[Season 2 END] Kehidupan Baru

3.2K 305 32
                                    

Ryuuzaki tiba di Inggris keesokan harinya. Mencoba menghubungi Akari 2 hari terakhir dan akhirnya tersambung. Sebelum berangkat, Ryuuzaki memang sudah spam chat kepada Akari kalau ia akan ke Inggris. 

"Ryuu­-senpai? Kau gila ya? Sebegitu nekatnya kau kemari? Sudah sampai? Menginap dihotel mana?"

Ryuuzaki terkekeh. "Pelan-pelan. Tanyalah satu persatu, Akari-chan."

"Honto ni gomen ne, Ryuu-senpai. Aku baru saja kehilangan ponselku kemarin. Aku benar-benar kaget melihat pesanmu. Bagaimana kalau kita bertemu sekarang?"

Semburat merah mucul di pipi Ryuuzaki. "Apa kau tak sibuk, Akari?"

Akari menggeleng-geleng diseberang sana, "Aku tidak ada kegiatan apapun sampai besok."

Ryuuzaki menghela nafasnya. "Bagaimana kalau nanti malam kita bertemu? Ada yang ingin kubicarakan."

Deg!

Perasaan Akari tak menentu. "Nanti malam? B-baiklah."

.

.

.

[Name] merasakan hal yang tidak biasa kali ini. Tubuhnya merasa sangat lelah. Ushijima yang semakin dekat dengan pertandingannya menjadi tidak yakin bisa berkonsentrasi di pertandingannya lusa.

"Hun, kemarikan punggungmu biar kupijit sebentar."

Ushijima memijit punggung [Name] dengan perlahan. "Ah iya! Tepat sekali disebelah situ, Wakatoshi-kun."

"Sudah kubilang jangan kelelahan, [Name]. Aku menjadi tidak tega meninggalkanmu lusa nanti."

"Tak perlu khawatirkan aku. Cukup fokus di pertandinganmu. Kau bilang ingin melumat habis Sakusa-san dan Bokuto-san, kan?" Ujar [Name] seraya mengibaskan tangannya.

"Aku jadi tak minat mengalahkan mereka jika istriku seperti ini."

Ushijima menghentikan aktifitasnya. [Name] yang sadar kekhawatiran suaminya itu membalikkan badannya dan menangkupkan kedua tangannya di pipi Ushijima.

"Aku akan baik-baik saja. Toh Shirabu-kun dan Yui-chan akan disini menemaniku lusa. Fokuslah di pertandinganmu, jangan kecewakan orang-orang yang sudah mendukungmu sampai detik ini."

[Name] melepaskan tangkupan tangannya dan meraih tangan Ushijima lalu meletakkannya diatas perut [Name] yang besar itu.

"Dia pasti akan senang jika Ayahnya mengerahkan semua yang terbaik."

Berhasil. Rayuan maut [Name] berhasil membuat Ushijima tersenyum dan merasa yakin untuk tetap bertanding lusa. Ushijima menunduk dan mengecup perut itu.

"Kau tidak boleh nakal selama Ayah pergi, ya?"

.

.

.

Kembali pada Ryuuzaki dan Akari. Keduanya bertemu seperti yang sudah direncanakan. Keduanya berjalan-jalan menikmati udara malam kota itu ditemani segelas kopi yang baru ia beli di sebuah Café.

"Kenapa Ryuu-senpai tidak mengajak Ushijima-san dan [Name]-chan? Padahal akan seru kalau rame-rame."

Ryuuzaki menatap lekat sosok yang berjalan di sampingnya. "Itu karena..... aku Cuma ingin berdua denganmu."

Akari menoleh dengan ekspresi bertanya-tanya.

Ryuuzaki menghela nafasnya. "Akari-chan, aku... suka padamu. Maaf aku mengatakan di waktu yang tidak tepat. Selama ini aku berpura-pura tak melihatmu dan terlambat menyadari. Aku hanya ingin kau tahu, aku tidak ingin mengacaukan pilihanmu."

[END] USHIJIMA FAMILYWhere stories live. Discover now