Friendzone.

29 6 0
                                    


Aku Sheryl Agatha Myeisha seseorang yang tidak beruntung didunia ini. Mengapa aku tidak beruntung? Karena aku ditakdirkan berbeda dari yang lain.

Aku tidak pernah merasakan yang namanya kebahagiaan seutuhnya. Hanya kebahagiaan sementara, yang kini ku gengam.

Hanya kata andai yang kini ku ukir, aku tau sekali bahwa ini semua adalah bentuk rasa sayang Tuhan kepada ku. Tapi mengapa ini sangat berat? Sehingga aku sulit untuk tetap tersenyum.

Di sisi lain aku beruntung memiliki sahabat yang selalu ada untuk ku. Dia menjadi semangat hidup ku. Kedua orang tua ku telah meninggalkan dunia, kini aku hanya mempunyai sahabat ku. Soal biaya hidup itu semua dari warisan Ayah untuk ku.

Rasanya tidak adil saja, aku dilahirkan dengan kondisi seperti ini. Aku mempunyai penyakit Paraplegia yaitu kelumpuhan pada kedua kaki aku.

Semua karena kecelakaan waktu aku masih anak-anak. Aku perempuan lemah, aku tidak kuat untuk tetap tersenyum diatas penderitaan ini.

"Rly, kenapa masih diluar? Masuk gih, " Ujar seseorang lelaki tampan.

"Nanti aja yah, aku masih liat hujan, " Ujar aku.

"Entar sakit loh, " Ucapnya.

"Engga kok, " Ujar ku menyakinkan.

Dia sahabat aku Michael Nishad Ayidin, jujur aku sudah menyukainya sejak lama. Tapi aku tak mau mengungkapkannya, aku takut dia tidak menerimanya dan pergi meninggalkan aku sendiri.

Sudah cukup aku menderita, dan kini aku tidak mau lagi kehilangan orang yang aku sayang. Dia tinggal di sebelah apartemen aku, dia yang selalu membantu ku untuk pergi bersekolah. Dia yang selalu membuat masakan untuk ku, dia yang selalu membantu ku jika aku kesusahan.

Bagaimana aku tidak memiliki rasa untuknya, aku hanya berharap semoga rasa pedulinya, perhatiannya, itu semua sebagai bentuk cintanya untuk ku.

"Assalamualaikum, " Ujar seseorang yang tidak aku kenali, dia masuk ke apartemenny Michael.

"Walaikum salam," Jawab ku.

"Walaikum salam, mari masuk Sasa, " Ajak Michael.

"Apa kabar Michael? " Tanya Sasa.

"Aku sangat baik, " Ujar Michael.

Entah mengapa ada rasa sesak ketika Michael dekat dengan wanita itu. Wanita yang bernama Sasa dan dia sangat sempurna, kulit putih, rambut panjang dan lurus, lesung dikedua pipi, dan senyum yang ramah. Entah kenapa aku merasa sangat iri dengennya.

"Owh, yah Sasa, kenalin dia sahabat aku," Ujar Michael.

"Owhh, hai nama kamu siapa, " Ucapnya dengen senyum ramah.

"Aku, Sherly, " Ujar Aku.

"Owh, nama yang bagus seperti yang mempunyainya. " Puji Sasa.

"Teriam kasih, kau jauh lebih sempurna. " Ujar diri ku.

"Semua makhluk Tuhan sempurna, jangan anggap dirimu tak sempurna, terus semangat yahh," Ucap Sasa.

Aku hanya tersenyum simpul, aku merasa iri akan tatapan Michael ke Sasa begitu berbeda saat dia manatap ku. Aku hanya bisa berharap, semoga Michael tak pernah mencintainya.

"Mari kita makan, " Ajak Michael, seraya mendorong kursi roda ku.

Aku hanya menyimak obrolan mereka, kadang mereka mangajak ku untuk bergabung. Namun, aku menggelengkan kepala ku dan tetap tersenyum, menjaga rasa sesak di dada ku.

Akhirnya Sasa pulang, dan aku bisa mengobral hanya berdua dengan Michael. Tapi jauh dari imajinasi ku, Michael merasa lelah dan ia menyuruh ku untuk istirahat. Aku tidak bisa membantahnya apalagi menolak setiap permintaan.

JULI TEENFICTION : FRIENDZONE Where stories live. Discover now