18. terungkap

731 42 71
                                    

Antares, Dava dan Nazwa, tengah berkumpul bersama di sebuah cafe langganan mereka, sejak mereka duduk di bangku kuliah.

Biasanya dulu waktu kuliah, mereka selalu menghabiskan waktu di sini. Bukan hanya untuk makan atau minum, tapi cafe ini juga tempat mereka mengerjakan tugas.

"Lo kenapa res? Muka lo kusut amat," ujar Dava tiba-tiba, membuat Antares mendongak dan menatap mata hitam pekat Dava, penuh kekosongan jiwanya seakan mati.

"Milkita," ujar Antares pelan, ia sangat-sangat merindukan Mellysa-nya, sudah hampir tiga minggu lebih Mellysa tidak bisa di hubungi.

Nazwa menatap nya, dengan tatapan yang sulit di artikan. Ada sedikit rasa yang bergejolak di dalam hatinya.

"Milkita ya?" Dava manggut-manggut. "Gue juga kangen sih sama dia, udah lama juga gue ga liat dia." ucapan Dava sukses membuat Nazwa terbakar api cemburu.

"Sebenernya yang istri kamu, itu aku atau Mellysa?" tanya Nazwa sewot.

"Aduhh maaf beb, aku keceplosan." Dava nyengir dan langsung mencium pipi kanan Nazwa. Ajaib! Ciuman Dava berhasil membuat nya tenang kembali.

"Ck." Antares berdecak. "Dav, kalo mau cium istri, tau tempat dong!"

"Iri bilang sahabat."

"Apaan sih, iri juga engga." Antares mengelak, lalu menyeruput jus mangga nya.

"Soalnya kan, lo belum pernah cicipin si Milkita."

Antares melotot, "wa, mau-maunya lo punya suami mesum kaya dia." Antares menunjuk Dava dengan jari telunjuk nya.

"Woyy! Ngaca res, ga usah so suci!"

"Kalian bisa ga sih, sehari aja ga berantem," tukas Nazwa kesal.

"Ga bisa," jawab keduanya kompak.

Antares dan Dava langsung berpandangan sengit.

"Apa lo?" tanya Antares menantang.

"Lo yang apa?"

"Berani lo sama gue?"

Bibir Dava sudah komat-kamit tidak jelas. "Dih anjir, ngapain gue takut sama lo."

"Lo nantangin gue, dav?"

"Ehh sayang, kamu mau nambah lagi ga? Biar calon anak kita, tumbuh dan berkembang dengan baik." Dava tak menghiraukan Antares, ia lebih memilih mengelus perut Nazwa yang terbalut baju. Ia memandang Antares remeh.

Antares berdecih, bukanya menghibur Dava malah. Membuat nya kesal. Antares juga heran kenapa ia harus bersahabat dengan Dava.

"Antares lo ga curiga, kalo Mellysa selingkuh?" tanya Nazwa tiba-tiba membuat Antares mengernyit bingung.

Antares tidak bisa berkata-kata, jika benar Mellysa selingkuh darinya, Antares tidak akan pernah memaafkan Mellysa. Bahkan hari itu juga Antares akan menceraikan nya.

"Gue ga yakin sih, si Milkita selingkuh. Secara kan dia cinta mati sama lo Res," balas Dava menimpali.

"Bukanya dulu lo, yang marah-marah sama Milkita. Karena dia ga dateng ke pemakaman bokap gue?" tanya Antares kesal pada Dava.

"Iya sih." Dava menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Gue percaya, ga percaya sih. Hihi."

"Kalo menurut gue sih, dari sikapnya udah ketauan. Kalo Mellysa selingkuh," ujar Nazwa begitu santai.

"Sayang, kamu ga boleh buruk sangka, ga baik tau," ujar Dava menasehati dengan nada lembut.

"Yah dav, aku tau. Tapi aku ga terima aja, kalo sahabat aku di selingkuhin kaya gitu. Apalagi selama ini Mellysa cuek sama Antares."

I'm Not Fine [Completed]Where stories live. Discover now