To Our Forever

4.6K 534 177
                                    



Ica termenung di depan layar komputernya. Dua hari lagi ulang tahun Thorriq. Dan biasanya mood uda suami akan sangat baik menjelang hari itu.

Ica menoleh kearah pintu ruang kerja yang terbuka.

"Sayang. ." Panggil Thorriq lembut.

"Hmm?" Tanya Ica tanpa menoleh dari laptopnya.

"Tidur. Kamu udah dua hari begadang. Nanti tipes lagi."

"Aku tidur sih," Ica menunjuk bantalnya yang ada di sofa. Setelah menikah dengan Thorriq dan pindah ke Jakarta, Ica harus bersibuk - sibuk ria karena masih dalam masa penyesuaian dengan kantor barunya.

"Di kamar sayang," Thorriq kemudian melanjutkan, "Aku baru balik dari Tokyo kitanya nggak pernah ketemu." Omel Thorriq.

Ica menghela napas, kalau dirinya mendebat lagi, nanti yang ada Thorriq malah menariknya paksa ke kamar dan berakhir mereka 'ribut' di ranjang, jadi lebih baik mengalah.

Ica kemudian mematikan laptopnya dan berjalan mendahului Thorriq keluar ruang kerja menuju kamar mereka.

Dengan gerakan menyeret langkah, Ica masuk ke balik selimut dan menyamankan diri disusul Thorriq yang berbaring di sampingnya.

"I miss you," Ucap Thorriq.

"Ya wajar, kan kamu dua minggu di Tokyo." Jawab Ica sekenanya.

"Kamu emang nggak kangen sama aku?" Tanya Thorriq.

"Nggak kangen - kangen amat sih. Abisnya kerjaan aku lagi banyak - banyaknya," Ngomongnya sih begitu tapi kecupan di bibir Thorriq mah beda lagi.

Si uda lalu terkekeh, membiarkan istrinya naik keatas perutnya dan duduk di sana.

"Yang. . Kamu mau kado apa?" Tanya Ica.

"Kado apaan?" Thorriq menarik Ica mendekat.

"Lah kan kamu ulang tahun dua hari lagi,"

"Oh. . Itu. . Blackie Stratocaster Hybrid dong,"

"Bodo amat, yang! Bodo!" Ica menoyor kepala Thorriq membuat yang ditoyor tertawa kencang. Gila aja, itu gitar kan harganya mahal banget.

"Kamu aja ulang tahun mintanya tas gucci, masa aku nggak boleh,"

"Kan duit kamu lebih banyak!?" Protes Ica.

"Duit aku kan duit kamu juga Ca,"

"Tetep aja mahal. Kita nggak boleh foya - foya, siapa yang bisa nebak masa depan, siapa tau tahun depan kita udah bertiga gimana." Ceramah Ica.

"Bener juga,"

"Kamu mau apa? Yang murahan dikit tapi,"

"Kamu aja sawadikap skidipapap seharian sama aku gimana?"

"Heh mulut kamu yaaaaa! Kalau aku mah nggak ternilai harganya."

"Ribet amat sih syarat kado kamu yang," Thorriq terkekeh lagi.

"Mau kado nggak??"

"Terserah deh, terserah kamu mau beli apa, dikasih gunting kuku sovenir kondangan tetangga juga aku terima." Ucap Thorriq sebelum mengajak Ica 'adu mulut' lagi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ica duduk dengan pandangan menerawang di ruang tamu rumahnya.

Di dalam kepalanya masih berputar - putar masalah kado untuk Thorriq.

Biasanya Ica bukan orang yang mau ribet dalam masalah perkado - kadoan.

[✔️] 10 Things I Hate About You [Local Au]Where stories live. Discover now