19

376 38 0
                                    

Yena menatap sebal orang yang sedang berbaring di sampingnya, dia merasa di abaikkan setelah diseret ke rumah pemuda bermarga seo itu sekarang dia di biarkan begitu saja.

Karena sudah terlanjut kesal yena dengan sekuat tenaganya menendang kasar changbin hingga terjungkal dari atas kasur berwarna biru gelap itu.

"Kok ditendang" changbin bangkit dari posisi tidak elitnya dan menatap yena yang sekarang cemberut tanpa menatap dirinya.

"Gue mau pulang, mana kuncinya?" Tanya yena sambil menyondorkan tangannya meminta.

"Gak mau nanti lo ngelukain diri sendiri" tegas changbin kembali duduk di pojok kasur.

Yena mencibir kesal "lo ngurung gue disini udah dari kemarin " ucapnya yang spontan

"Gue gak ngurung cuma ngajak lo kerumah gue gitu" ucap changbin santai, yena yang mendengar ingin sekali mencakar-cakar wajah tampan changbin.

"Ini masih pagi lo yen, tidur aja lagi nanti aku kenalin sama mama karena kemarin kan mamanya blm pulang" ucap changbin sambil memposisikan dirinya disamping yena.

"Pagi pala lo sekarang udah jam 10 untung aja gak sekolah" tukas yena sambil menatap tajam changbin.

Changbin berdiri dari duduknya sambil menyodorkan tangannya "ya udah! Hari ini kita keluar tapi lo gak boleh kabur" ucapnya.

Yena menepis tangan changbin lalu berjalan menuju pintu "cepet bukain" ujar yena.

Keduanya keluar dari kamar changbin, berjalan secara beriringan karena yena belum terlalu hafal tentang rumah changbin dari semalam dia di tarik changbin kerumahnya lalu di kurung di kamar.

"Anak mama udah bangun" sapa seorang wanita paruh baya bisa yena simpulkan itu mamanya changbin.

"Udah ma" jawab changbin sambil berjalan menghampiri meja makan, sedangkan yena bersembunyi di belakang pemuda seo ini dan juga keberadaan yena sepertinya belum di sadarin.

"Ini mama siap—- ini siapa?" Tunjuk nyonya seo pada yena.

"Saya choi yena tan" sapa yena ramah dan hanya di balas senyum nyonya seo lalu kembali fokus pada anaknya.

"Pacar aku ma" jawab changbin sambil memakan rotinya sedangkan yena sudah menderik tajam.

"Mama dengar dari pelayan kamu bawa teman, kirain itu hyunjin atau felix" ujar nyonya seo memang changbin sering mengajak temannya untuk menginap.

"Yena ya?" Tanyanya ragu

"Iya tan" jawab yena senyum mencoba bersikap sopan.

"Jangan panggil tante, panggil mama aja kayak changbin" tukasnya sedangkan yena hanya mengangguk mengiyakan.

"Kamu gak di apa-apain sama anak bentet ini kan?" Tanya nyonya seo.

"Ma—-" rengek changbin karena di panggil bentet, yena mau ketawa kenceng aja kalau dia gak mikir lagi di rumah orang.

"Enggak kok ta—ma, changbinnya aku suruh tidur di sofa semalam" jawab yena enteng, memang di kamar changbin itu ada sebuah sofa panjang cukup untuk seloncoran.

"Bagus, sini kamu ikut gabung " ujar nyonya seo sambil tersenyum senang, yena tiba-tiba ngeblank kok ada orang tua senang anaknya malah di suruh tidur di sofa.

——————————————————-

Karena sekarang lagi libur minju hanya berdiam diri di dalam kamarnya sambil menatap tumpukan buku di mejanya.

Dengan sedikit malas minju mulai membuka satu buku cetak yang berisikan soal-soal, minju mulai mengrjakannya dengan tenang sampai deringan ponselnya membuyarkan fokusnya.

"Minju kau dengar appa?" Minju sedikit mejauhkan ponselnya saat terdengar suara lantang sang appa dari sebrang sana.

"Ne" jawabnya.

"Kamu siap-siap dan jangan lupa kenakan dress yang appa dan eomma mu beli" minju mengerutkan dahinya bingung.

"Bersiap kenapa? Bukan kah aku hanya di rumah" jelas minju

"Bersiap saja kita akan makan malam dengan kenalan appa malam ini dan juga dandan yang cantik karena kau akan bertemu dengan calon suami eh tunagan deh..."

"Appa—-"

"Sudah dulu appa masih memiliki pekerjaan lain dan jangan lupa pesan appa"

Tut tut..

Minju masih terdiam menatap ponselnya yang sekarang sudah mati, appa nya memutuskan teleponnya secara sepihak namun minju juga tidak ada keberanian untuk mengatai appanya itu.

Sekarang dia tidak lagi melanjutkan belajarnya malah menegelamkan kepalanya di balik lipatan tangannya, dia ingin marah, kesal, sedih semua menjadi satu. Apa yang akhirnya di takuti sekarang menjadi kenyataan, dia tidak mau terlibat perjodohan sialan ini tapi dia juga tidak memiliki keberanian jika sudah berhadapan dengan sang appa.

Minju bangkit dari tempatnya, menelusuri setiap sudut rumahnya sampai tiba di taman sederhana yang terletak di samping rumahnya. Disana terlihat seorang wanita paruh baya yang masih sangat cantik untuk di katakan wanita yang sudah berumur.

"Eomma!" Panggil minju, wanita yang di panggil eomma itu mendongak dan menghentikan kegiatan menyiramnya.

Minju mengambil tempat di salah satu rumah kecil bisa di bilang pondok di sana sambil menunggu sang eomma menghampirinya.

"Kenapa kok murung?" Tanyanya sambil mengusap pipi minju.

"Eomma tau tentang acara malam ini?"Eomma hanya tersenyum lalu mengangguk sebagai jawaban.

"Berarti eomma tau tentang perjodohan" tanyanya kembali, lagi-lagi eommanya mengangguk

"Kenapa kalian jahat sekali, aku tidak ingin terlibat perjodohan bodoh ini dan biarkan aku mencari pasangan sendiri" ujar minju sekarang wajahnya semakin ditekuk, nyonya kim tidak bisa berbuat banyak jika sudah berkaitan dengan keinginan sang suami.

"Eomma tidak bisa berbuat banyak tapi appa mu pasti melakukan ini demi kebaikan kamu" nyonya kim berbicara sambil memeluk anak semata wayangnya.

Minju mendongak menatap sang eomma "eomma apa minju tidak bisa bersikap seperti anak pada umumnya? Minju juga ingin merasakan bermain dengan anak seumuran minju dan juga belajar bersama dengan mereka"

"Kamu kan sudah punya chaewon?"

Minju mrngeleng "chaewon eonnie hanya bersikap seperti saudara bukan teman, minju juga ingin merasakan berkumpul dengan orang lain selain chaewon eonnie"

"Nanti eomma bicarakan dengan appa agar memberikan sedikit kebebasan pada mu" jelas  nyonya kim, minju hanya mengangguk mengiyakan.

Minju senang setidaknya eommanya tidak bersikap tegas padanya seperti yang di lakukan sang appa. Minju juga sudah pernah mendengar perbicaraan kedua orang tuanya tentang memberikan sedikit kebebasan untuk nya tapi pada akhirnya jawab tetap sama appanya tidak akan mengijinkannya dengan alasan anak-anak di luar sana bisa membawa pengaruh buruk pada minju.

🍁🍁🍁

Selamat membaca🤗

Rumor unit🍃Where stories live. Discover now