kangen~

992 109 36
                                    

caca semangat kalau byk yang komen di setiap paragraf. tapi itu terserah kalian, intinya caca disini mau ngehibur kalian doang kok dan juga caca juga ada keinginan untuk nulis di wattpadd🤪

semoga kalian mengerti ya. jangan lupa juga semangatin caca ni, soalnya caca jomblo jadi gada yang nyemangatin🤣

masih semangat gak hari ini? siap buat komen di setiap paragraf? kalau gak mah gapapa aku ga maksa wleeee😝

absen dulu ni, yang baca cerita ku dari mana? YU BALAIN AJA GAPAPA.

toxic nya jangan di tahan, keluarin aja aku gapapa kok tenang aja🙈🙈🙈

****


“Hai gadis manis. Mengapa seperti nya engkau terlihat sangat sedih?” tanya seorang wanita cantik dengan rambut panjang dan memakai baju serba putih.

“Jangan takut. Panggil saja aku Kakak Peri. Kamu bisa berteman dengan ku,” ucap nya lagi. (Namakamu) menoleh kearahnya yang sedang tersenyum manis kearahnya.

“Aku sedang rindu dengan Ayah,” jawab (Namakamu) sambil melihat ke awan-awan yang sangat indah.

“Apakah itu Ayah mu?” (Namakamu) membalikkan badannya. Ia melihat seorang lelaki berpakaian serba putih dan sedang duduk di kursi taman.

“Ayah?” gadis itu menghampiri seorang lelaki yang sedang duduk membelakangi nya. (Namakamu) sedikit menurunkan kepalanya agar melihat wajahnya.

(Namakamu) terkejut, ia menganga saat melihat Haris berada di hadapannya. (Namakamu) memeluknya dengan erat dengan tangisan yang sudah ia keluarkan sejak tadi.

“Ayah? Terili kangen,” ujar (Namakamu) yang masih menggenggam tangan Ayah nya.

“Anak Ayah kenapa nangis?”

“Nggak Ayah. Terili kangen Ayah, semuanya jahat sama Terili. Terili mau ikut Ayah, bawa Terili Ayah.” ucap (Namakamu) memohon kepada Haris. Haris menghapus air mata (Namakamu) yang sudah membanjiri wajahnya.

“Tidak, sayang. Kamu harus jagain Ibu dan Aksa. Ayah titip mereka ya. Ayah bakal jagain Terili dari sini, liat mereka”

(Namakamu) menoleh dan ia melihat Aksa bersama Dianty, Rizky dan Jefri sedang berusaha membangunkan nya. Haris tersenyum dan kembali mengelus wajah (Namakamu).

“Mereka masih membutuhkan kamu sayang. Ayah janji akan jagain Terili dari sini, Ayah selalu di samping kamu. Ayah gak akan kemana-mana,”

“Maafkan Iqbaal. Ayah tahu ia salah, kamu wanita pemaaf. Ayo maafkan, kembali lah kamu dengan nya. Ayah tahu Iqbaal tidak akan mempunyai sifat seburuk itu,”

(Namakamu) menggelengkan kepalanya. Ia memeluk Haris sangat kencang pertanda enggan melepaskan pelukan itu. Haris perlahan melepaskan pelukan itu dan berdiri.

“Terili sudah besar. Ayah bangga sama kamu, anak perempuan Ayah sudah bisa membanggakan Ibu nya dan juga Ayah nya. Walaupun Ayah gak kamu lihat, tapi Ayah selalu di samping Terili.”

“Kembalilah Terili. Ayah sangat sayang padamu, Ayah pamit. Jangan sampai kamu mengecewakan Ayah. Ayah tidak ingin kamu menangis seperti ini, hadapi semua dengan sabar dan ucapkan istighfar. Ayah yakin semua pasti ada jalannya. Ingat pesan Ayah, jangan nangis anak Ayah.”

ITCHY [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang