Chapter 7 - Dia Kembali?

1.7K 123 19
                                    

7. Dia kembali?

Kali ini, pelabuhan sangat ramai dengan tentara TNI AL yang akan berangkat tugas selama beberapa bulan. Banyak sekali orang-orang yang melepas kekasih tercintanya ataupun orang yang akan mereka rindukan kala jauh dari diri mereka.

Lain dengan Bayujatma Enggar Prananta. Yang sekarang ia tengah melamun di dermaga. Ia duduk di jembatan bambu tipis dan ia gantungkan kakinya ke bawah.

Sudah memakai baju loreng hijau. Dengan name bordir di dada kanan yang bernama Bayu dan di dada kirinya bername bordir TNI AL.

Beberapa jam lagi ia akan bertugas ke luar kota, dan dirinya akan meninggalkan sosok yang akhir-akhir ini terus menghantui pikirannya.

Ia tersenyum kecut kala mengingat semua hal yang 3 hari ini ia lewati bersama gadis manis dan cengeng seperti Rembulan Adhisti itu.

"Selamat tinggal, dokter!" gumamnya dengan menundukkan kepalanya agar hatinya terasa lega saat ia pergi bertugas nanti.

Di tepi dermaga dengan banyak kapal kapal di sana, ia tengah sendiri dengan melihat amukan ombak yang sangat mengerti keadaannya sekarang.

Ia memandangi pemandangan siang itu, ia menghiraukan teriknya panas matahari yang membakar kulitnya. Sama sekali tidak memperdulikannya.

"Apa saya udah jatuh ke dalam pesona kamu, dokter?" gumamnya dan menatap hamparan laut dengan mata menyipit.

Akh! Sepertinya ia memang sudah jatuh ke dalam manik coklat tajam itu.

Sementara itu, tanpa sepengetahuan darinya, ada gadis berjilbab dan bergamis elegan dengan sepatu hak tingginya.

"Dorr!!" Bayu yang tengah melamun terkejut dan hampir saja loncat ke dalam air. Ia mengelus dadanya dan menatap gadis yang tengah membelakangi dirinya dengan tawa menggema di telinganya.

Bayu bangkit dan memegang pundak gadis itu dan membalikkan badan agar menghadap kepadanya.

"Astaghfirullah, enak banget ya buat orang kaget!" ujarnya dengan tertawa terpingkal pingkal. Perutnya sampai sakit karena efek dari keterkejutan laki-laki itu.

"Dokter?" Bayu amat sangat tidak percaya jika perempuan dihadapannya itu adalah dokter cengengnya itu.

"Iya, ini gue!" ia, Rembulan Adhisti. Ia tersenyum hangat kala melihat kedatangan Rembulan.

"Dokter kok bisa disini?" tanya Bayu tanpa mengendurkan senyum yang terus mengembang. "Diajak Yana, katanya pengen jalan-jalan ke pelabuhan. Ehh, tau-tau diajak kesini!" ujarnya dengan terkekeh.

Jujur saja, Bayu sangat terpesona dengan penampilan Rembulan yang sangat anggun dan sholehah menurutnya.

"Cantik!" gumamnya yang dapat didengar oleh Rembulan. "Apa mas? Cantik? Siapa?" ia menengok ke belakang. Disana, banyak sekali perempuan-perempuan yang anggun dan lebih cantik darinya.

"Ohh, dia? Yang di deket tiang lampu itu?" tunjuk Rembulan kepada perempuan yang tanpa jilbab dan memakai jeans panjang dan kaos putih.

Bayu menggeleng kuat ketika Rembulan kembali menatapnya. Ia menunjuk dirinya yang dengan dagu.

"Gue?" Rembulan menunjuk dirinya sendiri. Bayu menganggukkan kepalanya lalu tersenyum.

"Kamu yang cantik, saya suka!" celetuknya dengan spontan. Rembulan memalingkan wajah karena pipinya yang bersemu merah.

"Apaan sih?!" ia menutup wajahnya dengan telapak tangan.

"Beneran!" Bayu menyingkirkan tangan Rembulan lembut dan meraih dagu Rembulan lalu menatapnya lekat.

Tentangmu, Abdi Negaraku ( END - SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang