3 - 7

342 43 14
                                    

Kata siapa Daniel yang tidak bisa tidur malam itu?

Yang tidak bisa tidur itu Seongwu, tau.

Hingga pukul setengah dua malam, Seongwu tidak bisa tidur. Setiap kali ia memejamkan mata, ia akan membukanya lagi sekedar untuk memastikan ia tidak sedang bermimpi.

Namun setiap kali ia membuka mata, ia kembali tersenyum.

Danielnya tidak pergi, ia tetap disini.

Mata Daniel terpejam, dan ekspresinya tenang. Lugu dan polos seperti seorang bayi. Raut wajah Daniel yang biasanya selalu terlihat lelah dan stress, terlihat begitu rileks saat ia sedang tertidur seperti ini.

Seongwu yang tidak bisa tidur akhirnya memutuskan menontoni wajah Daniel semalaman. Ia sesekali merapikan anak rambut Daniel yang terjuntai menutupi dahinya.

Rambutnya kering.

Jemari Seongwu turun menyentuh pipi Daniel, mengecek bila anak itu bangun.

Daniel tidak bangun sama sekali.

Dengan sayang dielusnya pipi Daniel yang kian menirus, meringis saat ia merasakan kulit yang lagi-lagi kering.

Ini memang musim dingin, jadi wajar saja bila kulit mengering... tapi...

...apa wajar... untuk kulit dan bibir jadi sekering ini?

Seongwu memandangi Daniel. Ada rasa kasihan terbersit saat melihat sosok ringkih di hadapannya. Sangat jelas terlihat Daniel kekurangan gizi dan nutrisi. Rambutnya yang dulu sering diwarnai macam-macam kini sudah kembali ke warna natural, sedikit kering tak terawat. Tubuh Daniel juga jadi terlihat kecil, walaupun memiliki bahu yang lebar.

Seongwu menyamankan diri di atas kasur. Tangannya membelai kepala Daniel dengan lembut, mengelusnya penuh kasih sayang.

Ya Tuhan.

Tolong jangan sampai anak ini meninggalkannya lagi.

Seongwu sebenarnya sangat ingin memeluk Daniel. Memeluknya dengan kencang, melindunginya dari segala kejahatan di dunia.

Seongwu bisa, kok. Melindungi Daniel. Ia punya tahta dan harta— dan juga adalah pujaan setiap wanita— walau ia sudah tidak mempedulikan ataupun tertarik pada siapapun selain Kang Daniel.

Dengan kedekatan mereka ini... Seongwu bisa saja memeluk Daniel.

Namun selain takut Daniel akan marah—, ada satu lagi masalah...

Itu.

Boneka yang dia belikan untuk Daniel.

Besar sekali.

Daniel memasangnya sebagai tameng penjembatan antara tubuhnya dan Seongwu. Takut diraba-raba—, karena ia sendiri sangat tidak peka dengan sekitar kalau sudah tidur.

Seongwu memandang malas pada boneka Apeach berkepala besar itu. Dipandanginya mata bulat boneka itu.

Cih.

Siapa sih kamu, berani peluk-peluk Daniel?

Sesungguhnya, tampang Apeach seperti sedang menantang Seongwu. Kesal juga lihatnya.

"Hey, kamu ini sebenarnya apa sih?" Gumam Seongwu dalam hati. "Mau dibilang buah persik juga bukan... mau dibilang boneka kartun juga kok kepalanya besar sekali..."

Seongwu memperhatikan boneka itu lamat-lamat sebelum mengembalikan matanya kepada Daniel.

Dipandanginya wajah imut itu sekali lagi.

Mau terawat atau tidak, Daniel tetap saja elok di mata.

Seongwu memainkan tangannya di atas pelipis Daniel, sebelum perlahan mendekat.

This Is Happy Ending  ✔️ (bott!niel)Where stories live. Discover now