DuaPuluh.

5.9K 818 76
                                    

Jisung mengendap masuk ke dalam mansion mewah tersebut, mengedarkan pandangannya ke setiap sudut rumah besar itu. Dia berhasil masuk karena penjagaan didepan tidak terlalu ketat, ntah ini jebakan atau bukan yang pasti jisung harus berhati hati.

Mansion ini lengah, mungkin karena fajar hampir tiba dan semua orang sedang istirahat. Ah tidak, chenle pasti sedang menangis sekarang.

Langkah jisung terhenti tiba tiba saat 2 asisten rumah tangga sedang mengobrol di dapur.

"Lis, ini antar makanan ke kamar anak tuan ya! Dia belum makan semenjak datang kesini tadi."

"Oh iya, letakkan saja semua di nampan.. akan aku bawa kesana."

"Jangan sampai tuan tau, kita tidak pernah mengira akibat nya nanti"

"Tenang, aku akan hati hati.. cepat siapkan makanan nya."

Gotcha!

Jisung tersenyum tipis, takdir sudah membantu nya sekarang. Setelah menunggu beberapa menit, jisung mengikuti salah satu Asisten rumah tangga yang membawa nampan berisi makanan lengkap.

ART bernama lilis itu sampailah didepan sebuah pintu berwarna cream,.dengan hati hati ART itu mengetuk pintu kayu itu.

Tok tok..

"Tuan? Makanan nya tuan."

Tak ada sahutan apapun dari dalam saja, apakah chenle tidur?

Dengan berani ART yang kerap disapa bik lilis tersebut membuka pintu dan masuk saja, biasa nya pun chenle mengizinkan bik lilis nya seperti itu atas dasar kepercayaan. Chenle juga menganggap pekerja dirumah nya sudah seperti keluarga.

Jisung menghela nafas, berapa lama dia harus menunggu sekarang. Sebentar lagi akan fajar dan orang rumah akan bangun.

Jisung tak ada pilihan lain, selain ikut masuk kesana.

Ceklek!

Dua orang disana tertegun, seseorang sedang menyuapi satu orang lagi dengan kondisi berantakan. Mata sembab, rambut acakan, dan pakaian yang masih sama saat meninggalkan rumah jisung saat itu.

Chenle beranjak berdiri, lalu memeluk jisung erat. Menumpahkan segala air mata nya pada dada jisung.

"Gue akan bawa lo lagi." Jisung dengan nada melembut, mencium aroma rambut legam pria manis didekapan nya.

"Aku akan bantu kalian." Kata bik lilis dengan nada halus, sebenarnya dia juga takut pada tuan Zhong. Hanya saja chenle sudah seperti anak nya, dia juga tidak tahan melihat chenle terus menderita.

Mereka bertiga bergegas ke bagian belakang rumah, namun sayang nya disana mereka tak sengaja melihat seorang penjaga. Bik lilis meminta mereka segera bersembunyi dan bik lilis yang mengalihkan perhatian.

"Eh kamu kenapa berjaga disini? Jaga didepan sesuai perintah tuan Zhong tadi!"

"Tapi aku curiga disini, didepan sangat aman."

"Aman kata nya? Lalu kenapa pria bertubuh tinggi tadi bisa mudah masuk ke rumah ini? Penjaga gak guna!"  Batin bik lilis.

"Hmm cepat balik ke depan, belakang sini aman. Semua sudah terkunci."

Penjaga mengangguk paham dan segera ke depan.
Di lain sisi...

Nafas mereka berdua saling menerpa wajah masing masing, mereka sangat dekat bersembunyi diantara box karena tidak ada tempat aman yang lain. Bahkan mereka eye contact beberapa menit sampai akhirnya chenle duluan yang mengalihkan pandangan nya.

Love friend [ ChenJi ]Where stories live. Discover now