan kepalanya cepat, mana mungkin ia mau dicium oleh Vivi di tempat umum seperti ini. Bahkan dosen dan temannya bisa melihatnya secara langsung.

Tangan Vivi merogoh kantong saku celananya, ia mengambil sebungkus permen yupi lalu memberikan kepada Chika.

"Emang boleh?" Tanya Chika sambil mengangkat permen yupi itu.

Vivi menganggukkan kepalanya, "Boleh, tapi sekali doang."

Chika menurunkan permen itu, ia menatap ke arah Vivi. "Dari kemarin bahas permen yupi terus, kenapa?"

"Gapapa."

"Kok gapapa?"

"Ya gapapa." Ucap Vivi. "Nanti malem aku kasih yang asli."

Tiba-tiba Chika mengembalikan permen yupi itu kepada Vivi. "Aku mau makan permen yupi nanti malem aja."

Setelah mengucapkan itu Chika langsung berlari masuk ke dalam kampusnya. Vivi tersenyum-senyum, ia kembali menyimpan permen yupi itu ke dalam kantong sakunya. Ia menyalakan mesin motornya dan meninggalkan kampus Chika. Dalam benaknya ia sangat yakin kalau Chika menunggu saat ini tiba.

KidneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang