Hilang Kembali

10 3 0
                                    

Semuanya tampak ada ketika kita tidak membutuhkannya. Dan akan hilang saat kita memerlukannya.

Suatu sore di beranda rumah, adikku mempertanyakan hal aneh.

"Kak, tiap kali aku mau melukis. Kuas kecilku pasti hilang entah ke mana. Aku mikir ketinggalan di kelas atau dipinjam temanku. Tapi pas aku nggak mau pakai, kuasnya ada di atas meja. Rapi terletak." ceritanya panjang lebar sembari mengoleskan cat putih di atas kanvas baru.

"Kalau gitu kamu yang carinya nggak benar. Terlalu panik hingga nggak keliatan." sederhana alasannya. Apalagi Bella orang yang panikan.

"Kak, kalau perasaan yang hilang bisa dicari nggak?"

Ini pertanyaan yang konyol. Mengganggu acara nonton video Youtub3ku saja.

"Apa perasaan itu benda?"

Bella menggeleng.

"Kalau begitu nggak bisa dicari." kataku berharap ia kembali diam dan sibuk meneruskan pekerjaannya.

"Lalu diapain?" Bella menghentikan kegiatan melukisnya. Mata bulatnya memerangkapku untuk menjawab pertanyaan konyol itu.

"Nggak diapa-apain, Bella. Udah kamu yang bener belajarnya. Lukis yang bagus biar bisa Kakak jual."

Bella paling suka kalau karyanya terjual karena dengan begitu dia tidak perlu memakai uang jajannya untuk membeli cat dan kanvas lagi. Semoga saja kalimatku ini bisa menghentikan ocehannya.

"Perasaan Bang Rio buat Kakak nggak bisa kembali nggak ya?"

Nah loh ... kok larinya ke sana sih?

"Nanti kamu bakal tau, Bel. Kalau perasaan terkadang nggak perlu dipertahankan, apalagi dicari, apalagi kembali." jawabku singkat lalu beranjak pergi masuk ke dalam rumah. Lebih baik menyingkir sekarang dari pada pertanyaan Bella semakin konyol dan aneh.

***
DWC DAY 14

Buatlah tulisan dengan tema "Benda-benda yang hilang"

Hello, July (30 Deadly Writing Challenge)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang