NOVENA | 4

20 2 0
                                    

Pagi hari tiba. Hari ini Sehun berangkat dengan menggunakan mobil yang Lay pinjamkan. Laki-laki itu dengan cepat keluar dari dalam mobil. dengan tergesa-gesa berjalan sedikit berlari ke dalam kampus. Hari ini dia berangkat lebih pagi karena beberapa tugas kampusnya belum diserahkan kepada dosen pembimbing.

Sehun sampai di depan ruangan dosen fakultas Hukum. Sehun lalu mengetuk pintu, dan setelah dipersilahkan dia masuk.

"Ada apa?" Tanya perempuan muda yang menjadi dosen di sana. Dosen yang terkenal dengan sikap ramah dan selalu tersenyum.

Sehun mengatur napas. Kemudian menyerahkan map biru ditangannya. "Ini tugas saya, Bu. Saya terlambat mengumpulkan."

Jovianka Pindapata yang sedang sibuk dengan laptop menghela napas. Perempuan yang berusia dua puluh empat tahun itu bangkit berdiri. Menerima map yang Sehun berikan. "Kenapa terlambat? Bukannya saya bilang dikumpul dua hari yang lalu?" tanyanya beruntun.

Sehun mengangguk. "Kemarin saya lupa dengan tugas yang Ibu berikan. Karena itu saya mengerjakannya dua kali lipat sesuai sanksi yang Ibu terapkan jika ada mahasiswa yang terlambat mengumpulkan tugas."

Jovi mengangguk. "Bagus. Kamu cepat tanggap."

Sehun tersenyum. "Terima kasih, Bu Jovi."

"Ya. Kamu boleh pergi."

Sehun kembali mengangguk dan kemudian mengucapkan terima kasih. Namun, sebelum dia membuka pintu, suara Jovianka kembali terdengar. "Apa saya boleh bertanya sesuatu?"

Sehun yang sudah berbalik mengangguk. "Tentu, Bu."

"Apa kamu sudah punya pacar?"

Sehun mengangkat sebelah alisnya. "Maaf?"

Jovi tersenyum manis. "Maaf ini memang kurang sopan. Tapi saya perlu tau. Kamu udah punya pacar atau belum?"

Sehun terdiam karena dia memang bingung harus mengatakan apa.

"Sehun? Kamu gak dengar saya bilang apa?"

Sehun membasahi bibirnya. "Emang kenapa ya, Bu?"

"Kamu jawab, saya juga bakal kasih tau alasannya."

Sehun menggigit bibir. Menghela napas pelan lalu menghembuskannya. "Saya sudah punya, Bu."

Jovi menaikkan kedua alisnya. "Oh, ya? Saya tidak pernah dengar berita itu di kampus."

Sebab Sehun adalah salah satu manusia terpopuler di kampus. Lelaki dengan sejuta pengangum di kampus.

Sehun mengulas senyumnya. "Saya memang tidak pernah mempublikasikan hubungan saya. Tapi yang jelas saya sudah punya kekasih, Bu."

Jovi mengangguk mengerti. "Oh begitu."

"Memangnya kenapa Bu?"

"Jadi begini, saya ingin memperkenalkan kamu dengan adik saya. Karena dia juga berkuliah di sini. Mungkin kalian cocok," Jovi kembali mengulas senyum manisnya.

Mendengar jawaban Jovi, Sehun Tersenyum tipis. "Tapi maaf sekali saya sudah punya kekasih."

Jovi mengangguk. "Iya tidak apa-apa. Kamu boleh keluar."

"Baik Bu. Terima kasih dan saya permisi."

Sehun keluar dan menghembuskan napas. Siapa yang mau dijodohkan? Sehun memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana. Seketika wajah seorang perempuan terngiang-ngiang di setiap langkah kakinya.

Wajahnya. Wajah yang penuh misteri. Dia Novena.

***

Novena berjalan keluar dari super market setelah membeli beberapa alat make-up. Dengan percaya diri, Novena masuk ke dalam toilet umum. Dan beberapa saat kemudian keluar dengan celana pendek, dan kaus hitam kebesaran. Perempuan itu memasukkan seragam sekolah yang dia pakai sejak berangkat dari rumah.

NOVENA | OSHWhere stories live. Discover now