02. Calon Wali Kota Baru

140 18 165
                                    

Hoseok memejamkan matanya, tubuhnya gemetar. Keringat mengalir disekujur tubuh juga wajahnya. Pun ia menarik nafas dalam-dalam. Berusaha menenangkan diri. Hoseok lantas menunduk, memegang kedua lututnya demi menyeimbangkan dirinya agar tidak terjatuh.

Meski, Hoseok bekerja sebagai Detektif sesungguhnya ia memiliki trauma tersendiri terhadap darah. Dan terkadang hal itu mengganggu dirinya. Belum lagi, jika mengingat pekerjaan Hoseok yang sering kali harus berhadapan dengan darah manakala ia diharuskan menyelidiki kasus pembunuhan.

Beberapa menit yang lalu, Hoseok merasa limbung dan pusing tatkala melihat darah berceceran dilantai ruang sidang.

Park Jimin yang tersulut emosi karena merasa jalannya persidangan tidak adil, tidak bisa membendung emosinya. Jimin merasa Song Kara tunangannya yang tewas akibat dibunuh Jungkook , tidak mendapat keadilan.

Sehingga, sekonyong-konyong lelaki Park itu melepaskan amarahnya dan meninju wajah serta hidung Jungkook. Hingga membuat lelaki Jeon itu mendapat luka.

"Hey Hoseok, kenapa kau begitu lemah?"

"Bukankah kelemahan harus dibalas dengan kekerasan? Benar bukan?"

"Iya kan? Bukankah kau menyetujuinya?"

Hah...

Hoseok membuka matanya lebar-lebar, napasnya memburu. Pun ia membawa langkah kakinya kembali memasuki ruang persidangan, dimana disana Kim Seokjin tengah berusaha menenangkan Park Jimin agar lelaki Park itu bisa menahan emosinya.

Bukankah Jimin, ingin Song Kara mendapat keadilan? Lalu, kenapa ia tidak bisa barang sebentar saja menahan emosinya demi kelancaran jalannya persidangan?

Sementara Jeon Jungkook, menatap Jimin dengan tatapan mengintimidasi. Sudut bibirnya tersenyum miring tatkala iris coklatnya bersirobok dengan iris hitam Jimin. Sementara disisinya, dua orang Sipir menahan pergerakan Jungkook serta mengawasi Jungkook. Mereka tidak ingin terlalu mengambil resiko, kalau-kalau lelaki Jeon itu melepaskan amukannya pada Jimin.

"Jungkook, aku akan menemuimu lagi esok hari. Akan ku pastikan bahwa kau tidak bersalah. Dan dengan segera membebaskanmu dari penjara," Kaneki tersenyum, lalu menjabat tangan Jungkook. Setelahnya, Sipir yang menahan Jungkook pun mengeluarkan borgol dan memborgol kedua tangan Jungkook.

 Setelahnya, Sipir yang menahan Jungkook pun mengeluarkan borgol dan memborgol kedua tangan Jungkook

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalau begitu, aku pamit dulu. Akan ku pastikan bahwa kau bukan pembunuhnya." Kaneki tersenyum, dan membawa langkah kakinya keluar dari ruang persidangan sembari memakai kaca mata hitam.

Jungkook memejamkan mata, napasnya memburu. Persetan semua! Jungkook ingin segera bebas, ia ingin kembali bisa menghirup udara segar dan bertemu dengan kekasihnya.

Suasana ruang sidang yang semula ricuh, kini mulai sunyi senyap. Hanya ada beberapa orang disana, termasuk Seokjin, Jimin dan beberapa wartawan yang juga ingin meliput jalannya sidang. Serta Jungkook yang tengah berbicara pada Sipir.

NIGHTMARESWhere stories live. Discover now