4-Lit In The Dark

2.3K 259 60
                                    

TaXian-Jun terbangun dengan Chu WanNing di pelukannya.

Dimana Yang Mulia ini berada?

Ia mengerjap panik,melihat sekeliling. Masih gelap. Udara segar berhembus pelan dari jendela yang separuh terbuka. Ini Gunung NanPing. Ia berada di kehidupan bahagianya dan Chu WanNing adalah miliknya.

Miliknya.

Kata itu begitu nyata,jelas jauh lebih nyata daripada ungkapan-ungkapan kejamnya di masa lalu. Meskipun dia tidak berada di tubuh aslinya dan hanya mendapatkan sedikit waktu--disini TaXian-Jun mengutuki Mo-zongshi sepenuh hati--dia tetap saja memiliki Chu WanNing,dan disukai Chu WanNing.

Sekarang,selamanya terdengar jauh lebih mungkin daripada sebelumnya.

TaXian-Jun tidak bisa menahan diri untuk menarik Chu WanNing lebih erat ke dadanya. Setelah dihantui mimpi buruk dari kehidupan lamanya,ia merasa sedikit kedinginan dan sendirian.

Dia mengamati sosok di pelukannya. Diluar,pria itu adalah Penatua Yuheng Langit Malam,Beidou Xianjun,namun di pelukannya,ia hanyalah pria ramping pemalu yang tidak tahan dingin,takut ketinggian,serta menyukai makanan manis.

Entah bagaimana,dia terlihat rapuh dan juga menggemaskan.

Ia mengelus rambut Chu WanNing,merapikan helaiannya yang menjuntai. Setiap kali ia menatap kekasihnya itu,dia tidak bisa mencegah untuk mengutuk dirinya sendiri,mengingat apa yang sudah dilakukannya di masa lalu.

TaXian-Jun menutup mata dengan kalut.

Sejak kapan....sejak kapan sebenarnya ia menyukai Chu WanNing dan sejak kapan Chu WanNing sebenarnya menyukainya?

Bahkan ingatan Mo-zongshi sendiri tidak lengkap.

Seandainya dia tidak enggan meninggalkan Chu WanNing,TaXian-Jun pasti sudah turun dari gunung dan berkeliling dunia untuk memburu Shi MingJing. Chu WanNing mengatakan Shi MingJing yang ini berniat baik,sementara Hua BiNan yang sudah tewas justru yang jahat.

Apanya?!  Kalau dia dan si lemah Mo-zongshi itu sama,maka Hua BiNan dan Shi MingJing itu sama juga!

Di benaknya,terbayang ekspresi Chu WanNing yang memutar matanya.

Kekehan pelan lolos dari mulut TaXian-Jun.

"Mmn.." Pria dipelukannya mengerang pelan dengan nada mengantuk. "Sssh...maaf,maaf," TaXian-Jun mengelus punggung Chu WanNing,menahan kekehannya. Gurunya menggeliat pelan,memberi tatapan sayu.

"MoRan.."

"Iya?" balas TaXian-Jun dengan kelembutan yang tidak pernah dikeluarkannya untuk orang lain. "Mhm..sudah pagi?" tanya Chu WanNing perlahan. "Sebentar lagi. Matahari belum terbit. Kenapa? Merindukan Yang Mulia ini?" goda TaXian-Jun.

Chu WanNing yang belum sepenuhnya terbangun benar-benar mirip dengan anak kucing putih yang manis. "Yang Mulia apanya," Chu WanNing tersenyum samar-samar,menyamankan diri di pelukan TaXian-Jun.

TaXian-Jun menahan sedikit kewarasannya agar tidak meluapkan rasa gemasnya.

"Aku mimpi."

"Mimpi apa?" balas TaXian-Jun,menopang kepalanya dengan sebelah tangan,memainkan helaian rambut Chu WanNing yang sehitam tinta. "Kau membuang Goutou." ujar Chu WanNing,ada kekesalan samar dalam suaranya. TaXian-Jun mendengus, "Dalam mimpimu aku tetap orang jahat?" sindirnya. Chu WanNing hanya bergumam tidak jelas,tangannya menyusup malu-malu membalas pelukan TaXian-Jun.

Word's Unspoken (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang