"Jika kamu atau bayimu ingin sesuatu, membutuhkan sesuatu. Jangan segan-segan untuk memberitahuku."
Bughh!!
Tinjuan kecil mendarat sempurna di perut Ryuuzaki.
"Kau bukan bapaknya, bodoh!" [Name] mengusap air matanya lalu terkekeh kecil, "Tapi terima kasih. Aku kuat, kok."
Manik ruby Ryuuzaki memandang [Name] yang mulai melangkah didepannya.
"Jangan bohong, [Name]. Aku sangat tahu kau terluka."
.
.
.IGD cukup kelabakan saat itu. [Name] dan Ryuuzaki keluar untuk membantu petugas ambulas menurunkan pasien.
dr. Ren mengambil alih, "dr. Ushijima, kau atasi pasien kritis ambulans belakangnya."
"Baik dokter."
Ambulans berikutnya seketika itu pula datang. [Name] langsung menuju pintu belakang ambulans,
"Bagaimana dengan keadaan-ahhh astaga!!" [Name] shock.
Terlihat seorang pria berseragam kepolisian berlumuran darah disana. Manik [Name] memhulat sempurna dengan air mata yang siap menetes dari sana.
"O-onichan...?"
[Name] menahan satu pendarahan di lengan Daichi dan membuat baju dan jas dokternya ikut berlumuran darah.
Ia juga ikit berlari dengan oetigas yang lain."[Name] naiklah ke bed pasien?" Pinta Ryuuzaki, "Aku tidak tega wanita hamil lari-lari begini. Naiklah! Akan kupegangi punggungmu dan tetap cek luka yang lain."
[Name] menuruti perkataan Ryuuzaki. Dengan lembut Ryuuzaki menahan punggung [Name] lalu mendorong bed pasiean itu ke ruang operasi kecil.
"Onichan? Kau dengar aku? Buka matamu!"
Rombongan medis [Name] lewat tepat dihadapan Ushijima. Manik dark olive Ushijima sama sekali tidak mengalihkan pandangannya.
"[Name]?"
Midari yang melihat pemandangan langka itu merasa bergetar hatinya, "Dia sedang berusaha menyelamatkan nyawa seseorang yang terluka. Tapi tidak ada satupun yang bisa menyembuhkan lukanya. Aku benar-benar merasa bersalah."
Ushijima merangkulkan lagu lengannya di bahu Midari, "Ayo kembali."
"E-eh?! Kau tidak menunggu istrimu?"
"Dia pasti sedang sibuk, biarkan saja." Jawab Ushijima dengan enteng.
[Name] masih berusaha menyelamatkan nyawa Daichi yang sudah diujung tanduk itu.
Suara mendenging yang muncul dari komputer monitor membuat dokter disana harus membuat tindakan cepat.
"[Name] dia mengalami gagal jantung." Ujar Ryuuzaki.
[Name] menatap perawat dibelakangnya, "Defibrilator, 150 joule!"
[Name] mengambil alat itu, "Aman! Lepaskan! Shoot!!"
[Name] memperhatikan layar monitor, masih tidak ada perubahan.
"Naikan tegangannya menjadi 200 joule."
Suara mendenging panjang itu masih tetap terdengar.
"[Name], tanda-tanda vitalnya tidak berubah."
[Name] menolak untuk menyerah, ia masih melanjutkan dengan CPR.
"Onichan, kembali! Kumohon kembalilah!"
Air mata sudah membanjiri pipi [Name].
"Kau tidak bisa melakukan ini! Anakmu bahkan belum lahir, onichan!!"
YOU ARE READING
[END] USHIJIMA FAMILY
RandomKehidupan rumah tangga pengantin baru yang dipenuhi hal-hal yang menakjubkan. 2nd Book from Cupid's Arrow Slice of Life