[Season 2] Maaf

3K 345 124
                                    

"Jika kamu atau bayimu ingin sesuatu, membutuhkan sesuatu. Jangan segan-segan untuk memberitahuku."

Bughh!!

Tinjuan kecil mendarat sempurna di perut Ryuuzaki.

"Kau bukan bapaknya,  bodoh!" [Name] mengusap air matanya lalu terkekeh kecil, "Tapi terima kasih. Aku kuat, kok."

Manik ruby Ryuuzaki memandang [Name] yang mulai melangkah didepannya.

"Jangan bohong, [Name]. Aku sangat tahu kau terluka."

.
.
.

IGD cukup kelabakan saat itu. [Name] dan Ryuuzaki keluar untuk membantu petugas ambulas menurunkan pasien.

dr. Ren mengambil alih, "dr. Ushijima, kau atasi pasien kritis ambulans belakangnya."

"Baik dokter."

Ambulans berikutnya seketika itu pula datang. [Name] langsung menuju pintu belakang ambulans,

"Bagaimana dengan keadaan-ahhh astaga!!" [Name] shock.

Terlihat seorang pria berseragam kepolisian berlumuran darah disana. Manik [Name] memhulat sempurna dengan air mata yang siap menetes dari sana.

"O-onichan...?"

[Name] menahan satu pendarahan di lengan Daichi dan membuat baju dan jas dokternya ikut berlumuran darah.
Ia juga ikit berlari dengan oetigas yang lain.

"[Name] naiklah ke bed pasien?" Pinta Ryuuzaki, "Aku tidak tega wanita hamil lari-lari begini. Naiklah! Akan kupegangi punggungmu dan tetap cek luka yang lain."

[Name] menuruti perkataan Ryuuzaki. Dengan lembut Ryuuzaki menahan punggung [Name] lalu mendorong bed pasiean itu ke ruang operasi kecil.

"Onichan? Kau dengar aku? Buka matamu!"

Rombongan medis [Name] lewat tepat dihadapan Ushijima. Manik dark olive Ushijima sama sekali tidak mengalihkan pandangannya.

"[Name]?"

Midari yang melihat pemandangan langka itu merasa bergetar hatinya, "Dia sedang berusaha menyelamatkan nyawa seseorang yang terluka. Tapi tidak ada satupun yang bisa menyembuhkan lukanya. Aku benar-benar merasa bersalah."

Ushijima merangkulkan lagu lengannya di bahu Midari, "Ayo kembali."

"E-eh?! Kau tidak menunggu istrimu?"

"Dia pasti sedang sibuk, biarkan saja." Jawab Ushijima dengan enteng.

[Name] masih berusaha menyelamatkan nyawa Daichi yang sudah diujung tanduk itu.

Suara mendenging yang muncul dari komputer monitor membuat dokter disana harus membuat tindakan cepat.

"[Name] dia mengalami gagal jantung." Ujar Ryuuzaki.

[Name] menatap perawat dibelakangnya, "Defibrilator, 150 joule!"

[Name] mengambil alat itu, "Aman! Lepaskan! Shoot!!" 

[Name] memperhatikan layar monitor, masih tidak ada perubahan.

"Naikan tegangannya menjadi 200 joule."

Suara mendenging panjang itu masih tetap terdengar.

"[Name], tanda-tanda vitalnya tidak berubah."

[Name] menolak untuk menyerah, ia masih melanjutkan dengan CPR.

"Onichan, kembali! Kumohon kembalilah!"

Air mata sudah membanjiri pipi [Name].

"Kau tidak bisa melakukan ini! Anakmu bahkan belum lahir, onichan!!"

[END] USHIJIMA FAMILYWhere stories live. Discover now