8. Pengakuan

5.3K 559 45
                                    

"Oke jadi sampai sini dulu pembahasan kita. Sampai ketemu besok" ucap Pak Pom mengakhiri kelas. Wave dan Pang berdiri, berbeda dengan yang lainnya mereka masih duduk. Begitu juga dengan Pak Pom, tidak beranjak dari tempatnya.

"Wave, Pang" Pak Pom memanggil mereka. Keduannya menoleh. "Teman-teman kalian ingin berbicara sedikit tentang kalian berdua" lanjut Pak Pom. Pak Pom memberi isyarat kepada Ohm lalu duduk.

Ohm berdiri dan maju ke depan. "Ekhem! Jadi 2 hari yang lalu nih ya Pak Pom dan teman-teman kesayangku, Ohm ganteng yang baik dan budiman nemuin ini di perpus" Ohm menaruh bungkus plastik roti di meja.

"Shia" gumam Pang. Dia sadar itu bungkus roti yang dia berikan untuk Wave. "Kira-kira punya siapa ya?" pancing Ohm. "2 hari yang lalu, Pang sama Wave bukannya di perpus? Coba Namtarn terawang"

Wave melangkah ke depan dan mengambil bungkus itu, "Ini punya gue, gausah terawang-terawangan segala" ucap Wave kasar. "Auh? Wave kenapa lu? Marah?" pancing Ohm lagi. "Memang kenapa kalo mau diterawang hah? Takut?" sahut Claire.

"Shia, Claire!" bentak Wave. Claire maju dan mengambil plastik itu. Wave panik dan maju mendekatinya. Sesaat dia mau mengambil itu dari Claire sebuah recorder berbunyi, "Kenapa? Ngelus-ngelus gue pasti ada maunya"

Seketika Wave menoleh. "Ini suara lu kan? Ini gw ambil kemaren di kelas" pancing Ohm lagi. Pang menelan air liurnya. Wave beranjak dan mendekati Ohm. "Kemaren lu kekurung sama Pang kan?" tanya Ohm.

"Kayaknya Wave kesayangan kita ini ada sesuatu deh sama Pang" pancing Claire. "Shia, Claire!" Wave menatap marah ke arah Claire. "Coba jelasin Pang" Punn membuka mulut dan menyuruh Claire duduk.

Pang menelan air liurnya lagi. "Gue," jelasnya. "Gue, sama Wave..." Pang menatap Wave gugup. "Gue sama Wave cu-" ucapan Pang terjeda. "Gue sama Pang pacaran. Puas lu?" Wave menatap sinis ke arah teman-temannya.

Semua terdiam. Wave pergi meninggalkan kelas. Semua orang berbalik arah menatap Pang. Pang tersenyum gugup. "Anu, bisa dijelasin" ucapnya sambil tersenyum. "Saya sih ga masalah kalian pacaran, tapi saya cuma bingung" Pak Pom berbicara.

"Bisa-bisanya Wave luluh" ucapnya lagi lalu tertawa. "Oke saya ke luar dulu. Semoga beruntung Pang" goda Pak Pom. Teman-temannya menatap ambigu ke Pang seakan-akan Pang akan diterkam.

"Jadi, kenapa lu bisa pacaran sama Wave?" ucap Claire sambil tersenyum licik. "Ya bisa aja gitu hehe" jawab Pang gugup. "Ayok dong cerita, kan kita pren" pancing Ohm. "Ya gitu, gue cuma ngomong terus diterima udah" Pang menyembunyikkan fakta. 

"Lu nembak Wave dimana Pang?" ucap Korn ikutan kepo. "Di anu di situ, di UKS" ucap Pang. "Pantes kalo gw masuk UKS bau-bau orang jadian" goda Mon. "Terus kalian udah pernah ciuman?" tanya Jack.

"Gapernah gue mah cium si Wave hehe" ucap Pang berbohong. "Masa? Gue punya video nya nih. Kemaren kalian ciuman kan?" ucap Korn menggoda. Baru saja Pang hendak berbicara, ucapannya terpotong Jo. "Kalian pernah nganu?"

"Anu apa?" Pang pura-pura bodoh. "Anu itu" pancing Ohm. Claire tersenyum licik menunggu jawaban Pang. "Be-Belom" jawabnya. "Aslinya udah tapi masa gue bilang, goblok kali ya" gumam Pang. 

"Ma-" baru saja Claire ingin bertanya Pang langsung menyela. "Gue ke kantin dulu ya, udah ditunggu Wave hehe." ucapnya sambil kabur ke luar. 

***

Pang berlari ke atap sekolah tempat biasa Wave duduk. Benar saja, Wave sedang duduk disitu sambil makan. Pang berjalan ke arahnya dengan ngos-ngosan. "Enak banget ya lu makan. Gue diwawancarain temen-temen tadi mana di goda Pak Pom" 

"Derita lo" ejek Wave. Pang menatap Wave kesal. "Buka" ucap Wave. "Apaan buka? Buka celana? Goblok kali lu nyuruh gue buka celana" ucap Pang. "Buka mulut lu, mau makan kaga?" jelas Wave kesal.

Pang hanya ber-oh lalu membuka mulutnya. "Bilang dong hehe" ucapnya. Wave memalingkan wajahnya lalu diam. "Wave, lu gapapa? Kalo orang-orang tau kita pacaran?" tanya Pang. "Orang gue sendiri yang ngaku, harusnya gue yang nanya ke lu" jelas Wave.

"Paling nanti digoda sama Claire doang" ucap Wave. "Tapi mereka punya rekorder suara sama video kita kemaren waktu di kelas." ucap Pang. "Shia! Waktu kita ciuman juga?!" seru Wave panik. Pang mengangguk. "Bisa-bisa gue diancem Claire make itu lagi" keluh Wave.

Pang yang duduk disebelah Wave hanya diam. "Terus lu mau gimana? Putus?" tanya Pang. Wave langsung menoleh dengan cepat. "Lu ngomong gitu lagi gue tendang anu lu" ucap Wave serius.

Pang tersenyum bersemangat dan mengusap rambut Wave. "Ya maap" ucapnya lalu tertawa. "Ga mau gue maapin" ucap Wave marah. "Jangan marah dong" ucap Pang membujuk Wave.

Wave masih diam. "Gue beliin makanan dah, lu mau apa?" bujuk Pang. "Gamau ap-ap" ucap Wave singkat. Pang mengeluarkan nafas panjang. Dia sibuk berpikir apa yang bisa dia lakukan untuk membujuk Wave

Tiba-tiba Wave mendekat dan, "cup" sebuah ciuman mendarat di pipi Pang. Pang yang baru sadar langsung menoleh tapi Wave sudah kabur entah kemana. "Wave!" serunya. "Anjir, tadi beneran Wave kan? Keberuntungan apa lagi ini Tuhan" batin Pang sambil mengusap pipinya.

"Awas ya lu nanti! Gue tunggu di kamar!" teriak Pang lagi. Malam ini akan menjadi malam yang agak panjang.

- to be continued- 

next ada kejutan :)

jangan lupa vote, comment dan follow ig aku:)



Between Us | Nanon x Chimon (Namon) ✔Where stories live. Discover now