EnamBelas.

5.8K 912 81
                                    

Setelah bermain badminton hingga sore, jisung merasa kelelahan tapi chenle masih hyper banget.

"Yeayyy lo kalah. Lo harus ada hukuman!" Ucap chenle bersemangat, mengguncang tubuh jisung yang sudah rebah di sofa tengah.

"Apa? Mau apa?"

"Emmm gausah keluar malam ini"

Jisung tersentak kaget, manik mata nya membola dan menatap chenle.

"Ga bisa, lagian bukan nya lo suka ya gue gaada dirumah."

Chenle mencebik, memainkan jari jari mungil nya tanda dia gugup.

"Perasaan gue ga enak, gue takut.." mata jisung menjadi sendu melihat tingkah chenle tidak biasa nya. Apa chenle punya firasat yang kuat seolah paham bahwa malam ini jisung juga mengkhawatirkan sesuatu.

"Lo gausah takut, apa lo mau jaemin nemenin lo disini. Hm?"

"Gue mau nya lo disini jisung, gue gak mau lo pergi. Perasaan gue ga enak."

Jisung kembali mendekap chenle, pelukan erat dan mengendus aroma rambut berwarna legam itu.

"Gue gak kenapa napa, yakin." Dibalas chenle mengangguk paham.

"Jisung, lo bau keringat." Jisung jadi kaget, lalu melepas dekapan nya.

"Hehe maaf ya, gue mandi duluan" jisung tersipu malu, bagaimana bisa ketika dia bau seperti ini malah memeluk chenle. Haduh.

Selesai mandi, ya seperti biasa hanya berhanduk setengah tubuh. Jisung menyadari chenle tak ada dikamar, dengan masih menggunakan handuk dia menuruni tangga dan mendapati chenle sedang memasak.

Jisung tersenyum tipis, ada terbesik niat nya untuk menjahili pria manis yang sedang berkutat itu.

Langsung mengukung chenle dari belakang, membuat yang dikukung cukup kaget.

"YA!!! Gue lagi pegang pisau nih, jangan sampe---" mendengar lengking nya suara chenle, jisung langsung melepas kungkungan nya. Mengusap daun telinga yang meringis sakit.

"Astagaa jisung. Kebiasaan lo, pake baju dulu sana!"

"Gak mau, nyenyenye" jisung mengejek.

"Lo tuh aneh ya chenle, banyak cewek diluar sana pada ngantri buat deketin gue. Sedangkan lo?"

"Eh jisung pwark! Gue normal ya!" Chenle kini melempari jisung dengan alat dapur seperti sendok, gelas untung setidaknya bukan garpu yang dilempar.

Jisung lari terbirit, tubuh nya agak ngilu terkena benda tumpul yang melayang.

~~~

"Waahh.. lo pandai banget masak, kalah gue!"

"Haha jelas dong hahahah" dibalas jisung dengan mencebik.

Mereka makan dengan hening, chenle memang pandai memasak karena suka memperhatikan mama nya didapur. Apalagi hanya memasak ramyeon seperti ini(?)

Jika tadi pagi ramyeon yang dimasak jisung sangat polos tanpa toping, maka beda jika chenle yang memasak. Dia mengandalkan barang dapur yang tersedia di kulkas.

"Mmm ntar lo pergi kapan?" Chenle membuka percakapan.

Jisung melirik, dia sangat menghindari pertanyaan seperti itu. Seolah dia akan pergi jauh dan lama.

"Bentar lagi, nanti kalo gue pergi semua pintu jendela dikunci ya! Jangan bukain tamu siapapun, kecuali jaemin atau jeno."

"Mereka bakal datang?"

"Ya engga juga sih, siapa tau kan"

Chenle mengangguk paham, melahap habis ramyeon hangat yang enak ini.

Ceklek!

Jisung sudah pergi dan chenle segera melakukan perintah jisung tadi. Perasaan nya semakin gelisah, telapak tangan nya dingin dan dia tidak bisa tidur dengan tenang.

Tv menyala tapi chenle tidak fokus, pikiran nya kemana mana.

~~~

"Lo mau bawa gue kemana bang?"

Kini jisung sedang dimobil berdua saja dengan jaehyun, tanpa diberi tau kemana arah tujuan mobil ini. Motor jisung dititipkan di markas dan mobil ini milik jaehyun.

Mereka ke suatu tempat, cukup jauh dan tiba di bekas pabrik usang. Jisung menegak saliva kasar tiba tiba aura sekitar sini mencekam.

Mereka masuk dan disambut beberapa orang tertubuh besar dan kekar, sampai akhirnya tiba di tempat utama.

Jisung terkejut, apakah ini mimpi buruk(?).

Jisung mengenali orang didepan nya, mengingat beberapa kejadian ketika dia dihina. Butiran hujan yang turun lah yang menjadi saksi bisu saat itu.

Jisung menatap jaehyun dengan tatapan masih tak percaya, jaehyun bersmirk iblis lalu seseorang melemparkan dua kebat uang tebal ke arah jaehyun, jaehyun lihai menangkap nya.

Jisung perlahan mundur, dan.....




















Dor!!!...

Dor!!!!.....























~~~~


Tok tok tok..

Chenle sadar dari lamunannya mendengar ada ketukan pintu didepan, menuruni tangga dengan ragu.

Mengintip terlebih dahulu di jendela, dan akhirnya dia bernapas lega ada dua orang yang tak asing.

Ceklek!

"Chenle, kamu gapapa?"

Mereka bertiga masuk keruang tamu, jaemin menatap khawatir sahabatnya.

"Kok lo sama jeno kesini?"

"Tadi gue tiba tiba di chat jisung, dia minta tolong bawa lo pergi dari sini.. kita gaada waktu sekarang!" Jelas jeno, chenle hanya bisa terkejut dan belum mencerna keseluruhan omongan jeno.



.
.
.
.
.
.
.

Vote juseyo~
👇

Love friend [ ChenJi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang