TigaBelas.

6.5K 890 49
                                    

Sinar mentari pagi menembus celah jendela, yang akhirnya cahaya hangat tersebut sampai pada ranjang yang masih ditiduri pria manis bertubuh mungil ini. Tubuh nya tenggelam di selimut tebal.

Merasakan ada yang tak nyaman mengenai wajah nya, dia terbangun dan beranjak duduk. Mengucek bentar mata nya untuk menjernihkan penglihatan nya. Kesadaran nya kembali penuh ketika bunyi air dari dalam kamar mandi, dia menatap lekat lekat daun pintu itu.

Ceklek!

"YA!!" Chenle berteriak, lalu memalingkan wajah nya.

"Lo kenapa? Kesambet?" Jisung yang juga ikutan kaget mendengar lengkingan suara chenle sepagi ini.

Dia berjalan jalan dengan handuk hanya menutupi setengah badan, sambil mengeringkan rambut nya dengan handuk kecil.

"Akhlak lo kemana hah?! Bisa gak pake baju dulu di dalam kamar mandi baru keluar?" Ketus chenle kini dia menutup mata nya, jisung kurang ajar malah santai kesana kemari.

"Pffttt kenapa emang? Badan gue kan bagus.." jisung terkekeh, ya ya ya mentang mentang perut jisung sudah terbentuk 6 kotak jadi dia bisa menyombongkan diri.

"Lo udahan belom sih ambil baju nya, astagaa.. lama banget sengaja ya lo?!!" Ketus chenle lagi. Tapi tiba tiba ada tangan besar yang terasa dingin sedang menangkup wajah nya.

Ah dia yakin itu tangan park jisung, chenle masih menutup mata nya. Mau apa sih jisung ini???

Chenle berusaha mendorong tubuh jisung tapi dia menyadari sesuatu, chenle kaget karena jisung BELUM MEMAKAI ATASAN.

"Ihhh jisung jangan begini dong!! Lo naik ke kasur yaa?!! Turun gak?! Jangan nangkup muka gue begini?!!!" Chenle seperti nada marah, tapi juga memelas. Otak jisung benar benar tidak berfungsi seperti nya.

Chenle terlalu takut ingin membuka mata, jisung pasti masih sangat jelas didepan nya sekarang.

"Lo imut banget.." deep voice jisung akhirnya terdengar, tapi kalimat bodoh itu kenapa yang dia ucapkan.

Chenle semakin merasakan ada nafas lain yang mengenai wajah nya, pikiran chenle traveling sekarang. Dia membayangkan jisung benar benar gila dengan mendekatkan wajah mereka.

"Jis---"

"Segera turun untuk sarapan ya!" Ucapan chenle terpotong karena jisung lebih dulu melepas tangkupan tangan di wajah chenle. Chenle sedikit bernapas lega.

Ceklek!

Sudah terdengar pintu terbuka dan tertutup kembali, seperti nya jisung sudah pergi.

Dan itu memang benar.

Chenle membuka perlahan mata nya, mengedarkan pandangan ke sekeliling. Dan chenle bernapas lega sepenuhnya.

Dia segera mandi.

~~~

"Selamat pagi princess~" ucap jisung bernada.

"Lo ngomong sekali lagi, nih kursi melayang park jisung!" Ketus chenle, dia duduk di salah satu kursi dimeja makan. Dia menggunakan kemeja kebesaran milik jisung, sebenarnya memang jisung sudah mengatakan lebih dulu bahwa chenle boleh menggunakan pakaian jisung.

Kemeja itu besar karena memang size jisung, jadi nya tubuh mungil chenle agak tenggelam.

"Gue masak.. ramyeon!!!" Jisung membawa dua mangkuk ramyeon, aroma nya sangat chenle sukai. Karena ramyeon memang makanan favorit chenle.

Tong tong tong...

Jisung heboh sendiri, sambil memukul mukul panci. Sudah banyak bukti bahwa jisung ini memang tidak waras.

Pertama kali adalah ketika chenle bertemu jisung di kantin kampus.

/Masih ada yang ingat?? Hehe/

"Masak ramyeon aja mesti banget pake apron ya??" Chenle terkekeh.

"Ya gue kan ga mau kotor aja, daripada lo ngejek gue bagusan lo makan tuh ramyeon ntar keburu dingin.." ucap jisung sambil melepas apron nya dan meletakkan di dapur.

Chenle mencebik, dia langsung melahap ramyeon kuah tersebut. Jisung kembali ke meja makan dan membawa dua gelas air minum.

Jisung tersenyum tipis, seperti nya ramyeon buatan nya enak karena chenle sama sekali tidak protes.

"Lo mau makan apa lagi setelah ini? Gue beliin di minimarket depan.." kata jisung sambil melahap ramyeon buatan nya.

"Gue aja yg beli sendiri.."

"Emang lo bisa pake motor gue? Minimarket depan agak jauhan tuh di jalan besar.."

"Pake jalan kaki lah, siapa juga yee yg mau naik motor lo!"

"Lo gak capek apa hah?! Kalo gue bisa, kenapa harus lo yg jalan kaki?"

"Gue yang mau, kenapa? Gue jalan kaki gak bikin gue mati yaa jisung.."

"Gak bisa! Lo harus tetap dirumah oke? Chat semua keperluan lo, biar habis ini gue langsung beli!"

"Ishh.. jisung tapi kan---"

Brak!!

Tangan besar jisung menghentakkan meja, membuat mangkuk dan gelap bergetar.

"Lo bisa gak sih nurut hah?! Jangan ada protes lagi, ini demi kebaikan lo!!"

Chenle memalingkan wajah malas, memperhatikan apapun selain jisung.

"Cepat chat apa aja keperluan lo, gue tunggu.." kini jisung lebih melembut.

~~~

Jisung menghela nafas panjang, keperluan macam apa ini(?)

BabyChenle;

08.35.

Beli ramyeon aja yg banyak sama cemilan apa gitu ada stoberi nya. Udah itu aja

Jisung hanya menggeleng, dia berkeliling minimarket hanya mencari cemilan stoberi yang dimaksud chenle.

"Yang mana satu sih ini?" Satu per satu jisung memperhatikan kemasan yang baru pertama kali lihat.

"Cari apa kak?" Kata salah satu karyawan minimarket cantik dengan balutan seragam toko nya.

"Mmm itu cari cemilan stoberi yg paling enak yg mana ya?"

"Hm? Semua nya enak kok kak, untuk siapa ya kalau boleh tau? Kalo udah ehem ada istri sih yang ini kak, coklat ada chew nya.. lebih enak dari cemilan biasa nya.."

"Hehe saya belum punya istri, saya beli semua aja dah bingung soal nya.."

"Oh iya kak hehe beneran nih?"

"Iya angkut aja!"

"Baik, makasih kak.. tunggu di meja kasir yaa."

Jisung memijit kening karena bingung dengan ulah chenle.

Drrtt..

Ponsel jisung bergetar singkat.

BabyChenle;

09.12.

Ada orang dirumah, nyariin lo.. cepet pulang ya! Kok gue jadi takut.

Jisung tak pikir panjang,

"Kak, ini nanti antar aja kerumah di gang ujung itu yaa.. nih saya bayar ongkir nya sekalian.. saya buru buru"

Belum sempat karyawan menjawab, jisung sudah bergegas lari menjauh dari minimarket. Untung saja jalanan masih renggang sehingga jisung bisa nyebrang sembarangan.

.
.
.
.
.
.


Vote juseyo~
👇

Love friend [ ChenJi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang