seven

62 6 1
                                    

Sekarang jantung gue deg deggan parah. Gue masih inget apa yang gue bilang di dapur tadi. Masih malu gue, bahkan natap Rizal aja gue ga berani.

"Jadi ini pembagian tugasnya gimana ?" tanya Anna.

" Nik, Niki. Lu ga papa " kata Nanda.

" Eh engga ga papa kok gue " jawab gue gugup, dan gue ngeliat Rizal lagi ngeliatin gue sambil senyum. Ugh kok gue baru sadar kalo senyum Rizal manis. Eh gue ngomong apa barusan..

" Jadi ini pembagian tugasnya gimana ?" intrupsi Diki. Gue pun mencoba balik ke dunia nyata dan fokus ke tugas.

" Ok jadi gini. Kita di suruh buat alat peraga dan vidio cara kerja alatnya dan laporan, laporanya tulis tangan." Kata gue . gue ngeluarin notes gue dan pena

" Laporannya gue aja yang buat, gue tau kalian pasti males banget buat laporan tulis tangan " kata Anna.

" Agak ga enak sih dengernya, tapi sialnya bener " kata Diki.

" Thanks Anna, " kata Rizal.

" Ok, fix ya Anna yang nulis laporan " kata gue dan nulis keputusan bersama ini ke notes.

" Untuk vidionya kita buatnya barengan aja, biar muka kita keliatan semua " kata Nanda. Dan langsung di iyakan sama semuanya.

" Yang edit vidionya entar gue aja " kata gue menawarkan diri.

" Gue bantuin Niki edit vidionya"sambung Rizal menimpali perkataan gue. Senyumnya ga ilang pas natap gue, gue langsung buang muka pas liat.

" Acie petrus ni ceritanya " kata Anna, dan Diki terkekeh mendengarnya.

" Apaan sih Ann, jadi fix ya yang edit gue sama Rizal. " langsung gue catat ke notes.

Rencana pertama gue adalah buat Diki dan Nanda jalan bareng seharian biar mereka terbiasa.

" Lah gue ga ngapa ngapain ni ?" kata Nanda.

" Jangan sedih gitu ah, ya kan Nik " kata Anna senyum senyum ke arah gue, dan gue juga bales senyum Anna.

Gue liat Diki udah geleng geleng kepala, dan Nanda kayak bingung gitu.

" Lu sama Diki belanja keperluan buat alat peraga kita. " kata gue senang.

" Ogah gue sama si kunyuk " ketus Diki.

" Idih lu kira gue mau jalan sam lu" balas Nanda.

" Dih, gue aja sendiri yang belanja Nik " kata Diki.

" No, no, no. Kalian berdua yang belanja dan ga ada penolakan. " kata gue tegas.

" Tapi Nik.." kata Nanda mau perotes.

" Ga ada tapi tapi. Dan gue tau ya kalo kalian pergi sendiri jadi jangan coba coba " kata gue final. Dan gue langsung nyatet ke notes.

Akhirnya tugas udah di bagi semua,dan gue juga udah nyerahin materi tentang alat praga ke mereka, list belanja udah di pegang Nanda, dan uang belanjanya di pegang Diki. Sengaja gue ngasi gitu biar mereka saling membutuhkan. Dan ga pergi sendiri sendiri.

" Oh iya sebelum bubar gue mau ngasi tau sesuatu." Kata gue. Dan semua mata tertuju pada gue.

" Apaan Nik ? " tanya Anna.

" Jadi kita harus nyelesaiin ini hari kamis supaya jumat bisa gue anter ke dosennya dan kita ga usah masuk kelas hari jumat " kata gue.

" Kok gitu ?" tanya Nanda, yang lain mengganguk ingin mendapat penjelasan.

" Jadi hari sabtu kan gue ultah. Gue mau undang kalian ke vila abang gue yang ada di pinggir pantai. Jadi tugas ini harus kita anter jumat pagi. Hari jumat juga yang masuk Cuma pak Dira, gue udah ijinin kalian juga buat ga masuk kelas dia. Dan gue dapet ijinnya. Karna perjalanan cukup jauh delapan jam, jadi perginya harus sebelum jam sebelas siang. Jadi gimana ?"kata gue jelasin panjang lebar dah tu.

" Ok gue ikut. " kata Rizal pasti.

" Berapa hari disana ?" tanya Nanda .

"Karna senin libur, jadikita baliknya senin." Jawab gue.

" Gue yakin lu udah rencanain ini dari jauh jauh hari " selidik Diki.

Dan gue menggidikan bahu, akting pura pura ga tau aja.

" Emm Nik, ,gue boleh ajak temen ga ?" tanya Anna, dari suaranya kayaknya die ragu buat nanya.

" Oh iya lu cewe sendiri ya ." kata Rizal. Dan semua baru menyadari itu ternyata, gue juga sih.

" Oh iya, sori Ann gue lupa. Boleh kok, tapi 1 orang aja ya, takutnya entar mobil ga muat." Kata gue. Dan Anna langsung keliatan senang.

" Jadi fix ya semua ikut ? " tanya gue final dan semuanya setuju buat ikutan.

Abis itu kita berlima bahas bahas acara yang bakal di lakuin di pantai, dan barang barang yang bakal di bawa. Anna ngusulin kita buat BBQ an di pantai. Dan disetujuin semuanya.

Ga terasa udah tengah malam aja, dan semua siap pamitan balik kecuali Diki. Gue yakin dia bakal nginap di tempat gue.

" Ann, lu pulang siapa yang anter ?" tanya gue. Rizal dan Nanda ikut ngeliat anna.

" Gue pulang sendiri aja, lagian kamar gue sebelah kamar lu kok. " kata Anna.

" Eh gue baru tau, hehehe." Kata gue sambil garuk belakang leher gue yang ga gatal sama sekali.

" Ya udah yuk gue anterin kalian ke parkiran" kata gue.

Gue dan Anna nganterin mereka ke parkiran. Karna kamar gue di lantai dua jadi Cuma turun satu tangga dan keuar gedung langsung sampe parkiran. sampai parkiran Rizal dan Nanda langsung masuk ke dalam mobil masing masing, mereka pamitan dan langsung balik.

" Lu ga balik dik ?" tanya Anna ngeliat Diki yg ga gerak ke motornya sama sekali.

" Engga gue nginap di tempat Niki." Kata Diki sambil senyum senyum.

" Dah ah kuy kita juga balik." Kata gue dan langsung jalan ke dalam gedung apartment ini.

Kamipun kembali ke kamar masing masing.

Sampe kamar gue rasanya ngantuk banget. Gue langsung ganti piama dan Diki juga ganti pakaian pake pakaian gue. Pakaian gue banyak yg over zise btw makanya muat sama Diki. Abis bersih bersih gue langsung naik ke kasur. Diki sempat ngecek kunci pintu dulu sama matin semua lampu baru dia ikut naik ke kasur bareng gue. Diki meluk gue pas tidurnya. Udah kebiasaan sih, jadi gue biasa aja, gue juga nyaman di peluk pas tidur. Lagian kan dia yang bilang kalo gue adiknya dan dia udah gue anggap abang gue ga lebih, so. no problem with that.

" Nik gue minta maaf ya kejadian tadi siang " suara Diki ke dengar lembut dan tulus di telinga gue.

" Iya, asal jangan di ulang " kata gue.

" Iya janji" kata Diki. Abis itu kita diam dan tidur yang nyenyak.

FUDANSHI On A MISSIONWhere stories live. Discover now