Awal

36 4 0
                                    

Luka,tawa,tangis,bahagia itu rasa.
Gadis ini? Hampa
Beberapa tahun belakangan ini,dia lupa cara bahagia.Apa itu bahagia dengan tulus.
Bukannya tak besyukur masih bisa bernafas,hanya saja semua terasa berat nan lambat.
Berpura-pura jadi pilihan paling baik,tentu saja.
Lantas,bagaimana ?

Hidupku?
Tetap kujalani,sebisa nya,sekuat dan sebaik mungkin. Ini aku,Bulan.
Layaknya namaku,Aku ini harus bersinar,itu janjiku.

"Sedang apa Lan ?"
"Tidak ada Bu,berdiam saja"
"Merangkai kata lagi? Sudah sejauh mana buku mu?"
Kulihat wanita paruh baya itu merapikan kerudung nya,cantik sekali bidadari ku ini,batinku.
"Ditanya kok malah senyum-senyum sendiri Lan?"
Aku terkekeh " Ibu cantik sekali "
"Ibu ini dulu Kembang Desa" sahutnya bangga.
"Iya,Bulan tahu itu. Nurun ya Bu,Bulan juga cantik kan ?"
"Ya pasti lah,Kamu anak Ibu"
Aku tak menjawab lagi,senyum nya membuat semua bebanku sirna.Aku ini bisa apa,penulis amatir yang sedang merangkai karir setapak demi setapak.
"Lan,ibu mau belanja keperluan rumah.Kamu makan ya,Kebaya mu itu nanti ga dipakai sama tiang listrik ."
Aku kembali dari lamunanku " Ah,Iya Bu.Habis dzuhur Bulan makan ya.Ibu hati-hati dijalan"
"Iya,Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" tutup ku.
Sebentar lagi,gadis kecil ini akan lamaran.Lucu sekali,baru kemarin rasanya,semua berlalu begitu saja.
Disini,merenung adalah kegiatan paling tenang ku.Merangkai kalimat yang ingin kutuliskan didalam buku yang akan kuterbitkan sekali lagi.
Pikiran ku melayang,seharusnya aku ini bahagia atau tidak dengan hidupku ini?
Berat sekali rasanya.Tapi,kalau saja kejadian itu tak terjadi,aku ga akan berlari sampai kesini.
~~~
"Bu,berat tidak menjagaku sendirian?"
"Sudah hampir 10 tahun,kenapa baru tanya sekarang?"
Aku tertegun mendengar jawabannya.
"Bulan itu anak Ibu,anugerah yang tersisa dari orang  yang paling mencintai ibu setelah kakek dan nenek.Ibu bersyukur,sebelum dia pergi,Dia menitipkan mu"
"Ibu sangat mencintai Ayah?"
Dia terkekeh "Kalau tidak,mana mungkin ada kamu"
Benar juga,Pikir ku.

Pagi ini,aku punya rencana untuk pergi keluar sebentar.Berjalan menyusuri sekitaran perumahan sederhana tempat aku bersembunyi beberapa tahun belakangan.Tidak ada yang istimewa,hanya perumahan biasa beserta lingkungan yang cukup tenang,seolah semua mendukung sebagian diriku,Senyap.
Puas berkeliling,aku duduk dikursi taman,dengan headset dikedua telingaku,tidak ada yang istimewa dari semua playlist ini,kuputar acak.

"Sudah sarapan,Lan?"
Aku tersentak melihat calon tunangan ku.Sejak kapan Dia disini? Batinku.
"Beberapa menit lalu.Bubur ayam seperti nya lumayan untuk sarapan,Mau ikut?"
"Ah,aku ikut."
Dia tersenyum kecil,lalu berdiri dan mulai beranjak dari kursi menuju mobilnya yang terparkir di depan taman,aku mengekori nya.
"Kenapa keluar sepagi ini sendirian?"
"Sepagi ini? Sudah pukul 8 Fa". Jelas ini pagi biasa,mana bisa dianggap sepagi pagi nya.
"Iya deh,Aku ganti topik pertanyaan aja.Gimana buku kamu?"
"Stuck disitu,Aku ga ada ide." Kulihat dia mengangguk.
"Hmm, 2 bulan lagi.Mama kangen kamu Lan" sesekali dia melirikku.
"Kamu ga ajak aku,ya gimana mau ketemu Mama Fa." Kulihat senyumnya mengembang.
"Nanti sore aku jemputnya,sekalian ketemu Ibu.Pagi ini aku culik anak gadisnya diam-diam".
Aku terkekeh.
Zakiel Refa Pratama,Calon tunanganku.Pria yang berhasil merebut hati ku,tawa ku,tangis ku,kuat ku dan egois ku.Jangan tanya apa yang membuatku bisa membiarkannya memasuki duniaku,jelas saja Dia yang sangat bersikeras.
"Kenapa kamu sesempurna ini Lan?"
Aku menoleh. "Cintaku bertambah setiap senyum itu mengembang". Lanjutnya.
Dasar,aku ini juga wanita.Mana bisa pipiku ini tidak memerah saat lelaki disebelah ku terang-terangan menggodaku.
"Jangan pudar,barang sedikit.Ini perintah bukan permintaan." Dia mengusap rambutku pelan.
Ya Tuhan,Dia ini calon tunangan ku kah?
"Ayo turun,makan yang banyak.Pesan Ibu begitu".
Aku mendesah,sudah pasti.Mana mungkin dia berani membawa ku pergi tanpa laporan ke Ibu.
"Kamu tidak dipihakku ya" Ajukku.
"Dipihak mu,selalu.Aku ini sebagian darimu." Protesnya.

Hii,Ini aku Alaan.Kubawakan cerita baru,Bulan judulnya.Seberkas cahaya yang tak pernah padam walau hanya sedikit,walau kadang tertutup dan tersembunyi awan.Kuharap bisa mengisi bagian dari kalian.Terimakasi🙏

BulanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora